“Anak usia 0 – 7 tahun belum berhak dimarahi karena otaknya belum bersambungan”
Demikian dikatakan Ibu Elly Risman, Psi dalam seminar “Disiplin dengan Kasih Sayang”, Sabtu, 9 Oktober lalu, yang saya ikuti.
Seminar yang mengungkapkan banyaknya “kebobrokan” yang dilakukan saya sebagai orang tua, sehingga saya merasa “ih kelakuan gue banget”. Seminar yg sukses membuat saya merasa tertampar.
Ibu Elly Risman mengatakan orang tua cenderung menegakkan disiplin dengan cara memberi hukuman atau hadiah.
“Kalau salah dihukum, kalau baik diberi hadiah.” Ini salah, teman-teman !
Cara itulah, menurut Bu Elly malah membuat anak tidak bertanggung jawab dengan dirinya, dan membuat anak mengharapkan “pembayaran” bagi kerjasamanya.
Menurut Bu Elly, anak bertingkah laku tidak seperti yang diharapkan karena : belum mampu, ingin tahu, capek, lapar, sakit, bosan, canggung, atau sekedar minta perhatian, lagi pengen nge-test atau unjuk diri, dan bisa karena aturan di keluara yang tidak jelas.
Untuk menerapkan disiplin, orang tua harus membuat anak merasa lengkap, hargai anak karena dirinya bukan apa yang dilakukannya, dorong anak dan berikan semangat, bantu anak bahagia dan bermakna bagi orang lain.
jadi gimana harusnya? *nungguin contoh realnya dari kak injul*
โAnak usia 0 โ 7 tahun belum berhak dimarahi karena otaknya belum bersambunganโ
Jadiiii….aku gak boleh dimaraiiin..horee
Injul :
*tendang Ragil*
Good luck deh buat yang mau mengikuti tips ini.
Lha kita saja yang dewasa bekerja dan dapat reward kok…masa anak kecil tidak? Hehehe
Maksud saya…paling mudah menanamkan pengertian bahwa jika kamu berusaha keras (bisa bikin pr, merapikan kamar, bantu ibu buang sampah or just simply be a good kid) pasti akan ada rewardnya. Ya…kita musti bijaksana juga…jangan sedikit2 reward…nanti gak efektif lagi dong.
Punishment juga perlu. Kalo ngga dari mana dia tahu dia bikin salah? Di dunia juga gitu kok. Kita kerja lah…bos menegur. Dimarahi, bukan diomeli. Dihukum dg mengambil ato mengurangi jatah kesenangan dia, ato jatah nonton tv dia utk periode waktu tertentu. Ato yg gitu2 lah.
Hehe…kok jadi panjang. Ini mah pendapatku ya
Injul :
Hehehehe, nggak apa-apa, kan tiap keluarga masing2 berbeda cara mendidik anak.
Semuanya kembali pada individu masing-masing.
caranya gimana mba? aku agak kesulitan dengan dua anakku yang masih balita? thx
Injul :
nanti saya kirim via email makalahnya ya ๐
betul3x
jadi segera pengen punya anak
Injul :
Semoga segera diberi Allah SWT ya ๐
mendidik anak ternyata ngak mudah ya
Injul :
Ya gitu deh, terkadang bikin stress *curcol*, hehehehe
Orang tua harus memberi contoh yang baik. ๐
Anak2 sekarang sangat kritis, mereka kalo disuruh melakukan sesuatu bakal nanya balik “untuk apa aku melakukan itu?”, dan “kenapa Ibu dan Bapak nggak begitu?” ๐
Injul :
Setuju sejuta ๐
Hmm, banyak teori Mbak, bagaimana cara mengasuh anak. Jadi reward and punishment ga baik ya?
Injul :
Menurut bu Elly Risman, reward dan punishment membuat anak tak mandiri.
ada anak temen gw yang selalu di iming2in hadiah biar dia mau sekolah atau melakukan apapun, nyatanya ga ada kemajuan sama sekali, teteup ga mau sekolah dan bangun siang plus kelakuan negatif lain. lagian kan cape juga ya dikit2 ngasih hadiah, anak jadi ga usaha apapun:)
Injul :
Setuju, hadiah belum tentu juga membuat anak menghargai pemberian tersebut.