Menjejakkan Kaki Pertama Kali di Malang JawaTimur
^ Kadang,
kita perlu datang ke tempat baru, agar lebih bersyukur ^
Unknown
“Penumpang yang kami hormati, sesaat lagi, Kereta Api Malioboro Ekspress, akan tiba di stasiun akhir, Malang.Β Kami mempersilakan Anda untuk mempersiapkan diri…”
Yaaay, akhirnya saya menjejakkan langkah di Kota Malang Jawa Timur, untuk pertama kali. Setelah sekian kali gagal berkunjung dan hanya menjadi wacana.
Tujuan utama ke Malang untuk nonton Folk Music Festival 2017 yang berlangsung di Kota Batu, Jawa Timur, seperti yang saya ceritakan di blogpost: Sihir Bernama Folk Music.
Tujuan sampingan, ya jalan-jalan di Kota Malang dong tentunya. Walau hanya punya waktu satu hari saja.
Saya memang tidak merencanakan untuk berlama-lama di Kota Malang Jawa Timur. Berangkat Jumat, 14 Juli 2017 dari Yogyakarta dan pulang hari Minggu, 16 Juli. Awalnya, Minggu pagi saya akan pulang ke Yogya. Tapi karena ada titipan dari pengurus KEB untuk membernya di Kota Malang yang sedang sakit, rencana pulang saya pun mundur menjadi Minggu malam dan niat berjalan-jalan menyusuri Kota Apel ini.
Apa yang bisa kita lakukan selama satu hari di Malang Jawa Timur?
Banyak!
Banyak hal yang bisa kita lakukan di Kota Malang, asal kita tahu apa yang ingin kita lakukan, tempat apa yang ingin kita tuju dan bagaimana kita melakukannya.
Atau, kalau kamu blogger, coba deh berkenalan dengan Tommy, pemilik blog iwantantomi.com , maka kamu akan puas mengeksplorasi Kota Bunga tersebut, baik untuk wisata atau pun kulinernya. Wisata dengan jalan kaki tapinya, hahahahaha *disepak Tommy*
Eh tapi serius lho ini. Kalau memang ingin jalan-jalan di Kota Malang Jawa Timur, dan hanya punya waktu satu hari, misalnya seperti saya punya waktu dari Minggu pagi sampai sore, temui atau carilah teman yang benar-benar tahu seluk beluk Kota Malang.
Ini pengalaman saya!
Menikmati Malang Jawa Timur dalam Satu Hari
Oh ya, sebelum saya cerita tentang menikmati Malang dalam satu hari, mau cerita dulu tentang kedatangan saya di Kota Malang yang dijemput oleh Sahabat Blogger yang sama-sama aktif di Kumpulan Emak Blogger (KEB), Winda Carmelita yang kebetulan tinggal di Kota Malang.
Setelah bertemu, Winda mengajak saya untuk makan bakso di dekat Stasiun Malang, yang sudah melegenda, Bakso Stasiun atau Bakso Dulmanan. Enak memang baksonya dan kita bebas memilih sendiri bakso seperti apa yang kita inginkan. Saya suka kuahnya yang rasanya beda, dan menurut Winda terbuat dari kaldu daging asli. Ada juga gorengan tahu yang isiannya sayur rebung. Nikmatlah.
Malam harinya, saya diajak Winda minum kopi di tempat ngopi hits di Kota Malang, Legipait.
Saya memang meminta Winda untuk mampir ke tempat atau warung minum kopi, karena ingin merasakan sensasi menikmati kopi yang menjadi khas di daerah tersebut.
Jika berkunjung ke suatu daerah, saya ingin mencicipi kopi-kopi di tempat tersebut. Ini cerita saya tentang Menikmati Kopi!
Di Legipait, Winda merekomendasikan saya untuk mencoba minum Kopi Rempah, yang merupakan kopi favorit dan unggulan di warung kopi tersebut.
Setelah menonton Folk Music Festival (FMF) 2017 di Kota Batu pada hari Sabtu 15 Juli 2017, saya mengisi waktu menjelang pulang ke Yogyakarta hari Minggu sore dengan menyusuri Kota Malang bersama teman-teman blogger seperti Aya Cewealpukat dan Alid Abdul yang femes itu.
Sebelumnya, saya sudah diberitahu Rifqy Papanpelangi, blogger yang tinggal di Kota Malang dan teman saya nonton FMF, kalau Aya dan Alid,Β juga sedang berkunjung ke Kota Malang dan berencana akan City Tour Kota Malang bersama Tommy.
Ini kali kedua saya mendengar nama Tommy, setelah sebelumnya mendengar dari Winda, yang merekomendasikannya sebagai guide jika ingin berwisata kuliner di Malang.
Pada hari H, saya dijemput Rifqy, Alid dan Aya di Capsule Boutique Hostel, tempat saya menginap selama di Malang. Tujuan kami adalah Pasar Oro Oro Dowo, untuk sarapan dan janji temu dengan Tommy. Pasar tradisional ini menjadi destinasi pertama Menikmati Malang dalam Satu Hari.
Pasar Oro Oro Dowo Kota Malang
Waktu tiba di Pasar Oro Oro Dowo ini, saya nggak menyangka kalau pasar tradisional ini bersih banget. Iya sih sekarang ini pasar tradisional bersih-bersih, tapi Pasar Oro Oro Dowo ini beda. Pasarnya nggak terlalu ramai yang berjualan (padahal hari itu Minggu). Kios-kiosnya pun tertata rapi.
Yang paling menarik, di pasar ini ada Ruang Ibu Menyusui. Cocoklah buat buk ibuk yang punya bayi, pengin ke pasar tapi nggak tega ninggalin anaknya di rumah. Kapan-kapan deh saya tulis lengkap tentang pasar tradisional yang direkomendasikan sebagai pasar wisata ini.
Di pasar ini, saya bertemu dengan Tommy, travel blogger Malang yang tersohor itu.
Dan untuk pertama kalinya saya mengenal dan makan camilan yang bernama mendol yang menjadi makanan khas Malang Jawa Timur.
“Hanya ada di Malang, Mbak,” kata ibu penjual gorengan yang kami hampiri.
Bentuknya mirip dengan perkedel, namun beda bahan utama. Perkedel dari kentang, mendol dari tempe. Enak juga mendol ini π
Kami lalu membeli nasi jagung, kue lumpurnya yang enak banget dan camilan lainnya. Sayang nasi jagungnya nggak bisa saya rasakan kenikmatannya, karena habis dimakan sama Alid dan Tommy π
Gereja Katedral Malang dan Ijen Boulevard
Setelah bertemu Tommy, perjalanan menyusuri Kota Malang Jawa Timur pun dimulai menuju destinasi wisata populer di Kota Malang: Ijen Boulevard. Dengan berjalan kaki tentunya.
Mengapa berjalan kaki? Kata Tommy, biar bisa menikmati tiap sudut Kota Malang tanpa terdistraksi dengan kerepotan naik angkutan. Hihihihihi, benar juga sih.
Daku cuma mesem-mesem saja waktu diajak jalan kaki sambil berdoa supaya kaki (terutama kaki kiri) nggak bermasalah. Giling saja kalau mereka tahu, kakiku tiba-tiba oglek karena nggak kuat jalan. Bisa tercoreng pencitraan π
Untung, Kota Malang yang dingin dan berhawa sejuk menemani perjalanan menyusuri Ijen Boulevard. Rumah-rumah bergaya kolonial, Belanda tempo dulu, terlihat di sepanjang jalan yang dihiasi dengan pohon-pohon palem yang hijau.
Beberapa rumah peninggalan masa penjajahan Belanda itu termasuk dalam cagar budaya yang dilindungi. Suasana yang asri dan indah membuatnya sangat sayang dilewatkan untuk tidak berfoto-foto narsis.
Di Jalan Ijen yang terkenal ini, terdapat gereja yang sama terkenalnya, yaitu Gereja Katedral Ijen. Dari Tommy, saya tahu kalau gereja peninggalan Belanda ini masih dipakai untuk beribadah umat Khatolik, mempertahankan bangunan lama yang bergaya Neo Gothik Eropa.
“Belum ada yang berubah bangunannya, paling hanya dicat ulang supaya tetap cantik dan bersih,” jelas Tommy.
Gereja Ijen atau Gereja Katedral ini menjadi salah satu ikon Kota Malang Jawa Timur. Jika Sahabat Blogger berkunjung ke Kota Malang, jangan lupa untuk mampir dan berfoto-foto di depan gereja ini. Keren lho!
Museum Brawijaya
Masih di Jalan Ijen, kami melangkahkan kaki ke Museum Brawijaya, untuk melihat-lihat sejarah perjuangan di masa penjajahan Belanda.
Dengan membayar tiket sebesar Rp3.000/orang, kami menikmati berbagai koleksi milik Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang menjadi saksi sejarah perjuangan.
Mengapa mengunjungi Museum Brawijaya? Karena kami penasaran dengan cerita Tommy tentang Gerbong Maut. Yup, di museum ini terjaga dengan rapi gerbong yang digunakan oleh militer Belanda kala itu, untuk membawa tawanan yang merupakan pejuang Indonesia, dari penjara Bondowoso ke penjara Bubutan di Surabaya. Gerbong yang sempit itu diisi oleh 100 orang tawanan, dengan pintu yang terkunci rapat dan tanpa jendela untuk keluar masuk udara. Bisa dibayangkan bagaimana panas dan sesaknya kan?
Perjalanan selama 16 jam itu tentu saja berujung maut. Dari 100 orang, hanya 12 orang yang sehat, 11 orang sakit payah, 31 sakit dan yang meninggal sebanyak 46 orang. Tragis!
Nggak mau berlama-lama di museum ini, kami pun berpindah destinasi. Tapi, jangan sampai nggak ke museum ini lho kalau sedang berkunjung ke Kota Malang.
Pecinan dan Museum Bentoel
Niat awalnya, ingin makan di Hok Lay, yang direkomendasikan Tommy sebagai tempat makan enak. Di TripAdvisor, Hok Lay ini termasuk 10 restoran terbaik di Kota Malang. Sayang, waktu kami tiba di Hok Lay, sedang tutup dan baru buka lagi jam 5 sore.
Nah, menuju Hok Lay ini, Tommy mengajak kami menelusuri Pecinan di Jalan Wiro Margo, yang juga menuju lokasi Museum Bentoel, salah satu merek rokok terkenal.
Seru juga berjalan kaki ke Pecinan ini. Banyak rumah yang sudah tua namun tetap dibiarkan seperti aslinya. Tidak dipugar atau direnovasi. Di kiri kanan jalan, banyak orang Tionghoa yang berjualan aneka macam. Ada juga yang rumahnya sekaligus dijadikan tempat usaha. Β Etnis Tionghoa di Indonesia memang identik dengan bisnis, berdagang.
Puas berfoto-foto, kami melanjutkan jalan kaki ke Museum Bentoel. Tahu kan Bentoel? Jangan bilang nggak tahu kalau mau dianggap kudet, nggak tahu sejarah.
Nggak lama sih kami di museum yang masuknya tanpa tiket ini.
Setelah membaca sejarah perusahaan rokok Bentoel dan mengambil beberapa foto, kami lalu melanjutkan perjalanan menuju Klenteng En Ang Kiong. Kapan-kapan deh saya tulis tentang Museum Bentoel ini, sayang foto-fotonya kalau nggak dipublish π
Klenteng Eng An Kiong Malang
Selamat datang di Klenteng Eng An Kiong atau Ing An Kiong, yang terletak di Jalan Raya Candi, Malang Jawa Timur.
Sayangnya pada saat kami berkunjung, sedang ada pelaksanaan ibadah, sehingga kami sungkan untuk berfoto-foto dan bertanya tentang sejarah klenteng tertua di Kota Malang ini.
Dari hasil Googling, klenteng yang menjadi rekomendasi salah satu tujuan wisata Kota Malang, Jawa Timur ini, merupakan peninggalan keturunan ketujuh dari Jenderal Dinasti Ming. Yang saya suka di klenteng ini ada kolam yang bagus, yang isinya ikan Koi. Ikan keberuntungan.
Kampung Warna Warni Jodipan
Inilah destinasi wisata yang sedang trending atau populer tidak hanya di Kota Malang, tapi juga telah menjangkau perhatian orang-orang yang tinggal di luar Kota Malang.
Kampung Warna Warni ini terletak di Kelurahan Jodipan, Kecamatan Blimbing, Malang Jawa Timur. Sebelum bisa menikmati keceriaan warna di berbagai rumah yang ada di lingkungan tersebut, kita diminta untuk membayar tiket sebesar Rp 2000, yang menurut penjaga tiket akan digunakan sebagai biaya pemeliharaan Kampung Warna Warni.
Awalnya, kampung ini adalah kampung kumuh di pinggiran Sungai Brantas.
Dan berawal dari keinginan untuk mempercantik kampung ini, Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang menggandeng perusahaan cat Indana Paint, untuk membuat kampung kumuh ini menjadi mirip dengan kampung warna warni Rio de Jeneiro, Brazil.
Sekarang kampung ini memang jadi bagus dan banyak spot foto yang bikin pengunjungnya betah berlama-lama buat nyetok foto dengan segala macam gaya. Lumayanlah buat update foto di sosial media, ya kan?!
Jangan khawatir untuk urusan sholat, buang hajat, atau kelaparan di Kampung Warna Warni Jodipan ini. Karena warga menyediakan musala, toilet dan aneka makanan/cemilan untuk para pengunjungnya.
Yaaay, senang juga bisa mampir ke Kampung Warna Warni ini walau dengan berjalan kaki π
Alhamdulillah kaki daku nggak bermasalah.
Alun Β Alun Tugu Kota Malang Jawa Timur
Menjadi tujuan akhir Menikmati Malang dalam Satu Hari.
Karena hari sudah sore juga, dan saatnya kembali ke tempat tinggal masing-masing seperti saya harus kembali ke Yogyakarta. Alid harus pulang ke Jombang dan Aya ke Surabaya. Sementara Tommy dan Rifqy, masih senang tinggal di Kota Malang.
Alun Alun Tugu Kota Malang ini adalah ikon Kota Malang yang terpopuler. Di Instagram Krisdayanti saja, saya lihat dia syuting untuk iklan toko kuenya di Alun Alun Tugu ini.
Lokasinya tepat di depan Balai Kota Malang dan kantor DPRD Malang. Strategislah.
Udara yang sejuk menambah keasyikan menikmati senja di Kota Malang di alun-alun ini. Buat yang baru datang ke Kota Malang dengan menggunakan kereta api, lokasinya tidak jauh dari Stasiun Kota Baru Malang. Cocok deh menjadi tempat pertemuan atau rendevous.
Nah, itulah tempat-tempat wisata yang menarik di Kota Malang Jawa Timur yang bisa didatangi dalam satu hari, kecuali mau berlama-lama, bisa sampai tiga atau empat hari.
Apalagi nih kata Tommy, masih banyak tempat kuliner dan wisata lainnya di wilayah Malang dan Batu yang bikin kita berdecak kagum. Sedangkan kuliner yang baru saya nikmati itu; Rujak Semeru, Bakso Bakar Pak Man, sempol pinggir jalan. Nggak sempat makan cumi hitam yang katanya enak banget ini. Duh jadi ngiler.
Travel Companion
Eh bener nggak tuh diksi bahasa Inggrisnya? Hihihi mbuhlah ya, yang jelas itu ingin menggambarkan tentang teman perjalanan yang menyenangkan.
Katanya, jalan-jalan menyenangkan itu, tergantung siapa yang menjadi teman perjalananmu.Β
Menikmati Malang dalam Satu Hari ini, adalah kali kedua saya dan Aya bertemu dan berjalan bersama. Pertama kali kami jalan bareng eksplore Pulau Madura. Sedangkan dengan Alid, ini perjalanan bareng pertama namun pertemuan yang kedua. Hampir sama sih dengan Rifqy, sudah dua kali bertemu namun baru jalan bareng ya kemarin itu. Kalau dengan Tommy, pertemuan dan jalan bareng pertama.
Perjalanan yang menyenangkan dan membuat saya bersyukur karena mendapatkan hal-hal baru, pengalaman baru juga menambah pertemanan.
Jalan kaki tidak terasa karena penuh dengan ngakak, ngikik, dan ngukuk. Apalagi hampir sepanjang perjalanan selalu diisi dengan sessi foto-foto narsis Alid Abdul, pria idola di masanya. Melihat gaya Alid foto-foto, perasaan kewanitaan daku tercoreng. Merasa kalah eksis. Beruntung daku dan Aya, perempuan-perempuan sabar yang rela melihat kenarsisannya.
Aaaargh, jadi pengen jalan-jalan lagi. Ke mana lagi yah yang seru. Sharing dan kasih ide dongs.
Photo captured by Rifqy Faiza Rahman, blog author Papan Pelangi
Sampai ke jodipan jalan kaki juga mbak? Wah lumayan jauh juga ya. Apa ga gempor mbak,untung ya rame2. Coba kalo sendirian hehehe…
Sama-sama om Baim π hahaha, bakso stasiun itu haruslah, wong tinggal langkah saja.
Berkah ngeblog itu salah satunya bisa punya banyak temen di tiap kota π
Bbrp bulan lalu sempat ke Malang 1 hari, dan bisa ketemuan sama Winda Carmelita & Aarchabella yg cetar π sayang ga bisa jalan-jalan kayak mba indah karena rempong ma anak & suami punya agenda sendiri ihihhi π
hihihihi, kapan-kapan dicoba diluangkan waktu sendirian. Seru dan asyik lho.
Wah mak Injul keren banget, cuma sehari sudah mengunjungi banyak tempat.
Aku belum pernah ke tempat-tempat itu semuanya.
wenak ya mbak jalan jalan.. main ke Medan mbak.. ada rumah antiknya Tjong A Fie, istana maimun, mesjid raya dan lainnya π
wah ada museumnya juga, asyik nih
Sehari aja bisa ke banyak tempat gitu. π
Pengen nyoba bakso asli Malang deh. π
Aaaah jadi ngobatin kangen sama Malang, apalagi Bakso Stasiun nya..wenaaaak..
Aaaargh, jadi pengen jalan-jalan lagi. Ke mana lagi yah yang seru. Sharing dan kasih ide dongs ===> KOTA KINABALU! Hahahah
Uhuuy, Makpuh jalan sama muda mudi, jadi keliatan kaya ABG lagi^^
Semoga kapan-kapan aku bisa menelusuri Jogja bareng Makpuh ya. Atau ke Malang aja? Hahahaha
Waaah…aku sudah lama banget nggak ke Malang. Penasaran sekarang seperti apa bentuk dan rupanya..hehe.
Waaa seru banget Makpuh, pankapan jadi pingin ajak anak-anak main ke Malang.. π Lengkap ya dari alun-alun, klenteng, gereja, museum sampai pasar tradisional.. Keren pasarnya ada ruang menyusui.. π Yang Kampung Jodipan itu juga masih hits ya mak.. Keren!
Wew, ceritanya hamba jadi aktor utamanya nih, entah disebut berapa kali, haha.
Jangan bosan main ke mari, nanti kuajak jalan ke tempat baru lagi, iya, jalan kaki aja, biar singset. eh.
Senangnyaaaaa
Aku bolak/i ke Malang durung nate ktemu the famous iwan tantomi
Wahh sehari banyak benerr spotnya mbaa, noted ahhh..
Ini baru sehari, sempat satu minggu di sini entah sampai mana-mana buahahahahha. Itu ada calon bupati Jombang π
Mba indaaaaah, aku habis impulsif beli tiket kereta ke Malang juga dan masih ragu ragu, bisa gak sih jelajah malang di weekend yg sempit. Postingan mu ini jawaban bangeeeeeet. Terima kasih sekaliiiii
Baru sekali ke malang pas piknik kantor. smg bs kesana lagi…
Dulu ke Bromo dan Coban Rondo, sama sekali gabke kota Malang atau Batu hiks, salah satu travel wishlist ini, cocok untk wisata keluarga katanya ya π
Iya satu hari, dari Minggu pagi sampai sekitar jam 5 sore, karena aku naik kereta yang jam 8 malam pulang ke Yogya π
Mak Injul hayuk lanjut jalan kaki ke Jombang hehe
Aaaa,kangen malang jadinya….. 7 tahun hidup disini,kuliah dan ngajar ^^
Aku dulu hobi banget jalan2 iseng ke ijen, adem dan rumahnya bagus2 khas rumah jaman dulu.. kalo malam minggu duduk2 manja di taman alun2 sama teman2..
Hihihihi, daku malah jadi pengen bermalam minggu di Jalan Ijen ini π
Aduuuh, kotanya menawan banget, makJul.. salah satu yg masuk list cita2 mau ke sana, hehe.. kopi rempah keknya enak pa dingin2an di sana yaa
Enak kopi rempahnya, cobain deh kalau nanti ke Malang. Bikin hangat badan yang kedinginan di sana π
Mak, seru ya jalan2nya. Malang nggak ada habisnya buat dieksplore. Tapi aku blm pernah ke museum Bentoel, hihi..
Biasa saja sih museumnya. Malah ada yang bilang bagusan museum rokok yang di Surabaya π
Waah seru banget Makpuh, sekali jalan sehari bisa ngubekin banyak tempat gitu. Aku penasaran sama semua venuenya juga pengen nyicipin bakso dan mendolnya.
Minta Maketu bikin Arisan Ilmu di Malang, trus ikutan π
kampung warna warbi, pingin bwt vidio disitu aku…
Ayo ke sana lagi, ajak Sitam π