Prt, oh Prt

Ngomongin Pekerja Rumah Tangga (prt) aka si mbok or si mbak di rumah memang nggak ada matinya.

Mulai dari pekerjaan si mbak yang nggak beres, si mbak yang doyan ‘gaul’, si mbak yang tiba-tiba minta pulang, atau majikan si mbak yang kejam tak perikemanusiaan, majikan si mbak yang pelitnya tak terkira, wuh banyak deh.

Nah, sekarang dunia per-rumahtangga-an lagi heboh dengan UU PRT, yang sedang digodok anggota DPR yang terhormat. UU PRT itu diantaranya meliputi gaji prt seusia UMR (sekitar 900 ribu), hak cuti prt, libur di hari minggu, tunjangan hari raya sebesar 1 bulan gaji, pemenuhan kebutuhan sehari-hari, dan banyak lagi.
Dan, berbagai komentar pun muncul. Ada teman yang bilang, kalau gaji sesuai umr kasihan dong majikannya yang gajinya (suami istri) sesuai umr juga dan habis buat bayar gaji prt.

Ada lagi yang bilang : kalau uu itu berlaku, gue akan nuntut prt gue harus pintar, minimal tamat sma, cuci setrika harus rapi nggak perlu diajarin lagi, masak harus enak, sayang sama anak-anak, nggak suka nyubitin.

nggak sedikit juga yang setuju, karena selama ini sudah kasih sesuai umr, dan kasih libur buat prtnya. Tapi, mereka memang sudah berlebihan secara materi, selain itu prtnya aja lebih dari satu.

Saya sih berharap, uu itu harus sama-sama memberikan yang terbaik buat prt dan majikannya. Majikan harus ingat bahwa prt bertugas meringankan beban majikan dalam mengurus rumah tangga, sementara prt harus mengerti kewajiban mereka dan jangan suka seenaknya sendiri *tepok jidat*

—-

[indahjuli.multiply.com ~ penatinta.blogspot.com]

7 Comments

  1. nungcha June 7, 2014
  2. edratna June 4, 2010
    • IndahJuli June 5, 2010
  3. tukangecuprus June 4, 2010
    • IndahJuli June 4, 2010
  4. BlogCamp June 4, 2010
  5. kiky May 29, 2010

Leave a Reply