Ada kalimat menarik dari serial Law & Order Los Angeles, dari tokoh pria yang mengatakan: “Saya sangat mencintainya. Saya tak bisa kehilangan dirinya, saya hanya tak ingin hidup sendirian.”
Tokoh pria yang merupakan anggota konggres itu, selingkuh, dan selingkuhannya hamil. Awalnya, ia ingin putus dari selingkuhannya itu dan tetap bertanggungjawab dengan kehamilan itu. Ndilalah, istri sang tokoh pria, penyakit kankernya kembali dan katanya sisa hidupnya tinggal 5 bulan. Diam-diam sang tokoh pria, merencanakan untuk mengawini selingkuhannya setelah istrinya meninggal dunia.
Dari situlah peristiwa penganiayaan terhadap selingkuhan tokoh kongres itu berawal. Selingkuhan kehilangan bayinya, sang istri ditangkap polisi, dan terpaksa menghabiskan hari-hari terakhirnya di penjara. Di akhir cerita, tokoh pria yang sempat berusaha melindungi istrinya, dengan mencoba menghilangkan barang bukti, mengatakan kalimat diatas.
Ketika seorang perempuan yang berprofesi sebagai jaksa penuntut mencemooh sang tokoh konggres, karena mencari pembenaran atas tindakannya, rekan satu profesinya, pria lebih tua, mengatakan : di masa tua, beberapa pria akan mengalami hal seperti itu. “Takut kesepian, tak ingin sendiri”.
Entah benar atau tidak perkataan itu, beberapa waktu yang lalu, saya mendapat kabar dari seorang teman, kebetulan seorang pria, yang sudah menjadi duda selama 1 tahun, memberitahukan akan menikah kembali dengan seorang wanita, yang kebetulan merupakan teman sekolah ia dan almarhumah istrinya.
Ada juga teman yang lainnya bercerita, kalau ia menyarankan kembali ayahnya menikah setelah sang ibu meninggal dunia karena sakit. “Bukan apa-apa, biar bokap ada teman ngobrol, dan juga merawatnya, karena gue dan saudara-saudara sudah menikah dan tinggal di rumah yang berbeda. Bokap gue juga nggak mau tinggal di rumah anak-anaknya,” jelas sang teman.
Entah benar, entah salah juga, ada yang mengatakan kalau perempuan lebih tahan hidup sendiri dibandingkan pria.
Buat saya, hidup sendiri memang tidak asyik. Tak ada orang yang bisa untuk berbagi, tempat melampiaskan perasaan, hihihi, atau lumayanlah ada orang yang bisa kita marahi kalau kita lagi kesal.
Tetapi jika pun ada yang memilih untuk hidup sendiri, itu adalah hak asasi seseorang, dan kita tidak perlu mempertanyakan pilihannya itu.
saya tidak ingin sendiri….tapi kalo misal ada apa apa dengan suami…..gak pernah kebayang akan nikah lagi…..takut gak sebaik suamiku…..
—–
Setuju, mbak. Belum tentu mendapatkan suami yang baik seperti yang sekarang, jadi tetap dipertahankan ya.
Thanks sudah berkunjung. (Injul)
Dalam usiaku sekarang, yang temannya juga seusia, saya makin menyadari arti kesepian. Makanya banyak yang setelah pensiun tetap berusaha sibuk, entah mengurus yayasan sosial atau yang lain.
Saya juga tetap sibuk, sepanjang dijaga agar tak terlalu capek….dan ternyata menyenangkan, bahkan saya baru menikmati perjalanan saat setelah pensiun, jalan-jalan, tugas dan wisata kuliner sekalian. Saat masih aktif, rasanya waktu 24 jam tak cukup.
Kak.
Ini kejadian juga di kampung kami sana. Ada bapak2 yang ditinggal mati oleh istrinya, sudah tua sih mereka. Sudah 60-an. Dan belum setahun istrinya meninggal, si bapak sudah menikah lagi, dengan perempuan setengah umurnya. -__-.
Kalau aku, juga tak suka hidup sendiri. Tapi kalau harus sendiri, juga tidak masalah…
sepertinya pria tak bisa hidup sendiri, di masa tua banyak yang menikah lagi setelah istrinya almarhum dengan alasan biar ada yang ngurus atau biar ada temennya.
Sementara banyak kaum hawa yang mandiri membesarkan anak-anak sampai mereka tua tanpa perlu menikah lagi.
Saya takut sendirian mbak,hehhehe
saya paling tidak bisa hidup sendiri…. ogah
meskipun misalnya memilih tidak menikah, saya akan mencari keluarga/ orang lain untuk tinggal bersama.
EM
saya kok milih untuk milih hidup tidak sendiri..
sendiri itu kadang baik untuk ketenangan jiwa tapi kalau terlalu lama sendiri bisa berhenti juga perasaan ini. hihihiii
AFAIK, cerita law and order itu mirip dengan cerita John Edwards dan Rielle Hunter. bedanya Rielle Hunter tidak dipukuli dan ditabrak.