Gudang Kopi Jogja, Feeling Like Home

“Selamat datang!” Ucapan yang saya terima sesaat setelah membuka pintu kaca dengan logo mirip cangkir kopi, kala pertama kali berkunjung ke Gudang Kopi Jogja, salah satu gerai, tempat ngopi yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta.

 

Gudang Kopi Jogja, Feeling Like Home

 

Ucapan ceria yang dibarengi senyum, itu seakan menyuntikkan semangat, setelah sempat bermacet-macet di jalan raya menuju lokasi tempat ngopi ini, yang terletak di Jalan Affandi, Demangan, Yogyakarta. Mungkin karena lokasinya yang dekat dengan Pasar Demangan, lalu lintas di jalan tersebut tak pernah sepi dari lalu lalang kendaraan.

Sambil tersenyum, saya lalu menuju meja kursi di pojokan, di dekat ruangan (yang kemudian saya ketahui merupakan ruang kelas, yang bisa juga digunakan untuk event atau workshop). Meja kursi di pojokan itu, menjadi tempat favorit saya tiap kali berkunjung ke Gudang Kopi Jogja.

Feeling Like Home di Gudang Kopi Jogja

Saya mengenal Gudang Kopi dari teman blogger daku, Ardian Kusuma, yang juga seorang fotografer, dan sering ke Gudang Digital, toko kamera besar di Yogyakarta, yang menjadi awal atau ide dari pembangunan tempat ngopi atau kafe di atas toko kamera tersebut.

Seperti yang diungkapkan oleh Pak Hary, Gudang Kopi belum lama didirikan, belum ada satu tahun umurnya, yaitu 11 November 2018. Awalnya, Gudang Kopi ini untuk memfasilitasi para pengunjung atau konsumen dari Gudang Digital, yang setelah membeli atau melihat-lihat berbagai kamera yang dijual di toko kamera tersebut, bisa meluangkan waktu, beristirahat atau chit chat sambil ngopi-ngopi.

“Awalnya, Gudang Kopi menjadi tempat berkumpulnya para pelaku dan pecinta fotografi. Seiring berjalannya waktu, Gudang Kopi mempersilakan komunitas apa pun untuk berkumpul dan melakukan kegiatan di sini,” jelas Pak Hary saat membuka Workshop How to Be a Food Blogger dengan narasumber Andre Christian, seorang Food Influencer di Yogyakarta dengan account Instagram @makankeliling, di pertengahan Mei 2019 lalu.

Gudang Kopi Jogja

Menjadi tempat berkumpul yang mengasyikkan, seperti itu kira-kira keinginan Pak Hary untuk Gudang Kopi Jogja. Dan, seperti itu juga yang saya rasakan, setelah beberapa kali berkunjung ke Gudang Kopi. Sambutan yang ramah dari para barista, pelayanan yang menyenangkan, tempat yang membuat betah dan suasana atau ambience yang tak berjarak, juga memanjakan mata dengan berbagai foto-foto yang dipajang, membuat serasa berada di ruang keluarga di rumah. Feeling Like Home.

Apa yang Mengasyikkan dari Gudang Kopi?

“Loe sekarang suka ngopi ya?” Tanya seorang teman di Jakarta, tempat saya bertumbuh dan tinggal hingga tahun 2014 lalu.

“Hahahaha, enggak juga. Yang terlihat di media sosial itu, enggak tiap saat gue pergi-pergi atau ngopi”.

Sejak tinggal di Yogyakarta, saya memang sering bersosialisasi dengan teman-teman di tempat-tempat ngopi. Dua tahun terakhir, kafe-kafe dengan konsep tempat ngopi berkembang pesat di Yogyakarta. Bahkan, di tempat saya tinggal, di Condong Catur, ada banyak tempat kopi. Tapi ya begitu, patah tumbuh hilang berganti. Tumbuh sepuluh, hilang satu.

Buat saya yang awam tentang bisnis dan hanya penikmat kopi, jika ingin berkembang dan tak tergerus zaman, harus punya konsep yang unik atau tidak sama dengan tempat lain yang usahanya sama.

Suasana Gudang Kopi

 

Seperti yang dilakukan Pak Hary, owner Gudang Digital yang membangun Gudang Kopi dengan konsep tempat berkumpul para pecinta fotografi. Ibaratnya, Gudang Kopi sudah punya pangsa pasar, yaitu konsumen Gudang Digital.

Dengan pelanggan yang sudah ada, Gudang Kopi mengikatnya dengan memberikan service dan menu-menu yang menarik.

“Jadi, tempat nongkrong loe sekarang di Gudang Kopi,” Tanya teman saya lagi saat kami bertemu dan bercerita tentang tempat-tempat ngopi yang asyik di Yogyakarta.

“Ya gimana nggak jadi tempat nongkrong. Lokasi Gudang Kopi enggak jauh dari sekolahnya Tiominar dan tempat lesnya Kayla. Enggak jauh juga dari rumah, masih bisa gue jangkaulah”.

Dan pastinya, Gudang Kopi merupakan tempat ngopi yang sesuai dengan kebutuhan saya.

“Memang apa kebutuhanmu?”

Yang pertama dan utama, yang selalu saya tanyakan kalau diajak ngopi, “ada mushollanya?” Ini penting banget. Kan katanya, kudu seimbang antara kesenangan duniawi dan rohani. Lagian, malas banget kan, kalau kita mau sholat, kudu cari-cari masjid atau musholanya di mana.

Kedua, selain kopi yang ditawarkan sebagai minuman utama, saya itu kadang suka bete kalau ingin makan makanan besar tapi kafe tersebut hanya menyediakan pastry atau cake-cake kecil yang kudu beli beberapa potong baru terasa kenyang.

 

Menu di Gudang Kopi

Nah, di Gudang Kopi ini, menawarkan berbagai menu pendamping kopi, yang tidak hanya berupa cake atau pastry, tetapi juga makanan seperti nasi, salad, bahkan ada mie ala mie Jawa itu. Beberapa menu ringan dan berat yang menjadi favorit saya di tempat ngopi ini di antaranya:

 

Omurice Gudang Kopi

  • Omurice dan Nasi Kari Ayam. Omurice ini nasi yang dibalut telur, yang dikasih saus semacam kari, ditambah potongan chicken katsunya yang gurih. Di makan pas hangat, itu enak banget, guys. Dan porsinya ngenyangin. Selain Omurice, menu berat yang enak juga adalah Nasi Kari Ayam. Ini suka saya pesan untuk bawa pulang ke rumah. Biasanya, suka ada promo kalau beli nasi kari ayam ini yaitu es teh. Nah, saya suka pesan dulu biar dapat es tehnya untuk di minum di Gudang Kopi, nanti nasinya dibuat menjelang saya pulang ke rumah.
  • Kalau untuk cemilan yang favorit yaitu: Kentang Goreng Amburadul, Dory Finger, Tahu Goreng Shihlin, Springroll. Dijamin kenyang lah, walau hanya makan cemilan.
  • Untuk pastry ada croissant cheese dan choco, untuk cake ada red velvet, quiche cheese, choco supreme dan apple pie, yang bikin bingung saat membeli, karena enak semua.

Untuk makanan, ada signature dish Gudang Kopi yaitu Nasi Goreng. Dengan harga mulai dari Rp 20 ribu hingga 35 ribu rupiah, menurutku sebandinglah dengan kelezatan dan rasa kenyang yang kita dapat.

 

Jenis Kopi yang Bisa Dipilih

Yang namanya tempat ngopi, ya mesti ada kopinya dong ya. Di Gudang Kopi, ada beberapa jenis kopi yang bisa kita pesan. Misalnya, bagi para pecinta kopi tentunya ingin menikmati kopi manual brew. Kopi ini biji-biji kopinya berasal dari beberapa roast di Jakarta atau dibawa oleh ownernya saat bepergian ke luar negeri.

Nah, buat penikmat kopi seperti saya, yang hanya sesekali memesan kopi ala manual brew, Signature Coffee Gudang Kopi, menjadi favorit yaitu Ice Photocoffee. Rasanya sesuailah dengan lidah penikmat kopi, yaitu tidak terlalu manis, tidak pahit juga. Ice Photocoffee Gudang Kopi ini merupakan rangkaian es kopi susu ala Gudkop.

Selain Ice Photocoffee, ada dua lagi jenis es kopi yaitu Ice Coffee Arjuna dan Ice Coffee Papandayan. Saya sih lebih senang Arjuna, yang tidak terlalu manis seperti Papandayan.

Buat yang enggak suka kopi, ada juga pilihan non kopinya yang milk based, tea based atau blended seperti Pink Lady, Tropical Tea, Sparkling Tropical, atau red velvet.

 

 

Kenikmatan kopi di Gudang Kopi tidak diragukan karena barista atau peracik kopinya, di rangking 6 atau 6th place of National IBC2019 (Indonesia Barista Championship).

Duh, ngomongin Gudang Kopi dengan segala macam kopi dan makanannya, bikin jadi lapar nih. Padahal sekarang di bulan Ramadan, Gudkop buka mulai dari Pukul 14.00 WIB hingga pukul 01.00 dini hari. Kalau hari biasa (di luar bulan puasa), Gudkop buka dari pukul 07.00 hingga pukul 24.00 WIB.

Pokoknya buat yang pengen ngopi pagi-pagi sila datanglah ke Gudang Kopi di Jalan Affandi, dekat Pasar Demangan.

 

Tempat yang Nyaman!

Buat Sahabat Blogger yang berada di Yogya atau sedang berada di kota istimewa ini, Gudang Kopi tempat yang nyaman buat bertemu. Silakan menikmati kopi sambil membicarakan atau mengerjakan konten, seperti kata Mas Andre Makan Keliling. Untuk menghasilkan konten terutama konten yang berkaitan dengan makanan, harus mempunyai keunikan atau ciri khas sendiri.

Bukan pekerjaan asal jadi atau pekerjaan instan memang untuk sampai ke puncak atau populer seperti akun Instagram Makankeliling atau dikenal pecinta kopi seperti Gudang Kopi. Tapi, tak ada yang bisa dicapai selama kita konsisten dan mau mengerjakannya dengan serius.

11 Comments

  1. Putri July 3, 2019
  2. Lisa Maulida R June 23, 2019
  3. Dedew May 29, 2019
  4. Hastira May 28, 2019
    • Indah Julianti Sibarani May 28, 2019
  5. Fanny F Nila May 27, 2019
    • Indah Julianti Sibarani May 28, 2019
  6. Seno Ns May 27, 2019
    • Indah Julianti Sibarani May 27, 2019
  7. Sary May 22, 2019
    • Indah Julianti Sibarani May 24, 2019

Leave a Reply