Teman saya, Kiky, pekerja merangkap mahasiswi itu, suka sekali dengan makanan khas Negeri Matahari Terbit, Jepang. Salah satunya adalah sushi. Beberapa kali, dia mengajak saya untuk makan sushi, namun hanya sesekali saya terima, karena buat saya, sushi tidak mengenyangkan.
Menurut Wikipedia, sushi adalah makanan khas Jepang, yang terdiri dari nasi yang dimasak (shari), yang dikombinasikan dengan bahan lainnya (neta). Neta yang umumnya adalah makanan laut (ikan-ikanan).
Seperti yang saya baca dari berbagai postingan blognya Kak Imelda, banyak peristiwa penting yang menghidangkan sushi sebagai menu utamanya. Misalnya saja kebiasaan makan sushi gulung malu-malu pada Hari Setsubun. Foto-foto sushi di blog kak Imelda mengundang selera, dan kesukaan Kiky terhadap makanan itu membuat saya penasaran ingin tahu seberapa enaknya sushi menyushi itu.
Kesempatan menikmati sushi sepuas-puasnya datang melalui undangan Ina, teman blogger di Kopdar Jakarta, untuk mencoba berbagai menu sushi di restoran Sushi Groove di Sudirman, Citywalk, Jakarta, pada hari Jumat, 29 April lalu. Rupanya, restoran sushi itu sedang mengadakan acara panel food tasting menu untuk teman-teman blogger.
Dalam acara itu, ada 12 menu sushi yang disajikan. Yang semuanya harus dicicipi, untuk mengetahui bagaimana rasanya, penyajiannya, cukup tidak porsinya, dan penampilan sushi itu menarik atau tidak.
Pertama kali yang dihidangkan ada tiga jenis sushi, yaitu Mango Megumi Roll, Saboro Chicken Roll, dan Shibuya Roll.
Saat memakan Mango Megumi, buah mangga di campuran salmon terasa segar, ditambah dengan siraman krim kejunya, membuat sushi ini menjadi salah satu favorit saya. Penampilannya juga mengundang selera. Tak salah, sushi ini menjadi pilihan pertama yang disajikan.
Rasanya ingin tambah satu potong lagi sushi Mango Megumi. Tapi berhasil diredam, saat melihat penampilan sushi kedua, Saboro Chicken. Sushi yang isinya terdiri dari kani salad, tuna dan alpukat yang segar. Saat pertama kali mengunyah, irisan alpukat dalam gulungan tuna dan salad, menambah manis rasa sushi tersebut. Menu ketiga ditutup dengan mencicipi Shibuya Roll. Sushi yang digulung dengan tuna segar, udang, dan unagi yang lezat membuat tempura terasa renyah. Nikmat!
Belum juga selesai mencicipi ketiga menu pertama, sushi gelombang kedua datang berturut-turut. Aligator Roll, Unamon Roll, dan Firefly Roll. Penampilan ketiga sushi tersebut membuat lidah berdecak untuk segera melahapnya. Hmmm, pasti lebih nikmat lagi, pikir saya.
Tiga sushi dengan rasa pedas, asam dan manis. Sushi rasa pedas pertama adalah Firefly Roll, sushi dengan campuran ebi tempura, salmon dan tuna. Sementara Aligator, paduan tempura gindara yang crunchy yang disiram dengan saus manis pedas, diatasnya ditaburi potongan alpukat, terasa segar di lidah. Sementara, salmon dengan bumbu uangi, dan kani tempura roll diatasnya, membuat Unamon Roll, lumayan enak dinikmati.
Setelah meminum teh ocha dingin, saya lalu melanjutkan menyantap enam jenis sushi lainnya yang disajikan oleh Sushi Groove. Keenam sushi itu adalah Deep Forest Roll, Angry Bird Roll, Devil Tuna Roll, Black Pearl Roll, Salmon Mentai Roll, dan Pirate’s Roll.
Yang jelas, saya sampai begah memakan ke-12 sushi tersebut, padahal cuma satu atau dua potong tiap jenisnya. Dan, baru kali ini saya merasa kenyang karena makan sushi. Dari 12 jenis sushi yang disajikan, saya senang melahap Mango Megumi, Black Pearl, Salmon Mentai, dan Aligator Roll. Jadi, Ky, gue mau lagi deh ditraktir sushi di Kiyadon 🙂
ps:
sebagian foto adalah hasil bidikan Yusman Firmansyah (@umenumen)
idih jadi pingin coba icip icip makanan ini. kelihatannya enak dan mantab ,,,
ya ampunnn….bangga bener gue masuk blognya kak ina! *nangis terharu*
makanan sushi memang menjadi trend terendiri. Selain enak di konsumsi , makanan ini juga sangat baik untuk kesehatan tubuh kita.
🙂
Jadi….
Indah sekarang sudah suka sushi?
Saya dari dulu suka sushi…sering jalan-jalan sama si bungsu, makan sushi sambil melihat pemandangan orang berjalan-jalan.
Katanya kalau gratisan pasti enak kak.
Tapi entah ya, aku sendiri jarang makan sushi….
Tapi kalau diajak gratisan, aku sih mau aja… :))
—–
Hahaha, iya benar, gratis memang enak.
Bagaimana kalau kita minta traktir si Kiky 🙂
misi… saya juga sudah update lho :))
—–
Asyikkkk, segera meluncur 🙂
(Injul)
huahh..bikin ngiler liat foto-fotonya..
——
hehehehe, maafkan 🙂
(Injul)
Nama sushinya unik2 yah 😀
Btw, saya belum pernah makan sushi.
Bukannya gak pengen, tapi di jayapura belum ada 😆
—-
Semoga segera ada di Jayapura ya 😀
(injul)
waw waw waw.. bikin ngiler. tapi sebenernya gak enak ya? kemungkinan seh, karena masaknya gak cocok dengan mulut kebanyakan orang indonesia
wah, saya lebih suka masakan tradisional sih…
wah… kayaknya enak sih ….
fotonya dibesarin mba, biar tambah ngiler aja yang mampir sini 😈
salam kenal blogger
*sodorin macca tea
ya ampun mba Indah….. ngeliatnya aja langsung laper….
*tutup tab di browser biar gak ngiler*
seumur2 baru sekali saya makan sushi. dan sampe skrg lupa makanan apa yg kumakan waktu itu, karena namanya susah sya inget2 hahaha..
kapan mba kita makan sushi?
lo tentuin waktu dulu deh kak. Secara sibuk banget ajeee
traktir mah gampang, ya kan ky? *clingak clinguk nyari kiky*
jiahhhhhhhhh, masih sushi juga.. tadi disana sushidisini sushi juga./….
Hai Mbak Indah,
Setelah saya melanglang restoran sushi-sushian di Indonesia, saya mutusin bahwa sushi itu nggak bikin kenyang kalau: Makannya cuman satu macem! Hahaha!
Jadi kalau mau kenyang, biasanya saya pesan dua macam menu sushi, dengan syarat bahwa sushi itu harus saya habiskan sendiri (nggak bagi-bagi sama partner makan saya). Sebenarnya rasa kenyang itu kan timbul kalau kita sudah makan cukup banyak karbohidrat, dan sebetulnya karbohidrat yang terkandung dalam dua porsi sushi sama dengan makan sepiring nasi biasa sehari-hari.
Yah, tentu saja saya nggak menampik bahwa kenyang juga berkaitan dengan faktor selera. 🙂
Belum terlalu suka dengan sushi, mungkin kalau udah nyoba yang ini bisa lebih cocok di lidahku ya.
makanannya enak-enak ya jadi laper 🙂
hehheh semua sushi di atas adalah improvisasi sushi yang sebenarnya di Jepang. Jangan harap bisa menemukannya di restoran sushi terkemuka di Jepang. Atau menghafal nama-namanya lalu minta dibuatkan di Jepang. Semuanya sudah disesuaikan dengan lidah orang Indonesia. Sudah pasti enak!
Karena pada dasarnya orang Jepang menilai sushi dari keaslian dan kesegaran hasil laut (karenanya biasanya dalam keadaan mentah) yang ditaruh di atas nasi bercuka. Jadi jarang dicampur beberapa bahan, atau diberi saus/bumbu. Sausnya hanya kecap asin, dengan irisan jahe bagi yang suka.
Jadi aku setuju kalau resto sushi di Indonesia banyak yang bernama Funky atau Groove 😀
EM
sushi tasting? jadi gratis tuh makan di sushigroove nya? asik amat.. hehehe