Gong xi fa cai 2559, Zhu Da Jia Zai Xin De Yi Nian Li Shen Ti Jian Kang, Wan Shi Ru Yi (kira-kira artinya gini..he..he.. : Semoga tahun tikus tanah ini membawa kebahagiaan, memberikan kita kesehatan yang baik, kesuksesan dan keberuntungan).
Menurut Wikipedia.org : tahun baru Cina (Imlek) adalah hari raya Tionghoa tradisional yang dirayakan pada hari pertama di bulan pertama kalender Tionghoa, berdasarkan gabungan perhitungan peredaran bulan (lunar) dan peredaran bumi mengelilingi matahari (solar). Karena itu, Imlek juga kerap disebut Tahun Baru Lunar.
Tahun Baru Cina kali ini diidentikkan dengan tahun tikus tanah dan diyakini (kalau dikerjakan dengan baik dan tulus), akan membawa keberuntungan dan kenikmatan yang dirahmati.
Gong xi fa cai…ang pao nai lai (selamat tahun baru, angpao-nya yah). Nah ini ngak pernah lepas dari ritual perayaan imlek. Gimana ngak, seperti di hari lebaran, disinilah anak-anak Cina atau orang muda yang belum menikah, mendapatkan uang yang dimasukkan ke dalam amplop berwarna merah, yang diberikan oleh orang tua mereka dan keluarga yang telah menikah. Uang yang diberikan biasanya berdasarkan umur si penerima atau berkah yang diharapkan.
Selain ang pao, Imlek juga identik dengan makan sebelum tahun baru (khia tao), jeruk (yang diletakkan di meja tamu dan altar dekat sembahyang, sampai hari Cap Go Meh), kue keranjang, mercon, kembang api, lampion merah, barongsai, dan naga. Hari ke-15 Imlek, ditutup dengan perayaan Cap Go Meh.
Buat keluarga gw (meskipun gw adalah keluarga muslim), gong xi fa cai atau bisa juga disebut Imlek, ngak bisa dilepaskan begitu saja. Maklum anggota keluarga besar gw dan keluarga besar Mas Iwan ada yang orang Indonesia keturunan Tionghoa atau Cina.
Dari keluarga Mama, ada tante yang nikah dengan orang Cina Benteng. Dari keluarga besar Bapak, ada om dan tante gw yang nikah dengan orang Cina Bangka dan Cina Singkawang.
Sementara dari keluarga besar Mas Iwan, terutama dari garis Ibu, berasal dari Cina Kudus dan ada yang Cina Semarang. Yup, keluarga gw memang beragam. Dan karena itu merupakan hal yang biasa kalau pada saat seperti ini, gw ngak pernah lupa memberikan ucapan selamat buat saudara-saudara sepupu, om dan tante yang merayakannya.
Imlek sendiri adalah penyebutan untuk tahun baru Cina yang dilakukan orang Cina yang berada di Indonesia. Dahulu kala, orang Cina yang datang ke Indonesia (berdasarkan data berbagai sumber) ada yang berdialek Kanton dan Hokkian. Nah, yang berdialek Kanton menyebut Yin Li yang menandakan dua unsur (Yin dan Yang) dan Li, yang artinya penanggalan bulan, hari, tanggal. Karena orang Hokkian ngak bisa mengucapkan Yin Li, mereka pun menyebutnya dengan Im Lek.
Di Indonesia, perayaan Imlek baru bisa dirayakan secara besar-besaran pada tahun 2000, saat presiden Indonesia adalah Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang mencabut Inpres Nomor 14/1967, yang ditetapkan oleh Presiden Soeharto, dengan melarang segala hal yang berbau Tionghoa, di antaranya Imlek.
Baru dikepemimpinan Presiden Megawati, dikeluarkanlah Keputusan Presiden Nomor 19/2002 tertanggal 9 April 2002 dengan diresmikannya Imlek sebagai hari libur nasional.
Jadi, sekarang warga Cina Indonesia pun bebas menikmati perayaan Imlek seperti di Malaysia, Singapura, Hong Kong, Taiwan, Korea, Beijing, Thailand, bahkan Amerika Serikat dan Canada.
Khiong Hie Ah