Ibu, Cinta Tanpa Akhir

By Iwan Fals

Ibu

Ribuan kilo jalan yang kau tempuh

Lewati rintang untuk aku anakmu

Ibuku sayang masih terus berjalan

Walau tapak kaki, penuh darah… penuh nanah

Seperti udara… kasih yang engkau berikan

Tak mampu ku membalas…ibu…ibu

Ingin kudekat dan menangis di pangkuanmu

Sampai aku tertidur, bagai masa kecil dulu

Lalu doa-doa baluri sekujur tubuhku

Dengan apa membalas…ibu…ibu….

Seperti udara… kasih yang engkau berikan

Tak mampu ku membalas…ibu
…ibu

——-

Mama adalah sosok perempuan yang tak’kan tergantikan, meski kini hanya doa yang dapat diberikan untuk perempuan tercinta itu. Semoga dirimu, bahagia di surga ya, Ma.

Cinta ibu memang tak akan tergantikan. Kasih ibu tanpa batas. Dan saya bahagia dan bangga mengenal ibu-ibu hebat yang cintanya tanpa batas, cinta tanpa akhir.

Saya mengenalnya dekat sudah sembilan tahun. Awal perkenalan di dunia blogging, tidak hanya membuat kami dekat di online tetapi juga dunia nyata 🙂

Sebagai seorang ibu, Kiky Fitriyanti, teman blogger yang juga atlit lari dan banker ini, saya kenal sebagai ibu yang tangguh, pasang surut kehidupan dihadapinya dengan santai. Cintanya kepada Kezia dan Kevin, tanpa akhir. Walau sibuk bekerja, Kiky selalu meluangkan waktu untuk mengantar jemput putrinya yang cantik, Kezia, berlatih dan pentas menari.

Kiky yang saya kenal adalah Kiky yang suka blak-blakan, namun paling gampang trenyuh, terharu. Saya ingat, ketika menceritakan tentang almarhumah Mama, bukannya saya yang menangis, malah dia yang termehek-mehek. Kiky yang mengeluarkan air  mata tak henti.

Blak-blakan mungkin ciri khasnya sebagai orang Minang, dan cintanya kepada Kezia dan Kevin pun blak-blakan 🙂 Cinta tanpa akhir.

“I don’t want to be the queen of the world, as long as I can be a hero for my children”

Status Retno “De” Kristiani di Facebook itu memang sesuai dengannya, yang selalu memberikan yang terbaik buat Rafa dan Fayra. De selalu berhubungan dengan anak-anaknya meski pekerjaannya menuntutnya sering bepergian ke luar kota mau pun luar negeri. Cintalah yang membuatnya seperti itu. Selelah apa pun ia bekerja, seberat apa pun pekerjaannya, ketika Rafa atau Fayra membutuhkannya, De selalu berusaha memenuhi keinginan RaFayra.

Dan, setahu saya, De selalu meluangkan waktu untuk berlibur bersama anak-anak di sela-sela kesibukannya bekerja. Meski hanya punya waktu sedikit di rumah, tetapi kualitas sebagai ibu untuk anak-anaknya lebih berharga ketimbang yang lain. Dan, sebagai bukti Cinta Tanpa Akhir, De sudah mempersiapkan segalanya untuk Rafa dan Fayra.

 

Irma Senja, demikian awal berkenalan dengannya di group BB Bekasi Blogger. Tak disangka, saya dan Irma tinggal berdekatan di wilayah Bekasi Utara. Lebih heboh lagi, anak kami bersekolah di sekolah yayasan perguruan Islam Bani Saleh.

Irma adalah seorang ibu yang kuat. Meski sering didera sakit yang dideritanya, Irma berusaha membahagiakan anak-anaknya, Tazkia dan Sean. Beberapa kali saya melihatnya membuat makanan untuk anak-anaknya padahal sedang sakit. Irma sering mengantar jemput anak-anaknya.

 

Irma Senja adalah seorang survivor kanker kolon.

Namun Irma bukan seorang perempuan yang pantang menyerah pada takdir. Hidupnya terus berjalan, terutama bagi orang-orang tercintanya. Cinta tanpa akhir dari seorang survivor.

Banyak memang perempuan kuat dan hebat yang saya kenal, mohon maaf kalau hanya sedikit yang saya tulis di sini, suatu saat nanti saya akan menulis tentang kalian, perempuan-perempuan hebat.

Satu lagi yang menginspirasi hidup saya sebagai perempuan, yang membuat saya selalu berkaca adalah Red Carra, Carolina Ratri, mommy dari Ajeng dan Anggit, yang tinggal di Yogyakarta.

Dalam suatu tulisan yang ditulis oleh Red Carra, yang kebetulan saya minta untuk artikel #ArtiPerempuan, mata saya berkaca-kaca, salut untuk Carra yang menjalani hidupnya dengan survive.

Menjalani hidup berumah tangga dengan suami yang terbentang jarak, membuat Carra semakin termotivasi untuk menjadi Ibu yang penuh cinta pada Ajeng dan Anggit. Terkadang harus berperan rangkap menjadi ayah sekaligus ibu, bukan menjadi penghalang cintanya. Carra yakin, perempuan itu bisa mandiri, perempuan bisa menjalani kehidupannya dengan baik apapun yang terjadi. Perempuan menyimpan sejuta kekuatan untuk bertahan.

 

7 Comments

  1. hanari January 24, 2014
  2. Lianny Hendrawati January 1, 2014
  3. Umar Fadil December 28, 2013
  4. Icoel December 26, 2013
  5. irmasenja December 25, 2013
  6. agha elmakruf December 25, 2013
  7. ndop December 23, 2013

Leave a Reply