Cerita Ibu : Isi Tas

Hai apa kabar, terima kasih yah buat seluruh teman-teman atas doanya buat kak Lily, yang sekarang sudah lebih sehat tapi masih males sekolah…he…he…

Cerita mengenai kak Lily dan de Kayla, lagi disusun karena kebanyakan cerita yang bersiliweran di otak. Sekali ini cerita tentang Ibu yah, tapi bukan cerita ala gosip di infotainment melainkan cerita tentang isi tas ibu sehari-hari yang dibawa kerja. Ibu dapat lemparan ini dari Mamanya Mas Rafa, yang lagi asyik dengan kehamilannya (sehat selalu yah de). Kata tante De sih gak apa-apa kalau ditangkis, tapi Ibu ngerasa senang dan bangga aja mendapat lemparan dari Mamanya Mas Rafa, berarti kan Ibu diinget sama tante de…he…he… (gw geer yah de).

Tas Ibu itu terbagi dua versi : tas kerja dan tas pergi. Jangan kebayang tas pergi itu yang kecil, modis, dan anggun, tapi tas yang segede gaban karena isinya peralatan lenong anak-anak, dari mulai diapers, botol susu, peralatan mandi (kalau perginya lama), mukenah, pakaian anak-anak, dan lain-lain. Gak beda jauh, tas kerja Ibu juga gede alias tas ransel, yang muat banyak.

Mau tau isinya ? Nih dia :

1. Buku Pintar Penyuntingan Naskah karangan Pamusuk Erneste. Buku ini jadi panduan buat Ibu dalam ngedit tulisan. Bukunya bagus dan lengkap lho. Buat yang tertarik penyuntingan, buku ini rekomen deh.

2. Stereo Recording Aiwa. Radio Tape, teman setia diperjalanan. Ini sudah 5 tahun dimiliki. Sebenarnya punya yang lebih keren, Sony MP3/AM/FM, tapi karena diriku adalah orang yang setia (suit…suit…suit), selama tuh barang belum rusak dan gak bisa dipakai samsek, yah tak akan pindah kelain hati.

3. Tempat CD “Berbagi Suami”. Dapat gratis dari Wahyu (adik cowo gw), yang kebetulan jadi wartawan hiburan. Dikasih juga karena ngeliat tempat CD gw udah jelek banget 😀

4. Dompet Sophie Martin. Sudah 5 tahun dimiliki, itu juga hasil pemberian dari Wulan (adik cewe), yang lagi-lagi mangkel liat dompet gw yang ketinggalan jaman, alias panjang suranjang..he…he.. Jangan salah juga, tuh dompet tebal bukan karena banyak duitnya tapi karena kebanyakan kertas (kertas atm, struk belanjaan dan fotocopy KTP —- gw lebih sreg bawa fotocopy KTP karena trauma pernah kehilangan) dan kartu-kartu (kartu ATM, kartu pasien rumah sakit gw, suami dan anak-anak, plus kartu anggota Alfa dan Alfamart).

5. Payung warna biru. Lagi-lagi gratisan dari Bank Mandiri. Kenapa ada payung ? Bukankah lebih baik sedia payung sebelum hujan…he…he.. garing banget yah. Lebih buat persiapan aja, kalau pulang sendiri trus hujan gak perlu neduh atau bayar ojek payung.

6. Tempat air minum yang bekas Mizone. Selalu ada ditas karena gw suka merasa kehausan saat ditengah jalan.

7. Tempat pinsil. Sudah 6 tahun dimiliki. Isinya pulpen sebanyak 15 piece. Jangan heran, dari kecil gw doyan ngumpulin pinsil dan pulpen. Gw suka aja nulis sambil ganti-ganti pulpen. Ada yang isinya warna biru, merah, hitam, dan hijau. Semua pulpen itu terpakai, kalau isinya abis dibuang.

8. Agenda. Gratisan dari majalah Bazaar tahun 2005. Buat coretan-coretan kerja.

9. ID Card kantor. Kudu dibawa kalau gak mana dikasih masuk, he….he…

10. Buku Catatan Bunda, gratisan dari Majalah Good House Keeping. Kalau ini coretan-coretan pribadi, termasuk keluh kesah di kerjaan, yang sekarang ini lagi membete’kan.

Nah segitu aja isi tas Ibu. Kenapa gak ada kosmetik dan HP ? Kosmetik cukup dipakai dari rumah, udah itu bablas angine. Apalagi sejak penghancur kosmetik bertambah satu lagi maka Ibu bertekad beli kosmetik nanti-nanti saja. Sedangkan masalah HP (handphone), sudah lima bulan ini Ibu gak pake HP. Sejak kehilangan HP dan karena malas membeli yang baru, akhirnya keterusan deh gak pake HP dan ternyata Merdeka…!!!!

Nah itulah isi tas Ibu. Gara-gara lemparan tante de ini, Ibu jadi pengen tau isi tas Tante Nana, Bunda Shafa Hafiz, Tante Molly, Tante Yuni, dan Tante Widya.

Leave a Reply