Embun di Atas Daun Maple
Saya suka daun Maple. Entah kenapa, walau belum melihat wujud aslinya, saya langsung suka melihat daun Maple saat menonton drama-drama Korea dan Jepang yang beberapa kali menampilkan daun maple yang berguguran. Daun maple juga menjadi lambang pada bendera negara Kanada.
Makanya, ketika dimention Iman tentang mengulas novel yang berjudul Embun di Atas Daun Maple, saya langsung mengajukan diri. Selain penasaran dengan isi novel, saya langsung jatuh cinta dengan cover buku tersebut.
Tentang Novel Islami
Don’t judge the book from the cover!
Itu berlaku pada novel karya Hadis Mevlana terbitan Tiga Serangkai ini. Mungkin, ada yang menduga bahwa buku ini mendompleng kesuksesan novel Islami Ayat-Ayat Cinta, dengan melihat cover atau blub novel ini. Oh ya, sebagai catatan, saya belum membaca novel Ayat-Ayat Cinta dan karya Habiburrahman el Shirazy lainnya, meski pun saya memiliki novel-novelnya. Jangan tanya kenapa nggak baca tapi punya bukunya, lebih sebagai koleksi saja 😀
Saya pun sempat terpikir bahwa novel ini temanya tidak jauh beda dengan novel-novel Islami yang banyak mengambil setting mahasiswa Indonesia berkuliah di luar negeri. Apalagi melihat ketebalan novel yang mencapai 280 halaman +, nyaris saja yang batal membacanya.
Kembali lagi, Don’t judge the book from the cover!
Saya jatuh cinta dengan novel ini yang bertaburan puisi-puisi dengan makna yang dalam.
Saya suka novel ini karena menyampaikan berbagai pandangan tentang agama dengan kesan menggurui. Tak perlu teori-teori yang bikin ruwet, untuk menyebarkan toleransi beragama.
Saya yakin, novel Islami ini berbeda dari novel-novel lainnya.
Saya banyak belajar tentang agama saya sendiri, Islam, melalui jalinan cerita pada novel ini dengan tokoh-tokoh cerita seperti Sofyan, Kiara yang cerdas, Felix, Frizt dan Eva.
Ada hal yang menarik bagi saya, yaitu tentang haid wanita dalam cerita tersebut. Bisa menjadi acuan buat saya, untuk menjelaskannya kepada tiga anak perempuan saya, yang dua di antaranya menjelang remaja.
Walau memang jalinan cerita terasa datar karena kurang gregetnya penulis mengangkat konflik, dan terbaca penulis lebih asyik dengan diskusi-diskusi antar agama (yang untungnya disajikan dengan cerdas oleh penulis), namun novel Islami ini patut dijadikan bacaan terutama yang ingin belajar tentang Islam – Kristiani, dan menyajikan toleransi beragama yang indah.
Kalau ditanya berapa bintang yang akan saya kasih di Goodreads untuk novel Islami ini? Dua setengah bintang 🙂 kalau saja konfliknya kuat, Embun di Atas Daun Maple ini layak mendapat tiga bintang.
Sahabat Blogger suka membaca buku apa?
romantis pisan daun gugur..daku sukanya baca novel drama atau pembunuhan mba hehehe…
Saya tidak pernah membaca novel hehe
salam kenal Mba Juli. awalnya saya pikir buku ini buku psikologi, ternyata banyak kisah di dalamnya, siap2 diangkat jadi film nih 🙂
Aku juga ada beberapa buku yg cuma beli doang gak aku baca sampe sekarang *hampir setahun hahaha*
Aku sibuk sih, enakan blogwalking hahahaha…
Musim gugur, puisi-puisi dan cinta
Langsung browsing daun maple, penasaran !!!
knapa punya bukunya tapi belum baca? hmmm, jadi mikir nih mak 😉
rasanya saya juga pernah membaca novel Islami yg ceritanya mirip2 diatas, tapi lupa siapa penulisnya
Kalo ada daun2 maple yg gugur itu kesannya romantis ya mba… ^_^
Iya daun maple cakep krn warnanya ganti ganti ya…
Buku yg baru dibaca, gelombang sama sabtu bersama bapak. Dua duanya bagus.
Saya malah belum baca dua buku tersebut 🙂
Selamat membaca ya.