Tentang Proses Melahirkan

Dompleng cerita kelahiran cucu pertama Presiden SBY, yang lahir tepat pada Hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia, 17 Agustus 2008, yang kemudian ramai diberitakan kalau kelahiran itu sengaja dipas-pas-in dengan HUT RI, karena prediksi kelahiran sebenarnya pada tanggal 4 – 7 September 2008.

Kata tim dokter, pertimbangan percepatan kelahiran karena pertimbangan medis, yaitu maturasi, dimana ari-ari (plasenta) yang lebih cepat matangan dari waktu kelahiran. Katanya, kalau ngak dipercepat kelahirannya, maka apgar (nilai kelincahan bayi) akan rendah, misalnya bayi lambat menangis.

Sepengetahuan saya, dari konsultasi dengan dokter kandungan selama 2 kali hamil, apgar itu diperlukan untuk mengetahui kondisi bayi sesaat setelah lahir dan antisipasinya bayi terhadap dunia luar.  Karena itu biasanya, kalau anak bayi baru lahir, suka dicubit atau ditepuk pantatnya supaya menangis. Waktu Kayla lahir, yang terpaksa dilahirkan secara sectio caesar karena pertimbangan medis, dokter harus menepuk pantat Kayla berkali-kali, supaya keluar tangisannya.

Huhuhu…jadi ingat pengalaman melahirkan Kayla yang penuh dengan kejadian mengharukan, dan sempat bikin saya trauma dengan yang namanya bidan.

Sewaktu hamil Kayla, saya itu berobat di dua tempat, Rumah Sakit Budi Kemuliaan (tempat Lily lahir) dan Klinik Bidan didekat rumah. Dengan pertimbangan, jika pada saat mules2 di kantor bisa segera ke RSB Budi Kemuliaan dan kalau di rumah, ke bidan saja, karena saat itu dokter memperkirakan saya bisa melahirkan secara normal seperti anak pertama. Prediksi kelahiran Kayla adalah tanggal 18 – 25 Desember 2004.  

Karena dokter memprediksikan tanggal segitu, saya pun berniat melahirkan di rumah sakit dan akan mengungsi dari rumah di Bekasi kerumah Mama di Tanjung Duren, yang lebih dekat ke RSB Budi Kemuliaan. Karena hingga 17 Desember belum ada tanda-tanda akan melahirkan, saya pun memutuskan untuk kerumah Mama di Grogol, pada tanggal 18 Desember 2004, dengan pertimbangan kalau terjadi apa-apa, lebih dekat ke RSB Budi Kemuliaan.

Ndilalah, pada 18 Desember itu sewaktu buang air kecil, ada flek-flek berwarna merah muda. Berdasarkan pengalaman melahirkan pertama, saya merasa itu tanda melahirkan. Kemudian saya memutuskan untuk ke bidan dekat rumah itu. Ternyata Si Ibu Bidan sedang ke RS Mitra Keluarga. Saya pun diperiksa sang asisten dan katanya sudah pembukaan satu.

“Udah mules blum ?, tanya asistennya.
“Belum”, jawab saya.
“Rumahnya deket kan ? Pulang aja deh dulu nanti sekitar jam 3 atau kalau sudah mules datang lagi kesini,” kata asistennya.
“Tapi saya pipis..pipis terus suster”.
“Gak apa-apa itu”, jawab asisten.

Akhirnya saya dan Mas Iwan pulang. Tapi, orang tua saya, malah marah-marah dan suruh saya kembali ke bidan, karena saat itu pipis yang saya rasakan adalah air ketuban yang terus mengucur. 

“Kok begitu sih. Itu yang keluar bisa-bisa air ketubanmu. Hati-hati jangan sampai kehabisan, nanti anakmu bahaya”, kata Mama saya.

Kembali ke klinik, ternyata sang bidan belum kembali dan lagi-lagi sang asisten menyuruh saya pulang. Katanya kok ibu gak percaya sih sama omongan saya.

Kami pun memutuskan untuk ke RSB Budi Kemuliaan. Entah kenapa, dalam perjalanan di tol Cakung – Jakarta, macet. Kami yang dari rumah berangkat ukul 11.00 sampai di RSB Budi Kemuliaan sudah sekitar pukul 13.

Saya langsung dibawa ke UGD. Trus diperiksa ternyata udah bukaan kedua. Karena gak mules, saya disuruh chek EKG, dan ternyata bayinya males bergerak. saya langsung masuk ruang bersalin dan dikasih oksigen. Trus ditanya-tanya segala macam yang bikin saya pusing. Kemudian saya ditinggal sendiri, tidak lama masuk Mama dan bilang : 

“Kamu harus tabah yah. Air ketubanmu sudah hijau. Anakmu juga terlilit tali pusar dan jantungnya sudah jarang berdetak. Anakmu gak bergerak. Jadi kamu harus dioperasi”.

Whuaaaa…..saya langsung menangis saat itu juga. Saya merasa egois dan bodoh.

Akhirnya sekitar pukul 13.45, saya masuk ruang operasi. Dan tepat pukul 14.20, Kayla lahir. Sesaat setelah Kayla lahir, dokter sempat khawatir, karena sewaktu tepukan pertama, kedua, dan ketiga di bokong, Kayla tidak mengeluar suara.

“Duh gimana nih dok,” samar-samar saya dengar suara perempuan, entah itu bidan atau perawat karena saya masih antara sadar dan tidak terpengaruh bius lokal.

“Sini saya coba,” terdengar suara laki-laki. “Bu, anaknya dipukul keras ngak apa2 yah, biar kita tahu apgarnya bagaimana ?”

Satu kali, diam. Dua kali, terdengar suara kecil. Tepukan ketiga, suara masih kecil. Mungkin karena gemas, ditepukan keempat yang keras, Kayla langsung menangis. “Alhamdulillah..Allahu Akbar, akhirnya nangis juga,” suara dokter yang membantu proses melahirkan saya.

“Wah anaknya keras nih Bu, semoga jangan keras kepala aja yah”, kata dokter sambil meletakkan saya diatas dada. Sambil memeluk Kayla, saya mengucapkan syukur tak terhingga. Dan asal tahu aja, Kayla itu mencari sendiri lho nenennya…hehehehe… jadi proses inisiasi dini, yang sekarang lagi gembar gembor dicanangkan itu sudah lama ada. Bukan proses yang baru lagi.

Alhamdulillah, sekarang Kayla sudah berumur 3,8 tahun, sudah bersekolah di kelas A, TK Bani Saleh 1. 18 Desember 2008 nanti akan berumur 4 tahun. Ini sekelumit cerita tentang proses melahirkan dengan pertimbangan medis, yang kebetulan lahir tepat sesuai prediksi dokter pada tanggal 18 Desember 2004. Ngak dimajuin, apalagi dimundurin 🙂

21 Comments

  1. weny astuti April 10, 2011
  2. Pingback: Love Letter « Cerita Cita Cinta December 18, 2010
  3. Susan May 11, 2010
  4. Pembuat Theme September 15, 2009
  5. wiwin June 17, 2009
  6. Ikkyu_san October 10, 2008
  7. Nana September 17, 2008
  8. merahitam September 1, 2008
  9. sisesu August 26, 2008
  10. endangpurwani August 26, 2008
  11. Epho August 25, 2008
  12. mutiara August 24, 2008
  13. Dini August 21, 2008
  14. de August 21, 2008
  15. Adieska August 21, 2008
  16. wiedy August 21, 2008
  17. afwan auliyar August 20, 2008
  18. Fitra August 20, 2008
  19. js August 20, 2008
  20. Yanti Wyant August 20, 2008
  21. zee August 20, 2008
  22. siDYah August 20, 2008

Leave a Reply