Dulu, kala anak-anak masih kecil, 0 bulan sampai 4 tahunan gitu deh, kalau mereka sakit, rasanya pengen kita sajalah yang sakit. Tinggal minum obat, makan sehat, istirahat, dan tidur cukup, sudah sembuh. Lha anak? Nangis terus, ditanya apa yang sakit, kalau sudah lancar ngomong (walau belepotan bahasanya), kasih taunya enggak jelas. “Aduh, aduh, sakit,” sambil nangis kejer. Kalau demam, bisa kita prediksi suhunya. Kalau sakit gigi, sakit tenggorokan, atau sakit bagian dalam lainnya, cuma nangis saja. Kirain ya, setelah besar, remaja, akan lebih jelas. Ternyata enggak. Tau-tau saat dibawa ke dokter, sudah parah. Mesti ada tindakan. Seperti itu yang terjadi sama Kayla, anak nomor dua, yang awal Maret 2020 lalu mesti operasi kelenjar ludah dan limfoma.
Jangan Remehkan Sakit Leher
Seumur-umur jadi orangtua, daku tuh nggak pernah berharap, ngebayangin juga enggak, kalau anak sakit dan mesti dioperasi. Ke rumah sakit itu untuk yang bahagia-bahagia sajalah. Seperti melahirkan. Ku sudah cukup trauma dengan rumah sakit setelah kepergian Mama tahun 2012 lalu.
Tapi perjalanan hidup memang harus ngerasain anak masuk rumah sakit, dioperasi, dijagain selama 4 hari (sampai badan dan hati terasa remuk berhari-hari), dan mondar-mandir lagi ke rumah sakit pasca operasi. Kalau kata Irma Susanti, prosedur pasca operasi, selama satu bulan masih kontrol.
Jadi ceritanya, Kayla tuh (saat bangun pagi) mengeluh lehernya bengkak, tapi badannya tidak panas. “Leherku sakit, inna. Kok bengkak ya.”
Saat itu daku dan Mbak Yati menganggap biasa, kena gondongan. Tapi ku sempat mikir juga, dulu saat TK, Kayla pernah gondongan, masa kena lagi, dan ingat kalau Kayla tuh sudah divaksin MMR. Hari itu, Kayla izin enggak masuk sekolah. Karena masih berpikir gondongan, daku hanya suruh istirahat dan di lehernya yang bengkak kita kasih cairan lidah buaya, yang kebetulan tanamannya banyak di rumah.
Keesokan harinya, Kayla masuk sekolah karena lehernya sudah tidak terlalu bengkak. Nah, pulang dari sekolah itu (sore hari), Kayla bilang kalau lehernya yang bengkak itu seperti ada benjolan. Daku periksa, dan memang benar kalau disentuh lehernya, terasa ada benjolan.
Enggak mau gambling dan bertanya-tanya sendiri kenapa ini, daku dan Kayla memeriksakan diri ke klinik yang ada di dekat rumah. Dokter umum yang kami datangi, bertanya apa Kayla demam dan batuk? “Enggak, cuma lehernya terasa nyeri dan kalau bungkuk, sakit banget,” jelas Kayla.
Setelah diperiksa, dokternya (sepertinya bingung kali ya mau nentuin sakit apa) bilang akan kasih obat pereda nyeri yang dihabiskan selama satu minggu. “Nanti, kalau satu minggu enggak ada perubahan, lehernya masih bengkak dan benjolannya masih ada, periksa ke rumah sakit besar ya, biar diperiksa lebih lengkap,” kata dokternya.
Satu minggu berlalu, obat sudah habis tapi enggak ada perubahan sama sekali di leher Kayla, kami lalu periksa ke Rumah Sakit JIH. Ada cerita lucu saat daftar sebagai pasien baru, karena Kayla umurnya 15 tahun, admisi mendaftarkannya di Poli Anak. Saat kita ke Poli Anak dan melihat anak-anak kecil yang ada di ruangan, langsung protes: “Aku nggak mau periksa di sini, ini kan anak kecil semua. Periksa ke dokter umum biasa aja.”
Yaela, enggak mau banget dianggap anak-anak, padahal umurnya masih anak-anak.
Akhirnya kita periksa ke dokter umum dengan dokter Oky. Hampir sama pemeriksaan dengan di klinik, yang ditanya badan panas, batuk atau pilek enggak, Kayla kembali dikasih obat yang sama (tapi harganya lebih mahal) untuk satu minggu, dengan catatan untuk kembali lagi setelah obat habis.
Dan, sejak pertama keluhan sampai pasca periksa ke JIH (dua minggu), enggak ada perubahan sama sekali. Leher tetap bengkak dan benjolan masih ada. Kata Kayla yang berkurang hanya rasa sakit dan nyeri sudah tidak terasa.
Meski berusaha santai, saat kembali ke JIH di hari ke-16, perasaan daku tuh udah mulai ketar ketir, sempat bertanya ke Irma Senja, apa yang dialami Sean sebelum operasi kelenjar ludah (submandibula). Sama kah gejalanya dengan Kayla, karena Sean juga operasi di bagian leher.
Karena enggak mengalami perubahan yang banyak, dokter memutuskan Kayla untuk cek laboratorium, radiologi dan dirujuk ke Poli Bedah. Deg, hatiku terasa mencelos saat Kayla dirujuk ke Poli Bedah dan segala printilannya itu. Berusaha enggak sedih, karena enggak mau Kayla down.
Kenapa Harus Operasi Kelenjar Ludah dan Limfoma ?
Di dokter bedah, Kayla diperiksa lebih intensif lagi. Dan hasilnya ternyata ada tiga benjolan di leher Kayla. Benjolan di kelenjar ludah (submandibula) dan benjolan limfoma. Dokter Poppy (ahli bedah di JIH), lalu menguraikan tentang kelenjar submandibula dan limfoma itu. Kayla memperhatikan dengan serius apa yang dijelaskan dokter. Tiba-tiba, airmatanya berlinang, wajahnya memucat, saat dokter Poppy menjelaskan hal-hal yang terjadi jika benjolan itu tidak dibuang dan apa yang akan terjadi jika dilakukan operasi.
Daku hanya bisa mengelus-elus tangannya, berusaha menenangkan, padahal ya, perasaan daku sendiri macam-macam rasanya. Yang paling terasa ya daku merasa teledor, enggak bisa merawat anak dengan baik, ibarat kecolongan anak sampai harus dioperasi.
Kata dokter Poppy (melihat Kayla yang seakan takut), “Tidak harus sekarang diberi tindakan, bisa kita obati teratur. Tapi ya jangan sampai melebar ke mana-mana, karena limfomanya bisa bertumbuh dan jika dibiarkan malah jadi lebih berbahaya. Ibarat tumor, kalau sekarang masih jinak .” Duh.
“Saya mau operasi sekarang saja, dokter,” ucap Kayla. “Saya enggak tahan sakitnya.”
Jujur, daku terkejut dengan pernyataan Kayla. Enggak sangka dia berani dan memutuskan sendiri untuk operasi yang pastinya, jangankan anak seumuran Kayla, orang dewasa saja suka ngeri membayangkan operasi.
Anak yang dulu kalau dibawa ke dokter mesti orangtuanya yang menjelaskan apa yang dirasakan, apa yang sakit. Saat ini, dia semua yang jelaskan apa yang dialami, kapan mulai dirasakan sakitnya, dan kini memutuskan untuk operasi kelenjar ludah dan limfoma untuk kebaikan dirinya.
Bahkan dia juga yang memutuskan kapan waktu pelaksanaan operasinya, yaitu Hari Senin, tanggal 9 Maret 2020, saat ammanya (Mas Iwan) pulang ke Yogyakarta. Dia mau didampingi ammanya operasi. “Aku nanti ditemani amma saja, inna sudah capek antar aku bolak balik ke rumah sakit. Aku enggak mau inna sakit juga.”
Kala itu, daku hanya bisa tersenyum, berusaha tenang, enggak khawatir. Berusaha tegar, walau saat chat dengan Irma, daku nggak tahan curhat dan bilang, boleh nangis nggak sih, kok aku sedih banget ya. “Nangis, mbak, nangis saja biar perasaan lega. Nangis yang puas, setelah itu harus tegar di depan Kayla,” tulis Irma di chatnya.
Tapi sampai pulang ke rumah, beraktivitas, dan ngobrol sama Mbak Yati dan Taruli tentang rencana operasi Kayla, tetap enggak bisa nangis, nggak keluar airmata. Selepas maghrib, saat ditelepon Mas Iwan, daku baru bisa nangis. Daku merasa jadi ibu yang nggak perhatian sama kondisi anaknya. Ku merasa sudah melakukan apa pun untuk kesehatan Kayla, tapi sekalinya sakit dan harus dioperasi.
Tidak Lagi Sama, Tip Pasca Operasi Kelenjar Ludah
Setelah operasi selama 2,5 jam (karena dua tindakan: pengangkatan benjolan di kelenjar ludah; dekat garis mulut dan limfoma di pundak kanan) dan baru siuman setelah 5 jam keluar dari ruang operasi, setelah 4 hari 3 malam, daku, mas Iwan, dan Taruli bergantian menjaga Kayla. Perasaan antara lega, gelo dan khawatir bagaimana Kayla setelah dioperasi. Karena tidak lagi sama keadaannya.
Yang namanya operasi, sesamar apa pun pasti ada bekasnya di luar. Di bagian dalam pun, pasti sudah tidak sempurna lagi, kan sudah dipotong sedikit sarafnya.
Di kontrol pertama setelah operasi (hari keempat saat mau pulang), dokter Poppy memberikan tip agar tidak tumbuh lagi benjolan, terutama benjolan limfoma. Sekadar tip itu di antaranya:
- Menghindari makan makanan berbahan pengawet (ternyata di sekolah, Kayla tuh suka jajan seperti mie lidi, makaroni berbagai rasa, dan mie kremes)
- Pola makan harus sehat, terutama makan sayur dan buah-buahan (dokter Poppy menyarankan sehari satu sayuran dan satu buah).
- Aktivitas jangan terlalu padat dan diimbangi dengan istirahat yang cukup.
Oh ya, sebagian besar penderita kelenjar ludah dan limfoma ini adalah laki-laki, sedikit perempuan. Ini dikarenakan laki-laki lebih banyak aktivitasnya seperti olahraga dan bekerja tidak kenal waktu. Dan, usia penderita (yang sebagian besar laki-laki itu) berusia antara 15 sampai 65 tahun. Bisa dibilang ini penyakit anak remaja dan orang dewasa.
Terjadinya pembengkakan pada leher Kayla karena pola makan yang tidak sehat. Jajan sembarangan pastinya, karena dari rumah dia bawa bekal untuk makan siang dan cemilan. Kebetulan juga Kayla sedang padat aktivitasnya. Latihan tonti (peleton inti – pasukan baris berbaris) 3 kali dalam seminggu karena akan mengikuti perlombaan, menjadi panitia pentas seni angkatannya pada bulan April nanti (yang akhirnya dibatalkan karena wabah virus corona), dan ikut seleksi untuk Paskibra.
Pola makan sehat sih memang yang harus kita perhatikan benar-benar untuk anak dan keluarga, juga diri kita sendiri. Apalagi sekarang ini kan, banyak banget macam/jenis makanan yang beberapa kita nggak tahu bagaimana proses pengolahannya. Dan ya, ku merasakan benar apa kata orang-orang bijak itu, jagalah kesehatan karena sakit itu mahal.
Beruntung kami, meski tidak seratus persen, biaya operasi dan perawatan Kayla selama 4 hari 3 malam itu diganti oleh kantor Mas Iwan. Daku dan Mas Iwan sempat terpaku di ruang pembayaran Rumah Sakit JIH, ketika disodori kuitansi pembayaran. Kalau saja kami tidak punya tabungan, tidak punya dana darurat, bisa berutang atau menjual barang-barang yang berharga.
Sehat, sehat, sehat. Jangan sakit, jangan sakit. Karena sakit itu mahal.
Semoga Kaylaaa sehat selalu ya bu..
Kalau boleh tau penyebab atau faktor-faktor yang mempengaruhi anak mengalami benjolan atau kelenjar itu apa ya?
apa karena pola hidup atau efek tertentu?
terima kasih
Bener banget, memang sakit itu nggak boleh kita anggap sebelah mata, lebih baik lgsg konsultasi ke dokter. Jadi pelajaran bangey nih mba, untuk aku. Makasih sharing berharganya mba, sehat terus untuk keluarga ya!
Aduh… teguran juga nih buat aku. Masih sering ngga jaga pola hidup sehat. Harus belajar dari pengalaman orang lain dan diri sendiri dulu baru bisa paham pentingnya hidup sehat 🙁
Bener, Hanifa, kalau nggak tau pengalaman orang lain, kita kadang lupa jaga kesehatan.
semoga Kayla setelahnya selalu sehat ya, saya bacanya sambil mata berkaca-kaca pas bagian Mak Ijul curhat dan merasa gagal mearwat anak. Dulu pas mau menghadapi anak sirkumsisi juga gitu, sedih dan bersalah.
Lega rasanya baca operasi dan pemulihannya berjalan lancar, Makpuh..
Semoga ngga sakit lagi, sehat terus.
Dan noted banget ini, soal jajan sembarangan. Biar jadi pengingat untukku juga
Kayla udah bisa mutusin ya Mak Injul, aku juga kalau pas depan anak ga bisa nangis tapi udahannya pas solat nangis bae kalau ada apa2 tuh 🙁 makasih infonya Mak Injul ngeri juga yah padahal jajn lidi itu enak banget
Gws Kayla. Catatan juga nih buat sy lebh aware merhatiin jajanan dan makanan anak2. D rmh d jaga2 d sekolah mana tahu jajan apa ya
Salut dengan Kayla yang berani memutuskan untuk dioperasi. Cepat sehat seperti sedia kala ya, Nak 🙂
Cepat pulih
Fyuh, begitulah makpuh bagian leher ini suka terabai. Sama kayak aku dulu :(. Dan untunglh segera ya mba mumpung jinak. Cepat sembuh kembaliiiii kakak
Duh kayla, cukup sekali ini aja ya ketemu dokter bedah. Semoga sehat terus.
Kayaknya mesti ada tambahan kategori lagi ya, poli remaja gitu, selain poli anak dan poli umum.
alhmadulillah semua lancar yaa Makpuh..yang penting segera diambil tindakan dan bisa segera pulih seperti sedia kala
Alhamdulillah mba…akhirnya ketemu penyakit+operasi juga berjalan lancar. Semoga cukup sekali ini aja…dan besok2 nggak ada masalah lagi.
Thank mb injul…aku kudu nasehatin anakku lagi nih. Yang gede itu, semenjak SMP..njajannya sering ngasal di sekolah
Sehat terus Kayla! Waktu Mak Indah cerita di grup itu aku cuma scrol.. scrol.. agak serem kalau dengar ada tumor dan kawan-kawannya. Alhamdulillah Kayla anak berani ya. Bener Mak, sehat itu mahal!
Adek Kayla cepat sehat sediakala ya beraktivitas kembali dia bisa seperti itu tentu saja karena memiliki seorang ibu yang hebat ibunya pasti sudah mengajarinya banyak hal Alhamdulillah di masa-masa sulit kalian bisa melewatinya dan begitupun kadangkala anak yang menguatkan orang tuanya sebaliknya suatu saat nanti kita akan terus tetap memberikan semangat kepada anak-anak kita semangat ya mbak
Sehat sehat ya Kayla. Mak Injul, makasih ya udah berbagi tips-nya. buat bahan aku jelasin ke anak anak kalau enggak baik konsumsi makanan berpengawet nih. Mereka masih susah banget diingetin buat gak jajan sembarangan
Hiu Mak Jul kurasakan gimana mencelosnya hatimu lihat Kayla sakit. Tapi dia berani ya, sudah bisa memutuskan sendiri mau apa untuk dirinya. Salut. Sehai selalu ya Kayla.
Anak pinter deh kayla, berani mengatakan iya untuk berani operasioperasu, sehat selalu ya kayla biar cepet kembali ke sekolah. kayla kebanggaan orangtua yg patut dicontoh
Get well soon ya Kayla, duh saya membaca cerita kayla operasi ini jadi ngebayangi operasinya. Kayla hebat, langsung siap untuk operasi ya Mak Injul. Saya yang “setua” ini, kalau mau disuntik saja perlu waktu utk memantapkan tekad.
toss kita kayla, aunty juga pas udah remaja emoh ke dokter anak-anak. berasa tua sendirian hihii.. tapi mau gmn lagi masih dianggap bocah padahal dah SMA kan ya? 🙁
Baca tulisan ini bikin aku worit sama anak sulungku. Dia juga makannya begitu. Susah makan makanan sehat. Senengnya seblak, macaroni aneka rasa, dan yang bermicin-micin. Duh… kudu mulai dikasih peringatan deh.
aku ikutan mewek bacanya nih mba indah.
sehat terus ya Kayla dan semuanya.
makasih sharingnya mba, jadi buat pembelajaran jg harus gimana biar anak2 gak perlu ngalamin ini atau kalau sampai ngalamin, paling gak pernah baca artikel ini dan tahu harus gimana.
peluukkk
Sakit leher nggak bisa dianggap cuma pegal gitu ya, harus segera diperiksakan apalagi sudah merasakan ada rasa sakit. Tinggal bagaimana menjaga setelahnya ya berarti, agar tetap istirahat yang cukup dan makanan yang sehat. Semoga selalu sehat ya kakak Kayla 😘
Semua itu berawal dari makanan ya. Hampir semua penyakit karena kita bebas makan apa saja. Saya sendiri juga punya kista, pada akhirnya ya harus menjaga makanan, utamanya dari bahan pengawet dan lemak. Sedih juga selama ini kurang peduli dengan tubuh saya sendiri dengan makan segalanya hiks. ya hikmahnya saya mulai mengganti gaya hidup dan diet seimbang, insy Allah setelah ini lebih sehat.
Makpuh, perasaanku pun ikut teraduk-aduk membaca ini. Semoga setelah ini Kayla tetap sehat dan kuat.
Baca tulisannya jadi campur aduk mbak. Semoga Kayla segera sehat sediakala yaa setelah ini. Aamiin
Aku juga baru tahu bahwa ada operasi kelenjar ludah
Kalau pas sakit itu, terasaaaa banget ya, nikmat sehat. Masya Allah.
Semoga kita semua bisa memetik hikmah ya Mak.
Aamiin Ya Robballalaamiin
Sehat selalu yaa Kayla… I feel u banget Mbak Indah… saya pernah ngerasain nungguin operasi adik saya. Lihat mama saya bawaannya gak tenang n cemas nunggu hasilnya, huhuu… makasih sharing tips nya ya sangat berfaedah
Semoga sehat terus yaa Kayla. Kebayang ya sebagai Ibu nemenin dan nungguin di rumah sakit, deg-degan. Bukan operasi ringan berarti ya Bu?
Anakku dulu operasi tumor di payudara, engga menginap (one day surgery), aja aku masih khawatir sampai sekarang. Ya kalik, namanya tumor…
Duuuh…semoga kita sehat semua ya Bu…
Wah baru tahu ada kelenjar ludah. Makasih sudah cerita jadi bisa lebih wasoada dan aware sama keluhan anak
Wah Keyla kuat ya. Bisa ambil keputusan sendiri dan malah jadwal operasinya juga dia yang tentukan. Salut nih. Saya waktu seumuran Keyla mana berani gitu, kalau dibilang mau diinfus saja saya sudah ngeri duluan apalagi dioperasi. But emang benar nih sakit emang mahal ya Mbak so harus benar2 jaga kesehatan apalagi di musim wabah corona ini. Btw semoga lekas pulih kondisinya Keyla pasca operasi.
Aamiin, aamiin, terima kasih banyak doanya Siska 🙂
Anakku yang nomor dua gitu juga bengkak kelenjar ludahnya setahun lalu dan dokter menyarankan harus operasi. Jujur saat itu kami masih trauma dengan rumah sakit jadi dengar kata operasi takut banget. Alhamdulillah pas mau dioperasi atas ijin Allah benjolannya hilang dan sembuh sampai sekarang.
Alhamdulillah ya Mbak Tati. Moga Kayla juga sembuh total, nggak kebayang operasinya.
Anak saya 13 tahun juga kalau ke Poli Anak, suka protes mbaaa, berasa uda gedeee aja yaaa, hehe
Btw, JIH itu juga salah satu rumah sakit terdekat dari rumah saya waktu di Jogja mbaaa, bahkan melahirkannya pun disana juga
Wah, aku juga pilih JIH karena dekat dengan rumah, nggak sampai 15 menit kalau naik motor.
Subhanallah ikut nangis bacanya kak.. hati ibu mana yang ngga mencelos melihat anaknya harus dioperasi. Jangankan sampai operasi, sayapun merasa bersalah dan lalai ketika anak sakit, seolah merasa tidak becus jagain anak. Terima kasih sharingnya ya kak, mengajarkan saya untuk lebih aware terhadap keluhan anak, juga tentang kekuatan dan ketabahan.
Nah kan sama serasa nggak becus ya ngurusin anak kalau mereka sakit. Aku juga sekarang lebih mawas diri untuk urusan kesehatan.
Sama-sama, terima kasih juga sudah mampir 🙂
Duh ikut sedih bacanya
Kalo ada anak yang tegar, malah gimana gitu ya?
Anak saya yang nonton nomor 3 yang begitu
Waktu disunat dia ngga mengaduh, supaya cepat selesai katanya
Jadi serasa kita orangtuanya malu ya, Mbu kalau nggak ikutan tegar.
Keylaa keren deh, salut melihat dia memutuskan yang terbaik untuk dia. Ini pasti ngga lepas yaa dari peran orang tua yang demokratis. Saya jadi lebih fokus ke pola pengasuhannya nih. Sehat sehatt yaa Keylaaa 😀
Hehehehe, Kayla pengen cepat sembuh biar bisa aktivitas lagi, tante Khata 🙂
Terima kasih ya.
Ya Allah, sedih banget bacanya, tapi Kayla hebat, masya Allah. Ini bacanya nggak nyangka dari awalnya dia nangis terus tiba-tiba berani bilang mau operasi. Tapi, insya Allah itu keputusan yang jauh lebih tepat ya, Mbak..sehat-sehat yaa, Kay 🙂
Insya Allah sehat, tante.
Karena Kayla mau cepat kembali ke sekolah, aktivitas lagi 🙂
Ya Allah aku bacanya merinding, semoga Kayla sehat selalu ya. Aku worry sama Kezia dia di rumah selalu bawa bekel tapi di sekolah suka jajan yang kaya gt macam makaroni dll. Huhuhu semoga kita semua sehat selalu ya.
Nah itu Mel, serasa kecolongan kan, udah kita bekalin eh masih jajan juga di sekolah.
Memang mesti terus-terusan kita ingetin anak-anak untuk nggak jajan sembarangan.
Kaylaaaaa jagoan ! Kiss dr ateu irma
Mba indah kuat, Sean kemarin 2 x operasi… operasi pertama, 4 bulan kemudian tumbuh lg dan operasi ke 2. Aku bisa nguatin mbak setelah melewati itu, tp kenyataannya… aku mewekk trus saat mendampingi dan mengurus Sean. Takut, hal yg pernah kualami, harus anakku alami lagi. Didepan Sean dikuat2in, tp dia pasti tahu krn mata ibunya sembab dan bengkak huhuhu.
Sampai saat itu, Sean msh jadi kekhawatiranku… kalau dia kecapean, lehernya agak bengkak. Full istirahat, akan membaik lagi. Pesan buat Kayla, jgn terlalu cape ya Kay… jgn stress, bawa happy aja. Mungkin ini salah satu alasan k3napa aku sangat over protektif sama Sean… bodo org mau bilang apa. Katanya jgn manjain anak. Anaknya 2 kali operasi tumor, trus emaknya santuy… yakiin bisa ? Ini bukan manjain sih, lebih ke menjaga supaya dia gak sakit lagi.
Tetep jaga kesehatan mbak dan Kay juga…. kiss kiss
Dirimu tuh panutanku. Cerita-ceritamu jadi sumber kekuatan buatku untuk fokus sama anak-anak, keluarga, terutama urusan kesehatan.
Hehehehe, bener Irma, daku juga gitu sekarang, sama anak-anak jadi lebih strich lagi, biarin deh dibilang emak toxic 😀
Kaylaaaaa anak cantik yg kuat, hebat dan strong bangeettt! Ya ampyuun kebayang deh, waktu ABG manis ini crita ke dokter bedahnya.
Semoga sehaaaat sehaaattt dan ini kayak reminder buat kita semua ya. terutama daku yg juga punya pola makan kurang sehat, Makpuh.
setelah ini, berusaha bangeett untuk konsumsi menu bergizi dan nutrisi baik.
Benar Nurul, makan harus makanan sehat, untuk tabungan kesehatan kita juga.
Iyaaa makasii banget Makpuh udah ngingetin lewat artikel ini.
Semoga semuanyaaa sehatt sehaattt