Idul Fitri 2020, Kita Punya Cerita yang Sama

Hari Raya selalu istimewa. Semua orang bahagia merayakannya. Tak pandang apa pun, bangsa, agama, suku atau pun ras, Hari Raya pasti menyenangkan. Begitu pun dengan Idul Fitri 2020, Hari Raya umat Islam yang semakin istimewa karena kita semua punya cerita yang sama saat merayakan kemenangan setelah berpuasa selama 30 hari lamanya. Cerita yang sama, beridul fitri di masa-masa atau suasana pandemi virus covid 1, yang harus berlebaran di tempat masing-masing, tidak ke mana-mana, tidak mudik atau pulang kampung, tidak bisa bersilaturahmi secara langsung. Lebaran Virtual.

 

Idul Fitri 2020, Kita Punya Cerita yang Sama

Cerita tentang Idul Fitri 2020

Matahari masih belum menampakkan sinarnya, saat pintu rumah diketuk. “Assalamualaikum, Mama Tio, kalau mau Sholat Idul Fitri, ada di musholla ya. Khusus untuk kita-kita saja, warga sekitar sini. Enggak ramai kok,” kata Pak Wakil RT kampung kami, sesaat setelah saya membuka pintu.

Setelah mengucapkan terima kasih, saya lalu berembuk dengan Taruli dan Kayla tentang tawaran sholat Idul Fitri berjamaah di musholla. Saya juga menelepon Mas Iwan untuk memberikan pendapatnya.

Sholat Idul Fitri 2020 ini berbeda dari sebelum-sebelumnya. Akibat Pandemi Covid-19, yang terjadi hampir di seluruh dunia (termasuk Indonesia), keadaan pun menjadi berubah, termasuk ibadah puasa di bulan Ramadan dan penyelenggaraan sholat Ied.

Untuk menekan penyebaran virus Corona, kita harus melakukan physical distancing, memakai masker jika bepergian atau keluar rumah, mencuci tangan hingga bersih dan menggunakan hand sanitizer jika tidak bisa mencuci tangan dengan sabun. Karena harus physical distancing ini, masyarakat dilarang berkumpul (apalagi berkumpul lebih dari 5 orang), harus menjaga jarak (mininal 1 meter), tidak berjabat tangan atau bersalam-salaman.

Mau tak mau, masjid-masjid meniadakan Sholat Jumat, kegiatan di bulan Ramadan, dan tentu saja, ada yang beberap tidak menyelenggarakan Sholat Idul Fitri, sebagai bagian akhir, penutup dari bulan puasa. Pemerintah dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta agar bangsa Indonesia melakukan ibadah sholat tarawih dan sholat Ied di rumah saja.

Sedih ya. Bulan puasa dan Sholat Idul Fitri 2020, menjadi biasa-biasa saja.

Serasa menjalani hari-hari biasa, yang hari biasa pun masih ada aktivitas seperti bersekolah dan bekerja di luar rumah. Kalau di masa pandemi ini kan tidak. Semua serba dilakukan di rumah, tanpa kecuali. Kami pun sudah merencanakan untuk sholat Idul Fitri di rumah dengan imam si sulung, Taruli, karena mas Iwan enggak bisa mudik ke Yogyakarta, terlockdown di Jakarta.

Setelah merembuk, kami memutuskan untuk ikut sholat Idul Fitri di musholla. Dengan pertimbangan, karena orang-orang yang ikut sholat adalah tetangga kami yang sudah kami kenal dengan baik, dan sudah sama-sama terlockdown di kampung sendiri.

Kayla sempat enggak mau ikut sholat, karena dia merasa tubuhnya masih belum maksimal pasca operasi di leher. “Kalau nanti ramai yang ikut, kita pulang saja, sholat di rumah,” ucap saya menguatkan hatinya. Musholla memang dekat banget sama rumah kami, tidak sampai 5 menit jalan kaki.

Sekitar jam 6.20 kami berjalan kaki ke musholla. Sampai di musholla, kami mendapat bagian di luar, di area jalan masuk ke musholla yang sudah dihampari tikar-tikat. Tidak sampai 40 orang ternyata yang ikut sholat Idul Fitri di musholla itu. Hati terasa nyes, saat harus berjarak antara sesama jemaah sholat. Tidak terdengar kata-kata, rapatkan shaf!

Sholat Idul Fitri 1441 Hijriah di musholla tempat tinggal kami itu, diimami oleh seorang Bapak yang menjadi sesepuh dan menurut mas Iwan memang suka menjadi imam kala sholat sehari-hari. Kebetulan pula rumah bapak tersebut di sebelah musholla.

Idul Fitri 2020, Kita Punya Cerita yang Sama

Sedih tapi Kocak Saat Sholat Idul Fitri 1441 Hijriah

Sholat Idul Fitri merupakan puncak dari pelaksanaan ibadah puasa di Bulan Ramadan, ya kan? Wajar nggak sih kalau kita menginginkan sholat Ied yang sempurna, apalagi di masa-masa pandemi ini, terpaksa harus sholat tarawih di rumah saja, dengan imam sholat yang berusaha ingin sempurna tapi kurang berhasil.

Sholat Idul Fitri di musholla kami bukan nggak sempurna sih. Ini hanya perasaan saja, mungkin karena sholat berjarak jadi terasa kurang maksimal ibadahnya. Mungkin penyelenggaraan sholat Ied dilakukan seadanya, menyikapi keinginan warga yang ingin sholat lebih khusyu jika dilakukan berjemaah di musholla.

Sehingga sound system yang dipakai pun seadanya. Akibatnya, suara imam kurang terdengar, kurang jelas dan tidak kencang. Sholat pun dilakukan by feeling. Terutama saat sujud, byar…suara imam tidak terdengar ketika menyerukan seruan Allahu Akbar, bangkit dari sujud. Sedih.

Yang kocaknya dari sholat Ied kami, ketika imam sekaligus khatib memberikan khutbah setelah selesai sholat. Khutbah dilakukan dalam bahasa Jawa, gengs. Bahasa Jawa Kromo! Lha, bahasa Jawa ngoko saja saya dan anak-anak (kecuali si bungsu, Tiominar) kadang kurang paham kalau artikulasinya tidak jelas. Apalagi ini Jawa Kromo. Bablas, kami tidak paham apa yang disampaikan khatib dalam khutbahnya.

Kami hanya paham ketika khatib sekaligus imam menutup rangkaian sholat Idul Fitri dengan doa-doa yang bahasa Arab. Enggak tau deh kalau baca doanya dalam bahasa Jawa. “Ini sudah selesai? Tanya Taruli ketika melihat saya bersiap-siap merapikan perlengkapan sholat.

Meski perasaan kami, sholat Idul Fitri kali ini, biasa saja. Namun keharuan tetap terasa, terlebih lagi ini pertama kalinya saya dan anak-anak tidak sholat bersama dengan Mas Iwan, yang sholat Idul Fitri sendirian di Jakarta. Berharap keadaan seperti ini tidak terulang kembali.

Idul Fitri 2020, Kita Punya Cerita yang Sama

Silaturahmi pun secara virtual

Setelah melaksanakan sholat Ied. Kami pun melakukan silaturahmi virtual menggunakan fasilitas Video Call WhatsApp dengan Mas Iwan di Jakarta, Wahyu dan Vera (adik saya) di Bekasi, Arie dan keluarganya serta Ara (keponakan) di Tanjungpinang, adik perempuan saya, Ida yang berada di Malaysia, juga keponakan-keponakan lainnya seperti Amel, Ririn dan Sondang di Jakarta.

Seru juga ternyata ya Lebaran Virtual ini, karena hanya tampak wajah, jadi pengen lihat keseluruhan. Saling berebutan bicara, sampai enggak jelas obrolannya apa. Ada juga yang sibuk capture moment yang istimewa ini, untuk jadi kenang-kenangan. Enggak terasa sampai satu jam silaturahmi virtual ini. Untung koneksi internet semuanya lancar jaya, enggak putus sambung.

Terima kasih untuk para provider yang telah memperlancar koneksi di hari istimewa ini. Semoga enggak hanya di Idul Fitri koneksi inetnya lancar jaya.

Idul Fitri 2020 memang sangat sangat istimewa. Tak akan terlupakan oleh seluruh bangsa di dunia ini, juga di Indonesia, teristimewa di hati kami. Sahabat Bloger punya cerita yang sama tentang Idul Fitri kali ini? Sholat Iednya di mana? #dirumahaja atau bisa sholat di masjid/mushola seperti kami?

Selamat Merayakan Idul Fitri 1441 Hijriah. Taqobballahu minna wa minkum, taqobbal ya Kariim. Minal Aidin wal Faizin, mohon maaf lahir dan batin. Semoga Allah SWT menjadikan kita, hamba-hambaNya yang kembali fitrah. 

14 Comments

  1. nyi Penengah Dewanti June 1, 2020
  2. Ria Kiyandra May 29, 2020
  3. Indah Nuria May 29, 2020
  4. lendyagasshi May 29, 2020
  5. Herva yulyanti May 29, 2020
  6. Melissa Olivia May 29, 2020
    • Indah Julianti Sibarani May 29, 2020
  7. Mei Daema May 28, 2020
    • Indah Julianti Sibarani May 29, 2020
  8. Cilya May 28, 2020
  9. maya rumi May 28, 2020
  10. Gallant Tsany Abdillah May 28, 2020
  11. Nasirullah Sitam May 28, 2020
    • Indah Julianti Sibarani May 29, 2020

Leave a Reply