Hidup di Bekasi

Hingga menikah, saya tak pernah berpikir akan berdomisili di Bekasi. Maklum, meski lahir di Medan, usia setahun saya sudah tinggal di Jakarta, tepatnya di Jati Pulo, Jakarta Barat. Bagi saya, Jakarta Barat adalah tempat tinggal saya. Setelah 4 tahun di Jati Pulo, rumah kami pindah ke Tomang. 10 tahun di Tomang, bergeser di ke Tanjung Duren, kemudian bergeser sedikit ke Duri Kepa hingga sekarang. Semuanya di wilayah Jakarta Barat. Benar-benar Jakarta Barat Freak.Baru ketika menikah, saya diboyong Mas Iwan ke kontrakannya di wilayah Bukit Duri, Jakarta Selatan. Dua tahun tinggal disana, tahun 2001, kami pindah ke Bekasi Utara, tepatnya di Seroja, Harapan Jaya. Baru saat itulah saya ngeh tentang Bekasi.

Bekasi sendiri saya kenal saat Tante Duma, adik ibu saya, pindah ke Perumnas III Bekasi Timur. Saat itu saya duduk di bangku SD. Waktu mengantarkan keluarga Tante Duma pindah, tol Bekasi Timur belum ada. Jalanannya duh rusak berat dan angkutannya ngak ada. Kalau ngak salah cuma dari Pulogadung aja. Saat itu Bekasi terasa jauuuuuuuuuuuh banget.

Sewaktu pertama kali tinggal di Bekasi, lingkungan rumah masih sepi. Akibatnya saya dan Lily, sering nginep dirumah Mama 🙂 Apalagi kantor ngak jauh dari rumah Mama. Waktu itu, Mas Iwan juga belum tau jalur cepat kearah Kuningan – Sudirman. Nyaris setiap hari kami lewat Pulogadung, yang macetnya ampun-ampun…he…he…

Setiap hari saya selalu ngeluh kecapean kalau sudah sampai dirumah. Mungkin kasihan, Mas Iwan pun sering menyuruh saya dan Lily menginap dirumah Mama. Belum lagi, tetangga kiri kanan masih sedikit.

Setahun tinggal di Bekasi, Mas Iwan pun akhirnya tau jalan alternatif, yaitu dengan rute Pabrik Roti Arnott, Walikota Jaktim, Klender, Cipinang, Jatinegara. Itulah rute sehari-hari yang kami lewati hingga sekarang.

Meski sudah mau 6 tahun tinggal di Bekasi, saya masih suka merasa bukan warga Bekasi. Maklum KTP saya masih DKI Jakarta…he…he… Selain itu, karena wilayah Bekasi Utara yang lebih dekat ke Jakarta Timur (Cakung, Pulogadung, Pondok Kopi dan sekitarnya), saya lebih sering ke daerah-daerah tersebut ketimbang ke Bekasi.

Kalau naik angkutan umum, saya lebih percaya diri naik dari Pulogadung ketimbang ke Bekasi. Saya merasa lebih nyaman di Terminal Pulogadung ketimbang Terminal Bekasi, meski dua-duanya terkenal rawan kejahatan 🙂

Kalau disuruh milih jalan-jalan ke Bekasi atau ke Jakarta, mending ke Jakarta deh. Macetnya Bekasi itu ngak ketulungan deh.

Tapi, untuk pindah ketempat lain, saya juga masih mikir-mikir. Meski menyebalkan, saya kadung tahu Bekasi (meski belum semua wilayah Bekasi). Kalau pun berencana pindah dari Bekasi, paling banter ke Depok (ha….ha…karena disana banyak saudara Mas Iwan) atau balik lagi ke Jakarta Barat, kota tercintah :))

18 Comments

  1. yogi Ertanto July 1, 2008
  2. Eucalyptus March 5, 2008
  3. dini March 5, 2008
  4. yossy March 5, 2008
  5. Landy March 4, 2008
  6. linda March 4, 2008
  7. kabarihari March 4, 2008
  8. indra1082 March 4, 2008
  9. mrsyusuf March 4, 2008
  10. amril March 4, 2008
  11. dahlia March 3, 2008
  12. mikow March 3, 2008
  13. nh18 March 3, 2008
  14. Fitra Idris March 3, 2008
  15. ippen March 3, 2008
  16. kiky March 3, 2008
  17. Zee March 3, 2008
  18. vi3 March 3, 2008

Leave a Reply