Sudah pernah ke Candi Borobudur?
Sejarah menjadi sangat penting bagi kemajuan sebuah bangsa karena sejarah memberikan banyak pengajaran dalam bertindak. Salah satu warisan tak ternilai dari sejarah peradaban bangsa Indonesia adalah candi, yang merupakan bangunan suci sebagai tempat ritual agama Hindu dan Buddha di Indonesia pada masa lampau.
Sekilas Sejarah Candi di Indonesia
Jumlah candi di Indonesia ada ratusan, yang tersebar di kepulauan Nusantara, khususnya di Jawa. Keberadaan candi di Jawa diperkirakan pada abad 7 Masehi yang terus mengalami perkembangan hingga era kedatangan Islam di abad ke 14. Candi-candi ini memberikan kita pengetahuan mengenai kemajuan berpikir nenek moyang kita dalam hal seni bangunan.
Salah satu candi yang sangat fenomenal di Indonesia bahkan di dunia adalah Candi Borobudur. Candi berlatar belakang agama Buddha ini adalah yang terbesar di dunia, maka tidak salah ketika UNESCO sebagai lembaga pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan dunia menetapkan Candi Borobudur sebagai situs warisan dunia pada tahun 1991.
Tentang Candi Borobudur
Borobudur adalah candi Buddha yang didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra.
Borobudur adalah potret mahakarya yang terdiri atas enam teras berbentuk bujur sangkar yang di atasnya terdapat tiga pelataran melingkar, pada dindingnya dihiasi dengan 2.672 panel relief dan aslinya terdapat 504 arca Buddha. Stupa utama terbesar teletak di tengah sekaligus memahkotai bangunan ini, dikelilingi oleh tiga barisan melingkar 72 stupa berlubang yang didalamnya terdapat arca Buddha tengah duduk bersila dalam posisi teratai sempurna dengan mudra (sikap tangan) Dharmachakra mudra (memutar roda dharma).
Baca Juga: Memburu Napas di Borobudur
Tantangan Borobudur saat ini terletak pada upaya pelestarian, perlindungan dan pemeliharaan yang dilakukan lembaga yang diberikan tanggung jawab agar Candi Borobudur tetap berdiri kokoh.
Namun tugas ini tidak hanya dibebankan kepada lembaga seperti Balai Konservasi Borobudur. Peran serta masyarakat termasuk generasi muda juga sangat dibutuhkan. Generasi muda penerus peradaban bangsa harus memiliki kepedulian terhadap pelestarian warisan budaya bangsa seperti Borobudur. Semakin banyak generasi muda yang paham dan peduli terhadap pelestarian Candi Borobudur, maka upaya bersama dalam menyelamatkan Candi Buddha terbesar di dunia ini akan terwujud.
Aksi untuk Borobudur
Terkait dengan hal itu dan dalam memperingati penetapan Candi Borobudur sebaga situs warisan dunia (World Heritage) oleh UNESCO ini, Komunitas Yogyakarta Night at the Museum menyelenggarakan serangkaian kegiatan, di antaranya mengajak generasi muda untuk bersama-sama mengkampanyekan upaya penyelamatan Candi Borobudur.
Adapun Rangkaian Acaranya Sebagai Berikut :
1. Talkshow (27 Mei 2016, 08-00-11.00)
Talkshow ini akan mengundang teman-teman muda dari berbagai latar belakang keilmuan dan komunitas-komunitas muda untuk bersama-sama mengenal konservasi Candi Borobudur dari para ahli arkeologi.
2. Pemutaran Film (27 Mei 2016, 18.30-21.00)
Film yang akan dibedah dalam kegiatan ini adalah film buatan NatGeo berjudul “Access 360° World Heritage”. Sebagaimana pemutaran pada umumnya, diakhir sesi akan ada diskusi tentang konten dari film tersebut. Pembedah film ini adalah Konservator Candi Borobudur dari Balai Konservasi Borobudur.
3. Kampanye (28 Mei 2016, 16.00-18.00)
Kegiatan kampanye ini adalah sebuah kegiatan yang menggerakkan anak muda untuk mengampanyekan Borobudur sebagai Situs Warisan Dunia. Kesalahan kita saat ini adalah pandangan kita terhadap Borobudur hanya sebagai tempat wisata.
Padahal ada hal penting dari itu, yakni Candi Borobudur sebagai Situs Warisan Dunia dan tempat ibadah untuk saudara-saudara kita yang beragama Buddha. Ketika kita sudah menyadari hal ini, maka Borobudur akan tetap lestari dan semangat perlindungannya akan semakin meningkat.
4. #KelasHeritage (29 Mei 2016. 08.00-15.00)
#KelasHeritage ini adalah sebuah kegiatan jalan-jalan yang dikemas menarik untuk mengenal situs cagar budaya yang ada di Yogyakarta dan sekitarnya.
Kegiatan ini adalah program kerja bulanan dari Komunitas Yogyakarta Night at the Museum. Bulan Mei ini akan diarahkan ke Borobudur untuk memeriahkan kegiatan Aksi Untuk Borobudur.
Pendaftaran pesertanya melalui sms/watsap ke Narahubung di 08995007066 dan dibatasi Kuota tentunya. Hal ini untuk memudahkan dalam memahami materi yang akan diberikan.
Para peserta akan dibawa menggunakan kendaraan yang sudah disiapkan untuk menuju ke Candi Borobudur. Sebelum melakukan aksi bersih-bersih candi yang menjadi tema #KelasHeritage kali ini, para peserta akan diberikan pengarahan terlebih dahulu.
Para peserta akan dibagikan alat sederhana pembersih lumut yang terdiri dari sikat lidi dan sekop kecil. Setelah peserta siap, maka diarahkan menuju ke Candi Borobudur untuk berburu lumut yang menempel di batuan candi.
Kegiatan ini akan berlangsung 1 jam, setelah itu para peserta diajak berkeliling candi sembari dijelaskan mengenai sejarah dan makna filosofi Candi Borobudur. Kegiatan dilanjutkan berkunjung ke mini studi Balai Konservasi Borobudur untuk mempelajari proses konservasi Borobudur.
#KelasHeritage kali ini diharapkan membangun kesadaran teman-teman muda dalam melestarikan Candi Borobudur dan tentunya candi-candi lainnya di Indonesia. Berawal dari Borobudur untuk pelestarian situs candi-candi kita di seantero Nusantara.
5. Pameran Wajah dan Cerita Borobudur (27-29 Mei 2016, 08.00-16.00)
Pameran ini akan menghadirkan informasi seputar aktifitas pemugaran dan perawatan candi oleh Balai Konservasi Borobudur. Selain itu akan menampilkan karya-karya dari Komunitas Indonesia’s Sketcher Jogja yang pada tanggal 15 Mei 2016 melakukan sketsa wajah Borobudur bersama Komunitas Yogyakarta Night at the Museum.
Belum pernah ke Borobudur 🙁
Kemarin nyimak acara ini dari twitter KEB ^_^
Aku jatuh hati sama borobudur saat ke sana tahun 2004 an. Selama 7 hari di jogja, maka 4 hari nya gw habiskan tiap sore di borobudur.
Menikmati kabut gerimis yg meliputi ditemani rokok dan teh, borobudur terasa makin mistis
seperti kalimat “kalau bukan kita, siapa lagi yang melestarikannya”
Wah udah lewat acaranya. Semoga kemaren sukses ya.
Iya nih, kangen Borobudur. Terakhir ke sana pas rame2 Waisyak. 😀
jozz semoga budaya kita lestari sampai kapan pun 🙂
Jadi pengin ke Borobudur lagi. Pernah ke sana sekali, waktu SMA 🙂
Aku ngikutin dari twitternya Keb. Luar biasa mba…sebagai orang Jateng saya blm tau banyak soal borobudur
Hu..hu..kangen Borobudur sama mak Indah. Sudah lebih dari 15 tahun ga ke Jogja
Wuaaa pengen banget ikut acara2 kayak gini. Tapi sementara nunggu ahza gedean aja biar bisa dibawa kemana2. Mudah2n di indonesia semakin banyak kegiatan seperti ini ya makpuh. Aamiin
Semoga candi-candi di Indonesia tetap terjaga dan semakin banyak aksi-aksi peduli semacam ini…
Bagus kegiatannya mbak indah, biar Borobudur tetap kokoh, dan anak cucu cicit bisa melihat sejarah tentang Borobudur