Cerita Lomba Mewarnai Gramedia – BNI Tapenas


Beberapa minggu terakhir ini, banyak cerita dari kejadian yang ada di keluarga kami. Terutama terkait dengan kegiatan dan kesehatan Kak Lily.

Tanggal 6 Mei lalu, seperti yang pernah diceritakan sebelumnya, Kak Lily akhirnya mengikuti Lomba Lukis dan Mewarnai Gramedia – BNI Tapenas, di Istora Senayan, Jakarta.

Ayah, Ibu dan Kak Lily berangkat dari rumah pukul 07.00, padahal dari daftar acara lombanya dimulai pukul 08.00 dan disarankan datang 30 menit sebelum lomba. Karena sudah kesiangan akhirnya kita naik motor, takut kena macet karena dengar dari radio adanya rencana kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berdemo menyelamatkan Palestina di Kedutaan Besar Amerika Serikat.

Ayah sempat kesal dan ngomel, karena Ibu terlalu santai berangkat dari rumah. Meski merasa salah, Ibu berdalih telat karena harus nyiapin dek Kayla dulu, biar ditinggal gak rewel.

Sampai di Istora pukul 08.30. Suasana masih belum begitu ramai, tapi sudah tampak anak-anak yang akan mengikuti lomba lukis dan mewarnai. Ini bisa dilihat dari kaos seragam dan membawa papan berkaki untuk mewarnai. Alhamdulillah, ternyata lomba belum dimulai, malah ada yang baru daftar di lokasi perlombaan.

Karena kak Lily terlambat datang dan koridor tempat lomba sudah penuh, akhirnya kak Lily ditempatkan di Ruang Cempaka. Kak Lily sempet ragu waktu melihat ternyata banyak anak yang mengikuti lomba itu. Supaya Lily gak cape, Bunda menempatkan kak Lily duduk bersandar tembok. Lily tengok kanan tengok kiri. Maklum deh, ini lomba pertama interlokalnya dan semuanya peserta yang ada diruangan itu tidak ada yang dikenal sama sekali oleh Lily.

Lily sempet kagum melihat anak perempuan yang ada disamping kirinya. Anak perempuan itu tampaknya sering mengikuti lomba, dilihat dari peralatan yang dibawanya : dua tempat crayon berisi 36 warna plus crayon 12 warna yang didapat dari panitia lomba, pinsil warna (padahal gak boleh lho bawa pinsil warna), plus pakai sarung tangan ala rocker itu, supaya tangan tidak kotor.

Waktu lomba dimulai, orang tua tidak boleh mendampingi, jadi Ayah dan Ibu keluar melihat pameran buku. Waktu ditanya, apa mau ditinggal, meski sempat melirik kekiri ke kanan, Lily mengangguk setuju. Ibu bilang sama kak Lily kalau mau pipis ngomong sama kakak panitianya (kalau terserang demam malu, Lily suka tiba-tiba minta BAK). Ibu juga bilang kalau mau minum atau makan, gak usah takut, karena sudah ditanya boleh kok sambil makan minum.

Lumayan lama Kak Lily ditinggal, karena Ayah dan Ibu selesai mengelilingi arena pameran yang tidak terlalu luas, malah sempet beli beberapa buku juga. Waktu balik ke arena lomba, Ibu sempet nyesel juga karena ternyata banyak orang tua yang nungguin anaknya. Sepertinya para panitia tidak mempan menyuruh orang tua untuk keluar..he….he….

Mungkin karena baru pertama kali, Lily malah suka asyik memperhatikan sekelilingnya. Paling sering sih kak Lily memperhatikan anak yang disamping kirinya. Anak perempuan itu mengerjakan pewarnaan dengan cepat. Malah dia bikin kreasi sendiri. Kalau Lily terkesan hati-hati, sampai Ibu geregetan sendiri karena banyak bidang yang belum diselesaiin kak Lily, padahal waktu lomba sudah hampir selesai.

Kak Lily mulai terserang virus malas menyelesaikan ketika melihat anak-anak lain satu persatu menyelesaikan gambarnya dan menyerahkan ke panitia. Apalagi ditambah ada seorang ibu yang sibuk mengejar anaknya dan memaksa anaknya untuk menyelesaikan pekerjaannya, Lily malah tampak asyik melihat ibu dan anak itu.

Lily pun menyelesaikan pekerjaannya pada bagian yang penting-penting saja. Yah sudah, gak apa-apa, kalau dipaksa juga percuma pasti hasilnya malah jadi jelek dan anaknya cemberut. Yang penting bukan juaranya, tapi keberaniannya untuk berinteraksi dengan dunia baru.

Tepat pukul 11.00, lomba mewarnai selesai. Seluruh peserta disuruh menunggu pengumuman pemenang pada pukul 12, dengan melihat pameran dan acara lomba lainnya. Kami pun menunggu, bukan untuk menunggu pengumuman (karena memang gak berharap menang) tapi karena Ibu harus bertemu teman-teman di Milis Penulis Lepas (PL), yang janjian untuk bertemu di acara itu.

Takut Lily bosan kalau ikutan ketemuan sama teman-teman Ibu, Ayah mengajak Lily untuk lihat-lihat acara lomba yang lain. Gak dapat duduk didepan panggung utama, Lily minta ngajak duduk di bangku stadion. Gak tanggung-tanggung, minta duduknya yang diatas banget, sampai Ibu gak berani naiknya (maklum, Ibu rada-rada parno sama ketinggian).

Mungkin sudah bosan, waktu Ibu sedang asyik membahas rencana yang akan diadain sama teman-teman milis PL, ayah dan kak Lily, ikutan gabung. Kebetulan Bang Jonru (founder milis PL), membawa anaknya Fia, yang kemudian asyik bermain sama Lily.

Sudah selesai pembahasannya dan setelah sholat dhuhur, kita pun pulang kerumah pukul 13.30. Ditengah jalan kak Lily sempet tidur, dan repotnya naik motor, kalau anak tidur jalan harus pelan dan mau gak mau anak sebesar Lily harus dipangku.

Karena tadi sebelum pulang, Lily sempat minta makan, kita singgah dulu ke warung Soto Gebrak di Tebet. Warung ini langganan Ayah dan Ibu sewaktu masih ngontrak di Bukit Duri (Lily masih dalam perut waktu itu). Mungkin karena lapar, Lily habis satu piring makannya. Oh ya, waktu di Istora gak makan karena Lily gak cocok sama makanannya.

Dalam perjalanan pulang, sempet ngerimis. Kita berhenti sebentar untuk pakai jas hujan. Dasar anak-anak, Lily itu paling seneng kalau hujan-hujanan. Udah dipakaiin jas hujan, eh tangannya masih dikeluarin untuk ngerasain air. Untung hujannya gak gede, tapi sempat jadi pelampiasan rasa bersalah, sewaktu hari Selasanya kak Lily jatuh sakit. Cerita tentang sakitnya kak Lily, akan dilanjut nanti yah. Sekarang nikmati dulu deh yang ini 🙂

Leave a Reply