Ulos Ragi Hotang di Mata Najwa

Ulos Ragi Hotang di Mata Najwa menjadi viral. Karena si pembawa acara, Najwa Shihab mengenakan kain yang merupakan ciri khas orang Batak, Sumatera Utara itu. Thanks, Mauliate Godang untuk Najwa Shihab dan Mata Najwa.

 

Tentang Ulos Ragi Hotang

Mungkin, kalau nggak dipakai Najwa saat memandu acara tersebut yang menghadirkan narasumber dua orang anak Presiden Jokowi, Ulos Ragi Hotang ini hanya segelintir kain nasional yang tidak terkenal dibanding kain-kain khas Indonesia lainnya. Bahkan untuk ulos saja, Ragi Hotang kalah terkenal dengan Ulos Sadum, yang memiliki corak yang indah.

Karena itu saat Ulos Ragi Hotang di Mata Najwa, orang khususnya orang Batak ‘termelek-an’ dengan keberadaan ulos ini. Orang Batak berlomba-lomba menyebarkan rasa kagumnya karena Ulos dipakai Najwa Shihab. Mengucapkan terima kasih berkat Mata Najwa, kain ulos semakin dikenal. Dan sebagainya, sehingga selama beberapa hari jagat dunia online terutama di sosial media, peduli dengan keberadaan Ulos Ragi Hotang ini.

Dan, sebagai orang Batak, saya pun ikut bangga dan terharu, melihat Ulos Ragi Hotang di Mata Najwa. Saya teringat berlembar-lembar ulos Ragi Hotang yang saya dan Mas Iwan terima saat pernikahan.

Ulos Ragi Hotang adalah ulos yang diberikan kepada sepasang pengantin, yang disebut juga dengan Ulos Hela. Pemberian ulos Hela memiliki makna bahwa orang tua pengantin perempuan telah menyetujui borunya, putrinya, diperistri oleh laki-laki yang telah di sebut sebagai “Hela” (menantu).

Pemberian ulos ini selalu disertai dengan memberikan mandar Hela (Sarung Menantu) yang menunjukkan bahwa laki-laki tersebut tidak boleh lagi berperilaku layaknya seorang laki-laki lajang tetapi harus berperilaku sebagai orang tua. Dan sarung tersebut di pakai dan dibawa untuk kegiatan-kegiatan adat.

Baca juga: Hormat dalam Perbedaan

 

Ulos Ragi Hotang di Mata Najwa menyadarkan orang Batak.

Mengapa? Karena, Ulos Ragi Hotang cantik juga dijadikan pakaian terutama pakaian untuk perempuan.

Selama ini, orang Batak terutama saya sih, menjadikan ulos Ragi Hotang sebagai home decor seperti taplak meja, penutup sofa, alas bantal, dan sebagainya. Paling, kalau semisalnya ada acara-acara peringatan nasional di sekolah anak-anak, saya memakaikan Ulos Ragi Hotang, sebagai bawahan, atau disampirkan sebagai selendang.

Padahal ya, Ulos Ragi Hotang ini paling banyak dimiliki orang Batak. Karena di acara pernikahan, pesta adat, ulos inilah yang banyak diberikan karena dianggap sebagai berkat bagi pasangan pengantin dan keluarganya.

Ulos Ragi Hotang adalah satu jenis kain ulos dari berbagai jenis ulos Batak. Ada 19 jenis ulos, kalau tidak salah.

Ulos Ragi Hotang di Mata Najwa

Dokumentasi Mata Najwa

Suku Batak di Indonesia

Di luar Pulau Sumatera khususnya Sumatera Utara, orang Batak mungkin tidak sebanyak orang Jawa. Namun, orang Batak adalah orang yang paling bangga dengan identitasnya. Di mana pun berada, orang Batak akan selalu menggunakan identitasnya berupa marga. Jarang saya melihat orang Batak yang tidak menggunakan marganya.

Suku Batak sendiri terdiri dari 6 puak yaitu Batak Toba, Batak Karo, Batak Pakpak, Batak Simalungun, Batak Angkola, dan Batak Mandailing.

Batak Toba dan Simalungun berada di Tapanuli Utara. Karo, Pakpak dan Angkola, dan Mandailing di Tapanuli SelatanSebagian besar orang Indonesia mungkin hanya mengenal Batak Toba, Mandailing dan Karo, sebagai puak besar.

Dalam falsafah hidup, suku Batak mempunyai pedoman yaitu Dalihan Na Tolu, kerangka yang meliputi hubungan-hubungan kerabat darah dan hubungan perkawinan yang mempertalikan satu kelompok.

Dalam adat batak, Dalihan Natolu ditentukan dengan adanya tiga kedudukan fungsional sebagai suatu konstruksi yang terdiri dari tiga hal yang menjadi dasar bersama, yaitu:

  • Pertama, Somba Marhulahula/semba/hormat kepada keluarga pihak Istri.
  • Kedua, Elek Marboru (sikap membujuk/mengayomi wanita)
  • Ketiga, Manat Mardongan Tubu (bersikap hati-hati kepada teman semarga)

Dan yang sangat penting lainnya bagi orang Batak adalah: Tarombo! Atau silsilah. Jangan sampai kita sebagai orang Batak tidak mengetahui silsilah atau tarombonya. Bisa-bisa salah pergaulan 🙂

Orang Batak wajib tahu silsilahnya. Seperti saya, boru Sibarani dari Sitakkola. Karena Sibarani pun ada yang dari Nasapulu. Dan sebagai boru Sibarani, saya tidak boleh menikah dengan sesama marga Sibarani, seganteng dan sepintar apa pun. Begitu pun dengan marga Sibuea, karena mereka satu keturunan, walau berbeda kakek nenek, mama papa, dan sebagainya.

Minimal sebagai orang Batak tahu nenek moyangnya yang menurunkan marganya dan teman semarganya (dongan tubu). Hal ini diperlukan agar mengetahui letak kekerabatannya (partuturanna) dalam suatu klan atau marga.

Oh ya, yang penting juga diketahui Orang Batak itu bukan Orang Medan ya. Orang Batak sendiri, orang Medan sendiri juga.  Medan adalah kota, tempat, daerah yang mempunyai penduduk asli yaitu suku Melayu Deli. Seperti orang Betawi di Jakarta. Dan, orang Batak adalah perantau di Kota Medan. Kapan-kapan mau bikin postingan tentang Medan ini ah 🙂

Baca juga: Being Minoritas

 

Ulos Batak dan Fungsinya

Sebagai orang Batak, bangga juga akan ulos sebagai salah satu kain khas Indonesia dan warisan budaya Indonesia. Wastra Nusantara. (Wastra, berasal dari bahasa Sanskerta,  yang berarti sehelai kain yang dibuat secara tradisional)

Berikut ini Ulos Batak dan Fungsinya yang saya kutip dari Batak Network.

  1. Ulos Antak-Antak
    Ulos Antak-Antak dipakai sebagai selendang orang tua untuk melayat orang meninggal, dan dipakai sebagai kain dan biasa dililit / hohop-hohop waktu acara manortor.
  2. Ulos Bintang Maratur
    Merupakan ulos yang paling banyak kegunaannya di acara-acara yakni: Diberikan kepada anak yang memasuki rumah baru oleh orang tua, diberikan waktu selamatan Hamil 7 Bulan oleh orang tua, tetapi lain halnya kalau di Tarutung Ulos ini yang diberikan waktu acara suka cita (“gembira”), diberikan kepada Pahompu (cucu) yang baru lahir, parompa (kain gendong, red).
  3. Ulos Bolean
    Ulos ini dipakai sebagai selendang pada acara-acara kedukaan.
  4. Ulos Mangiring
    dipakai sebagai selendang, Tali-tali. Ulos ini juga diberikan kepada anak cucu yang baru lahir terutama anak pertama yang dimaksud sebagai Simbol keinginan agar si anak diiringi anak yang seterusnya, bahkan Ulos ini dapat dipakai sebagai Parompa.
  5. Ulos Padang Ursa
    Ulos Padang Ursa ini dipakai sebagai Tali-tali dan Selendang.
  6. Ulos Pinan Lobu-Lobu
    Ulos Pinan Lobu-Lobu ini dipakai sebagai Selendang.
  7. Ulos Pinuncaan
    Ulos ini sebenarnya terdiri dari lima bagian yang ditenun secara terpisah yang kemudian disatukan dengan rapi hingga menjadi bentuk satu kain ulos yang kegunaannya antara lain:Ulos ini dapat dipakai berbagai keperluan acara-acara duka cita atau suka cita, dalam acara adat ulos ini dipakai/ disandang oleh Raja-Raja Adat maupun oleh Rakyat Biasa selama memenuhi pedoman misalnya, pada pesta perkawinan atau upacara adat suhut sihabolonon / Hasuhutonlah (“tuan rumah”) yang memakai ulos ini, kemudian pada waktu pesta besar dalam acara marpaniaran, ulos ini juga dipakai/ dililit sebagai kain/ hohop-hohop oleh keluarga hasuhuton, dan Ulos ini sebagai Ulos Passamot pada acara Perkawinan.
  8. Ulos Ragi Hotang
    Ulos ini biasa diberi kepada sepasang pengantin yang disebut sebagai Ulos Hela.
  9. Ulos Ragi Huting
    Sekarang sudah jarang dipakai, konon jaman orang tua dulu sebelum merdeka, anak-anak perempuan pakai Ulos Ragi Huting ini sebagai pakaian sehari-hari dililit didada (Hoba-hoba), dan kemudian dipakai orang tua sebagai selendang apabila bepergian.
  10. Ulos Sibolang Rasta Pamontari
    Ulos ini kalau jaman dulu dipakai untuk keperluan duka dan suka cita, tetapi pada jaman sekarang ini sibolang bisa dikatakan symbol duka cita, dipakai juga sebagai Ulos Saput (yang meninggal orang dewasa yang belum punya cucu), dan dipakai sebagai Ulos Tujung (Janda/Duda yang belum punya cucu), dan kemudian pada peristiwa duka cita Ulos ini paling banyak dipergunakan oleh keluarga dekat.
  11. Ulos Sibunga Umbasang dan Ulos Simpar
    Biasanya, Ulos Sibunga Umbasang dan Ulos Simpar ini dipakai sebagai Selendang.
  12. Ulos Sitolu Tuho
    Ulos ini dipakai sebagai ikat kepala atau selendang wanita
  13. Ulos Suri-suri Ganjang
    Dipakai sebagai Hande-hande pada waktu margondang, dan dipergunakan sebagai oleh pihak Hula-hula untuk manggabe i borunya karena itu disebut juga Ulos gabe-gabe.
  14. Ulos Simarinjam sisi
    Ulos Simarinjam Sisi ini biasa dipakai sebagai kain, dan juga dilengkapi dengan Ulos Pinuncaan disandang dengan perlengkapan adat Batak sebagai Panjoloani yang memakai ini satu orang paling depan.
  15. Ulos Ragi Pakko
    Ulos Ragi Pakko ini biasa dipakai sebagai selimut pada jaman dahulu dan pengantar wanita yang dari keluarga kaya bawa dua ragi untuk selimut yang dipergunakan sehari-hari, dan itu jugalah apabila nanti setelah tua meninggal akan disaput pakai Ragi ditambah Ulos lainnya yang disebit Ragi Pakko lantaran memang warnanya hitam seperti Pakko.
  16. Ulos Ragi Harangan
    Ulos Ragi Harangan ini, pemakaiannya sama dengan Ragi Pakko.
  17. Ulos Tumtuman
    Ulos Tumtuman ini, biasa dipakai sebagai tali-tali yang bermotif dan dipakai anak yang pertama dari hasuhutan.
  18. Ulos Tutur-Tutur
    Ulos Tutur-tutur, dipakai sebagai tali-tali dan sebagai Hande-hande yang sering diberikan oleh orang tua sebagai Parompa kepada cucunya.

Ulos Ragi Hotang di Mata Najwa

Seperti itulah ulos dan fungsinya. Ulos Ragi Hotang di Mata Najwa membuat orang Batak bangga akan identitasnya.

16 Comments

  1. Lusi March 8, 2016
  2. Rosanna Simanjuntak March 8, 2016
  3. lia lathifa March 5, 2016
  4. lieshadie March 2, 2016
  5. sinta hipnoterapi March 2, 2016
  6. Izzah Annisa March 2, 2016
  7. Uci March 1, 2016
  8. cumilebay March 1, 2016
  9. Murni Rosa February 29, 2016
  10. Istiana Sutanti February 29, 2016
  11. diba February 29, 2016
  12. @danirachmat February 28, 2016
  13. Bambang Irwanto February 28, 2016
  14. Susan. February 28, 2016
  15. monda February 28, 2016
  16. Mugniar February 28, 2016

Leave a Reply