Dijual : Ginjal Sehat

“Dijual ginjal. Segala proses dilakukan legal. Pemilik, pria kelahiran tahun 1980, jasmani dan rohani sehat. Peminat serius bisa menghubungi nomor 085xxxxxxx”.

Demikian gw dengar dari Iradio FM, dalam acara Pagi Pagi, yang dipandu M. Rafiq dan Poetri Soehendro, yang juga dikenal sebagai si Ratu Dongeng.

Seperti biasa, gw selalu mendengarkan radio favorit itu, sebagai teman dalam perjalanan menuju kantor.

Rafiq, membacakan salah satu fax yang diterima Iradio pagi itu. Di fax yang ditulis tangan itu, si pelaku mencantumkan nomor telepon yang bisa dihubungi dan diketahui bahwa pria tersebut bernama Indra, yang sedang terlilit hutang sebesar Rp 29 Juta, yang mesti dilunasinnya pada awal Juli ini, kalau ngak dia bisa dipenjara.

Dari perbincangan antara Rafiq – Poetri dengan Indra, diketahui bahwa utang tersebut sebagai akibat dari hancurnya bisnis handphone yang dijalaninya. “Segala cara untuk melunasi hutang sudah dilakukan, tapi saya ngak tahu cara apa lagi selain menjual ginjal ini,” kata Indra.

“Istri dan keluarga tahu, Pak Indra mau jual ginjal ?” tanya Poetri.

“Tahu dan setuju, yang penting hutang bisa lunas,” jawab Indra sambil nambahin bahwa saat ini istrinya sedang hamil 2 bulan.

“Mau dijual berapa ginjalnya Pak ?” tanya Rafiq

“80 juta dan bisa nego, tergantung penawaran,” jawab Indra, yang tinggal di Kranji, Bekasi.

“Bapak tahu ngak resikonya kalau gak punya ginjal ?” tanya Rafiq lagi.

“Tahu dan saya siap untuk itu”.

Setelah ngobrol sana sini, diketahui Indra sama sekali tidak tahu konsekuensi dari penjualan organ tubuh, yang menurut salah satu dosen Fakultas Hukum Trisakti yang dihubungi Iradio, akan dikenai penjara maksimal 7 tahun dan denda sebesar Rp 140 juta, karena melanggar Undang-undang Kesehatan Pasal 7.

Rupanya, fax tersebut dikirimkan oleh kakak Indra yang bernama Indri. Menurut Indri, yang kebetulan pendengar setia Iradio, tindakan Indra itu sudah disetujui seluruh keluarga, karena itu satu-satunya jalan yang terpikirkan. Rp 29 juta, merupakan sisa hutang Indra dari jumlahnya yang nyaris mencapai ratusan. Untuk melunasi hutang itu saja, rumah keluarga sudah dijual hingga Indra dan orang tuanya terpaksa mengontrak.

Gw ngak bisa ngomong apa-apa. Gak mau menghakimi juga, karena gw tahulah bagaimana rasanya kalau berhutang belum bisa bayar, dikejar-kejar sama penagih hutang. Lumayan kalau ngak pakai debt collector, yang kadang perlakuannya diluar peri kemanusiaan.

Hanya doa yang bisa gw berikan, supaya Indra menemukan jalan keluar dari masalah hutangnya, tanpa harus mengorbankan ginjalnya yang berharga itu.

10 Comments

  1. gie September 3, 2009
  2. adex chape August 14, 2009
  3. DYah June 28, 2008
  4. Bapak'e Nok'e June 27, 2008
  5. Dinot June 27, 2008
  6. realylife June 26, 2008
  7. evybaskara June 26, 2008
  8. Wempi June 26, 2008
  9. rhainy June 26, 2008
  10. ippen June 26, 2008