Waroeng Pitoelas Yogyakarta: Ngarep Pitulungan lan Kawelasan dari Makanan

^ Setiap kata mengandung arti,

setiap makna mengandung maksud,

setiap nama mengandung doa. Pitulungan lan Kawelasan ^ – unknown

Bernostalgia di Waroeng Pitoelas Yogyakarta

Apa yang kita harapkan saat melakukan suatu kegiatan atau memulai suatu usaha, perdagangan atau bisnis misalnya?

Berharap agar kegiatan atau usaha tersebut lancar, laris manis, langgeng, dan semoga menjadi usaha yang besar, yang disukai atau digemari sehingga orang akan selalu mengingatnya. Dengan pertolongan, restu dan berkah dari Yang Maha Kuasa, Tuhan yang Mahaesa tentunya.

Bagi orang yang berasal dari suku Jawa, pertolongan adalah pitulungan. Berkah, belas kasih adalah kawelasan. Pertolongan dan belas kasih adalah Pitulungan lan Kawelasan.

Berharap pitulungan dan kawelasan, itulah yang menjadi keinginan dari pemilik tempat makan, Waroeng Pitoelas Yogyakarta, ketika memberi nama warung makannya yang terletak di daerah Berbah.

Apalah arti sebuah nama, banyak orang yang beranggapan seperti itu. Kalau saya sih, nama itu adalah doa, harapan, keinginan. Karena itu saya meminta almarhum Bapak untuk memberi nama ketiga anak saya, agar sesuai dengan harapan kami sebagai orangtua.

Begitu pun dengan mbak Sinta, pemilik Waroeng Pitoelas17 ini.

Apalagi bagi Mbak Sinta, pitulungan itu bermakna angka 7, sedangkan kawelasan adalah angka 11, angka-angka yang menjadi favorit perempuan berwajah khas Jawa ini.

Waroeng Pitoelas:Β Ngarep Pitulungan lan Kawelasan dari Makanan

Di Yogyakarta ini, banyak tempat makan. Mulai dari warung makan kecil, warung makan ala resto, atau tempat makan ala-ala kafe atau restoran tenar dengan review keren di berbagai situs berbagi info tentang wisata kuliner. Tapi ya, menurut saya, supaya tempat makan itu berkesan ya harus ada sesuatu yang berbeda. Sesuatu yang unik sehingga pelanggan akan mengenangnya dan kembali lagi ke warung makan tersebut.

Apa yang unik itu?

  • Tempat atau lokasi tempat makannya.
  • Rasa atau kelezatan dari menu-menu yang disajikan
  • Pelayanan atau servicenya
  • dan buatku sih, fasilitas seperti mushola dan toiletnya yang bersih tuh penting banget πŸ™‚

 

Waroeng Pitoelas Yogyakarta ini pun sepertinya paham akan keinginan calon tamunya

Warung yang beralamat di Jebresan, Kalitirto, Berbah – Sleman ini memiliki keunikan yang berkaitan dengan nama warung makan dan maknanya dari angka 7-11 yang menjadi favorit mbak Sinta.

Untuk menu makanan, Waroeng Pitoelas menyajikan makanan khas Jawa yang berbahan utama ayam dan isinya (isi perut atau yang berasal dari ayam, seperti telur). Jangan berharap ada makanan berbahan ikan atau daging sapi di warung ini ya.

Jika berkunjung ke Waroeng Pitoelas harus menyiapkan perut dalam keadaan kosong, karena makanan yang telah dipesan untuk dimakan di warung harus dihabiskan, tidak bisa dibungkus untuk dibawa pulang, kecuali makanan yang memang dipesan untuk dibawa pulang.

Makanan utama yang disajikan semua berharga Rp17.000 per paket, kecuali untuk kudapan ala carte. Ditambah dengan free lotis atau rujak setiap pemesanan. Dan buat perempuan atau ibu hamil, jika datang ke warung ini, dikasih gratis untuk makanan utamanya.

Waroeng Pitoelas Yogyakarta

Dominan menu makanan khas Jawa

Yang menarik lainnya, warung ini dekat persawahan gitu. Kita makan dengan ditemani angin sepoi-sepoi dan pemandangan padi menguning, menggiurkan ya?!

Kalau beruntung, warung yang buka dari jam 10.00 hingga pukul 24.00 WIB ini, akan disuguhi pemandangan Gunung Merapi yang indah dan lalu lalang pesawat yang melintas di atas warung. Pitoelas memang lokasinya dekat dengan Bandara Adi Sucipto Yogyakarta.

 

Apa Saja Menu Khas Jawa yang menjadi Unggulan Waroeng Pitoelas?Β 

Dalam penyajian menu makanan di Waroeng Pitoelas Yogyakarta ini, Mbak Sinta sebagai pemilik warung menceritakan, karena kenangan masa kecilnya sebagai orang Jawa yang tiap makanannya mengandung makna atau filosofi dan mudah ditemukan di masyarakat saat itu, namun sekarang ini sepertinya kurang diminati generasi muda.

“Seperti Sego Golong, yang berarti kesatuan atau kebulatan tekad, manunggal,” jelas Mbak Sinta.

Waroeng Pitoelas Yogyakarta

Mbak Sinta mengenang masa kecil

1. Sego Golong

Nasi putih yang dibentuk bulatan sebesar kepalan tangan orang dewasa (bola tenis).

Sego Golong disajikan dengan bihun (mie putih), sayur tempe dan kentang yang berkuah, ditambah telor dadar yang dibentuk segitiga.

Rasanya gurih dan mengenyangkan karena nasi putihnya yang sebola tenis itu cukuplah buat orang dewasa. Harga Rp 17.000 (plus lotis dan air putih).

Waroeng Pitoelas Yogyakarta

Sego Golong yang gurih

2. Sego BabonΒ 

Kalau buat saya, paling pas itu mesan Sego Babon ini. Unik ya namanya? Terbayang hewan apa hayo? Babon itu ayam betina ya, jangan salah.

Disajikan dengan menggunakan pincuk pisang, Sego Babon atau Nasi Induk Ayam ini, terdiri dari nasi putih, suwiran ayam, sayur kuah pepaya muda, semur tahu, telur ayam, lalu atasnya ditaburi serbuk kedelai. Nikmat tiada tara.

Sego Babon ini pun sepaketnya Rp 17.000.

Waroeng Pitoelas Yogyakarta

Nikmatnya Sego Babon

3. Cangkem Buto dan Buto Galak

Adalah kudapan unggulan di Waroeng Pitoelas Yogyakarta.

Buto Galak adalah tahu susur atau tahu isi. Sedangkan Cangkem Buto adalah gembus (ampas tahu) yang diisi dengan sayuran dan digoreng dengan adonan tepung terigu.

Kenapa dinamakan Buto Galak? Karena saat kita memakan tahu susur ini, akan terasa ‘galak’ karena rasa pedas dari potongan cabai yang dicampur di dalam tahu susur. Sudah pernah makan tahu susur yang pedasnya tak terkira? Coba deh datang ke Waroeng Pitoelas ini. Buto Galak ini adalah kudapan favorit Mbak Sinta semasa kecil.

Sedangkan Cangkem Buto yang berarti mulut raksasa ini, karena ukuran gorengan gembus ini yang lebih besar daripada umumnya gorengan gembus.

Cangkem Buto ini pun rasanya pedas karena ditambahi potongan cabai. Bisa jadi kudapan favorit para pecinta pedas nih πŸ™‚

Waroeng Pitoelas Yogyakarta

Pedasnya Buto Galak dan Cangkem Buto

Itu beberapa menu andalan dari Waroeng Pitoelas Yogyakarta.

Nggak ada makanan lain? Ada dong. Kalau kita datang ke warung ini bersama anak-anak, sebelum makanan utama bisa memesan Nugget Tela dan Tela Kasur, yang berbahan utama ubi jalar atau singkong.

Nugget Tela ini empuk, nggak capek ngunyahnya. Cocoklah buat anak-anak dan orang dewasa yang malas ngunyah.

Waroeng Pitoelas Yogyakarta

Nikmatnya Nugget Tela dimakan bersama

Gimana gimana, sudah kebayang bagaimana kalau berkunjung ke Waroeng Pitoelas17 di Berbah, Yogyakarta?

Bisa jadi pilihan lho kalau kita ingin makan di luar rumah dan kangen masakan orang tua.

Kalau Sahabat Blogger punya makanan favorit apa?

Biar nggak nyasar ke lokasi Waroeng Pitoelas, silakan dilihat map-nya;

12 Comments

  1. mutia August 21, 2017
  2. adi pradana August 9, 2017
  3. Nasirullah Sitam August 7, 2017
    • indahjuli August 7, 2017
  4. Ima satrianto August 6, 2017
    • indahjuli August 7, 2017
  5. charis fuadi August 6, 2017
    • indahjuli August 7, 2017
  6. rachma August 4, 2017
    • indahjuli August 7, 2017
  7. Arinta Adiningtyas August 4, 2017
    • indahjuli August 7, 2017

Leave a Reply