Postingan ini terinspirasi dari cerita putri sulung saya, Taruli, 15 tahun 8 bulan, masih bersekolah di Kelas X MAN I Sleman, DIY. Cerita tentang keinginannya ‘menaklukkan dunia’ lewat hobinya memotret (fotografi). Aamiin 🙂
Sejak ‘patah arang’ dengan dunia menulis (Taruli sempat suka menulis cerita dan pernah menjadi penulis Kecil Kecil Punya Karya – KKPK, asuhannya bhai Benny Rhamdani), karena saat mondok di Assalam, susah mencari waktu untuk menulis di sela-sela sekolah, nyantri dan kegiatan pesantren yang padat, Taruli sempat bingung mau melakukan apa sebagai hobi.
Saya dan Mas Iwan memang meminta anak-anak untuk punya hobi, punya kegiatan yang dilakukan dengan senang hati agar tidak bosan menjalani hidupnya. Tau sendirilah anak sekarang ini. Sudahlah kegiatan di sekolah menyita waktu, kadang di rumah juga masih kita tuntut untuk menjalani kewajibannya sebagai anak (salah satunya belajar…hehehe).
Hobi itu penting untuk anak-anak
Ini menurut saya dan Mas Iwan lho ya. Karena dari hobi, kita bisa tahu bakat anak itu seperti apa. Dan, menyontek gaya pengasulan orang tua saya, kalau anak serius menjalani hobinya, itu bisa menjadi pegangan hidupnya kelak ketika dewasa.
Dulu, almarhum Bapak keras dalam mendidik anaknya untuk suka dengan dunia musik. Kami, anak-anaknya dikursuskan gitar. Alasan Bapak, kalau saya nggak pintar dalam sekolah, setidaknya saya bisa bermain gitar dan mencari uang dengan menjadi guru les gitar. Bukan jadi pemain gitar di kafe-kafe lho ya. Almarhum Bapak malah nggak setuju itu.
Karena itulah, saya berusaha seperti almarhum Bapak. Entah sudah berapa banyak hobi anak-anak yang berusaha kami eksplorasi. Ketika Taruli bilang dia suka menari, kami pun mencarikan les menari. Saat itu Taruli masih SD dan kursus menari Bali.
Dan ketika bosan, kami cuma manggut-manggut saja ketika dia minta berhenti les menari.
Lalu Taruli tartarik dengan menulis saat melihat tulisan-tulisan saya di blog dan buku yang diterbitkan. “Aku mau jadi penulis terkenal, Inna,” katanya.
Oke, kita realisasikan! Taruli lalu ikut pelatihan menulis KKPK dan berhasil menerbitkan 3 buku kumpulan cerita plus 1 buku solo.
Lalu harapan untuk menjadi penulis terkenal pun buyar ketika ia melanjutkan sekolah menengah pertamanya di PPMI Assalam, Solo.
Menaklukkan Dunia, Bisakah?
Sekarang ini, Taruli lagi suka dengan fotografi. Tapi belum kami kursuskan fotografi sih. Anaknya juga belum mau, karena kegiatan sekolah pun tetap saja seabrek. Dia mau belajar sendiri saja. Otodidak, browsing-browsing di internet. Bertanya kepada orang-orang yang dia kenal yang suka fotografi (termasuk merusuhi teman-teman innanya).
Sepertinya sih sudah mantap dengan hobi fotografinya. Karena sudah hampir 3 tahun ini tidak ada perubahan atau keinginan berganti hobi 🙂
Merasa kalau hobi sudah mantap, kami pun menyarankannya untuk ikut kursus fotografi. Apalagi Ammanya sudah membelikannya kamera DSLR dan peralatan pendukung lainnya. Tapi, entah kenapa Taruli belum serius menanggapi. Malah dia maunya kursus bahasa Korea 😆
“Pengen sih, Na. Tapi nanti sajalah aku kursus fotografinya. Mending Inna ngelesin aku bahasa Korea, biar aku bisa ke Korea, jalan-jalan sambil belajar motret,” katanya sambil cengengesan.
Nyebelin kan anak seperti itu 🙂
Baca juga: Dia dan Sukanya
Hobi Bisa Jadi Jalan untuk Menaklukkan Dunia
Memotret atau fotografi saat ini sedang ditekuni Taruli. Walau dia tetap mempunyai cita-cita menjadi diplomat, putri sulung saya itu ingin juga menjadi fotografer andÃ¥l. “Ya kan masih berhubungan diplomat sama tukang foto,” ucapnya.
“Kan diplomat itu, misalnya pergi ke mana-mana, kalau suka nulis, ditulis di blog seperti Inna. Kalau aku kan nanti foto-fotoku yang bercerita. Aku mau seperti Ami Vitale,” paparnya.
Sekali lagi, sebagai orang tua kita harus mengaminkan tho.
Berharap suatu hari, Taruli bisa menaklukkan dunia. Conquer the world!
Gudlak Taruli.
Jadi makin yakin bahwa dengan menekuni hobi, kita bisa menghasilkan. Siiip…
Bener Tante Diba, ayo ngeblog 🙂
Bahasa Jawanya: Urip iku kelakone kanthi laku. Kalau nggak tau, tanya mas Iwan atau beli kamus bapakku ya.
Hai, kakak Taruli.. Sukses yaa dengan hobi dan semoga cita2mu menjadi diplomat tercapai.. Make inna dan amma proud yaaa, kakak 🙂 Nice to meet you, kak Taruli 🙂
Mungkin hobi yang sebenarnya adalah traveling, makanya ikut kursus Bahasa Korea 😀
wah ditunggu kedatangannya di solo, saya bantu share di soloinfoID bu via twitter dari bu ety abdoel..sayangnya saya lelaki, ikut mendukung acaranya sahja hehehe
Taruli kena racunnya Icoel kayaknya, MAk hehehehe. Semoga bisa jadi dilpomat dan ngajak Innanya jalan-jalan keliling dunia. Ayo, Taruli, taklukan dunia.
Aamiin…semoga terkabul impiannya.
Diplomat jago foto kayak mami Boo, mbak Indah Nuria^^
Amin…. senang ya kalau anak remaja sudsh tahu hobbynya begini 🙂
glück hübst mädchen
you’ll conquer
the world
Semoga jadi fotografer yang hebat ya dek Taruli… Semangat.. keren euy udah bisa nerbitin buku.. jempoool…. Untungnya orti juga kayak mak juli yang suka ngikutin hobiku… diarahkan kayak layangan katanya… hehehe
Belum puas mak injul, tambahin lagi dong kisah kisah anak anak. Adekku udah gede gegara drakor, minta kursus bahasa Korea, mau kerja di Korea, eh, ujung-ujungnya ke Malaysia