Life is 10% what happens to us and 90% how we react to it.”
“Yaaay, Mak Injul sampai juga!” Demikian teriak Alid Abdul, saat saya tiba di puncak Air Terjun Tretes Jombang Jawa Timur. Sampai di puncak dengan napas terengah-engah, tentunya. Dan penuh perjuangan banget buat sampai ke puncak air terjun, yang katanya merupakan air terjun tertinggi di wilayah Jawa Timur.
Nekat, bisa dibilang demikian, saat saya memutuskan untuk mengikuti langkah tegap teman-teman blogger lainnya, yang sesuai itenerary dari Alid saat kami melakukan #TripTanpaDeadline #EmejingJombang #BloggerFamtrip, trekking ke Air Terjun Tretes, yang terletak di kawasan Taman Hutan Raya Raden Soeryo, Dusun Pengajaran, Desa Galeng Dowo, Wonosalam, Jombang.
Mungkin, karena terlalu exciting bakalan jalan bareng lagi sama teman-teman travel blogger Jogja, Surabaya, Malang dan Jombang, saya sampai lupa browsing tempat-tempat wisata dalam itenerary Alid. Padahal, jika bepergian apalagi ke tempat yang belum pernah saya sambangi, selalu ngecek di internet, apa dan bagaimana lokasi tersebut.
Nggak hanya itu, trekking yang dimaksud Alid itu, saya pikir hanya jalan biasa. Nggak jauhlah seperti yang saya lakukan saat di Malang, hanya beda tempat, kalau yang di Jombang, kita akan ke pegunungan.
Baca: Eksplor Malang
Nggak pernah terbayangkan, kalau trekking di Air Terjun Tretes ini benar-benar menguras jiwa dan raga. Lebih dari dua jam untuk sampai ke puncak dari tempat perhentian pertama kami untuk memarkir mobil. Kalau diinget lagi sekarang ini, dalam hati saya: pantas banyak anak-anak ABG, seumuran Alid lah yang datang ke air terjun. Mereka memang perlu persiapan mengolah jiwa raga sebelum menghadapi perjuangan hidup yang sesungguhnya.
Mengetes Raga di Air Terjun Tretes
Dari hasil browsing-browsing disebutkan Air Terjun Tretes ini memiliki ketinggian sekitar 158 meter dengan dua aliran air terjun yang mengalir ke bawah.
Air Terjun Tretes yang berada di Taman Hutan Raya Raden Soeryo ada di Gunung Juruk Guah, yang merupakan bagian dari Gunung Anjasmoro.
Sejuknya hawa pegunungan yang membuat saya ‘agak kuat’ untuk trekking sampai ke puncak air terjun. Padahal ya, beberapa orang yang saya temui dalam perjalanan ke puncak itu (beberapa di antaranya orang tua – yang umurnya sepertinya di atas saya, dan orang-orang seumuran saya), melarang saya untuk melakukan perjalanan.
“Masih jauh, Mbak. Perjalanannya susah, naik turun,” ucap pak penjaga Tahura, saat melihat saya akan melanjutkan perjalanan setelah membeli tiket masuk ke air terjun.
“Tunggu di bawah saja, Mbak. Nggak bakal kuat,” ujar seorang bapak, yang baru turun (entah sampai puncak atau tidak), dengan napasnya yang terdengar tersengal-sengal.
Antara sebel, kesel, dan pengin membuktikan kalau saya mampu sampai ke atas, dengan kelelahan yang luar biasa, saya berusaha melanjutkan perjalanan.
Giling saja kalau nggak sampai atas, pikir saya. Sia-sia dong perjalanan 2 jam yang sudah saya lakukan dari bawah hingga nyaris ke atas (sekitar 3,5 km). Kasihan dong napas yang sudah saya keluarkan dengan susah payah biar bisa tetap berjalan dengan benar di jalurnya.
Kasihan juga Sitam dan Rifqy yang sudah menemani saya yang terseok-seok, bahkan kadang suka lost focus karena kaki sudah nggak kompak lagi, untuk diajak jalan.
Awal perjalanan memang menyenangkan. Jalannya nggak bermasalah. Saya masih bisa tertawa-tawa dengan teman-teman yang ikut Famtrip ini, seperti Aqid, Aya, Silvi, Aji Lagilibur, Hannif, Tomi, Sitam, Rifqy dan Alid, si tuan rumah.
Satu setengah jam perjalanan masih okelah. Begitu perjalanan lebih banyak naiknya, pelan tapi pasti, napas saya mulai berhitung. Udara yang dingin sempat membuat saya nggak bisa bernapas karena hidung tersumbat. Dalam hati saya, “Ya Allah, jangan sekarang, jangan pingsan. Jangan sampai saya pingsan di depan teman-teman.” Itu doa saya.
Saya jauh tertinggal di belakang dari teman-teman yang sudah cepat melangkah. Dan untungnya, ada Rifqy dan Sitam yang cuma bisa menatap kasihan, karena kondisi morat marit saya. Nekat memang, tapi saya nggak mau menunggu di bawah seperti saran orang-orang.
Sudah sampai di air terjun tertinggi di Jawa Timur, masa kita tidak menikmati keindahannya? Lagi pula saya takut sendirian di bawah. Nggak ada teman, cuma bisa bengong. Nggak deh!
Ada sih ojek dari penduduk setempat yang siap mengantarkan, namun hanya sampai pintu masuk ke air terjun. Sampai ke puncaknya, ya tetap harus jalan sendiri, karena nggak mungkin jalanan setapak dilalui oleh motor. Sama aja boong, pikir saya. Kalau naik ojek ya harus sampai puncak dong.
Air Terjun Tretes yang Indah
Percaya deh, napas tersenggal-senggal, kelelahan tiada tara itu, terkikis semua saat kita tiba di puncak Air Terjun Tretes. Betapa kelelahan itu nggak sebanding dengan keindahan yang kita temui yang mengelilingi Tretes.
Air terjun, yang punya nama lain yaitu Air Terjun Pengajaran, ini keindahannya masih terjaga, dan jangan sampai dirusak oleh tangan-tangan jaillah.
Sayang waktu tiba di puncak, sudah banyak orang di berkerumun di bawah air terjun. Niat saya yang ingin basah-basahan menghilangkan rasa lelah, batal. Malaslah, berdesakan disiram air gitu.
Oh ya, harga tiket untuk menjelajah Air Terjun Tretes ini senilai Rp 10 ribu per orang. Murahlah buat menikmati mahakarya Tuhan Yang Maha Esa.
Puas menikmati, kami pun menyudahi kegembiraan bersama di Tretes. Kali ini, karena sudah nggak kuat, dalam perjalanan pulang setelah dari pintu masuk, saya pun naik ojek hingga tempat kami memarkir kendaraan. Nggak apa-apa kan ya?
Pengalaman tak terlupakan memang ke Air Terjun Tretes ini, benar-benar ngetes mental saya. Thanks to Alid.
Tapi, kalau disuruh kembali lagi ke sana, saya bakalan nolak, kecuali kalau sudah ada jalan pintas atau jalan yang tidak perlu bersusah payah ke sana. Eh, kalau buat orang muda, yang masih semangat dan punya napas panjang, nyesal lo kalau pas jalan-jalan ke Jombang tapi nggak berkunjung ke Tretes. Funtastik!
Fotocover blog dicapture oleh Aya CeweAlpukat
Aku mbaca dah kebayang medannya kayak apa…?? Nggak apa2 mba…itung2 bakar kalori…
Klo aku klo jalan+medannya berat..trus mbayangin badanku kurusan…jadi kuat+semangat..ha..ha
Suka banget liat ijo ijo…segeeerr
Makpuh kereeeen…cantik memang air terjunnya maaak…bravooo
Ya ampun makpuh, dirimu kuat banget. Aku jalan kaki anter jemput anak2 TPA aja pegel banget lututku.
Jadi semangat liat makpuh bisa sampe Tretes. Harus sehat juga nih biar bisa kemana-mana
Wah, tempat apalagi ini , sepertinya baru lagi. bisa dicoba kesana sekalian sewa villa bareng keluarga 🙂
foto kamu lagi ngos-ngos-an dijepret sama sitam emang juarak mbak 😀
Jangan kapok jangan kapokkk. Tapi ku bahaaagiaa mak, dikauu kuaaat ????
Akhirnya bisa lihat aer terjunnya. Tapi itu kenapa fotonya melas ya mak ??
Asiknya bisa jalan-jalan bareng temen2 blogger, kapan2 saya diajakin ya, kalau ada kesempatan saya mau ikut….
Jauh am at Mak Injul jalan-jalannya 😮 luar biasaaa..
pernah ke tretes, tapi belum ke tempat ini… ah kok seru keknya….
hem. kenapa aku gtw ada air terjun ya….. waktu itu outbond gt dan gak jelas juga sih outbondnya…
kapan2 balik lagi ah ke Tretes,,….
amazing anget perjalannya kak, jadi pengen pergi kesitu deh.
saya juga sempet ndak yakin mbak indah sampe ke air terjun
Meski kondisi morat marit tapi akhirnya sampe juga ya makpuh… aku lihat fotonya ko ikut ngos-ngosan hehe
mak…, naik ojek aja gpp lho..
tau nggak waktu ke Bromo, aku mangkel setengah mati abisnya udah naik tangga ngos2an eh kok ada tukang jualan bawa kardus air mineral naik motor
dari mana itu jalnnya
Ya allah dua jam, salut deh. aku PP sejam lebih dkit aja pas tracking di Citumang udah nyaris keliyengan pas pulangnya. kalo disuruh ngulang ga deh=)
Perjalanan yang menguras energi terbayar lunas oleh pemandangan air tejun yang kece abis kayak gitu. Air terjunnya syantiekkk banget ?.
Wkakkaka ngakak baca kalimat yg cocok U ABG u persiapan menghadapi perjuangan kehidupan sesungguhnya
aku juga ngakak bagian yang ini haha
wow dua jam, kalau aku asal jalan datar masih kuatlah, nah kalau nanjak itu perlu usaha yg keras
Aseeek Kak Indah berjiwa muda tenan, kuat nyampai air terjunnya, aku naik ke Nglanggeran aja kembang kempis ??
Wah baru tau kalau di Jombang ada tempat terjun seindah itu, haha pdhl saat msh di Sby sering jg pergi ke sana 😀
Btw murah jg 10 rb ya mak, itu dah masuk guide ya?
Wuah hebat akhirnya sampai juga ya makpuh.
Aku googling air terjun ini ketinggiannya 1250 m dpl. Aku pernah ke air terjun kakek bodo di tretes yang ketinggiannya 800 m dpl aja udah ngos-ngos an hahaha.
Tapi lelah terbayarkan begitu sampai di tempatnya ya 🙂
Maakk!! Foto di bawah air terjunnya juara!
Terbayar yaa rasa capek dan ngos2annya ?
Coba ku nggak ada halangan waktunitu, Kita bisa ngos ngosan bareng.
eh Mak, sameyan ajakin nyinyir apa sama si lambe peceren?
Mbak Indaaaaah, astaga! Maafin aku ngakak :)))))
Byuh capeknya….
Faktor U kayaknya Mbak….
Saya pernah begini, suami malah ngawal emaknya, anak-anak lati kayak kijang cepatnya….?
Aku macane wae ngos2an mbak
terbaik mak!
kebayang itu capek dan ngos ngosannya.
terus turunnya gimana mak?
Buat olahraga mak, tep hebat kok hehehehhehe.
Kayaknya kalau ke Gunung Andong sudah kuat mak 😀
Aku mau ke sana lagi naik helicity aja, mb.
Aku aja yg dekat belum pernah kesini lo makpuh hahaha….tapi,keren banget tempatnya…hilang capeknya^^
Si papi minggu depan mo ke Jombang. Biasanya suka ada jadwal ke air terjun atau sumber air gitu. Ntar kutanyain ah, siapa tau dia ke Air Terjun Tretes ini. Btw, aku ngebayangin mbak indah pulang sampe rumah remuk redam 😀
10 ribu perorang (tidak termasuk ojek) lumayan man Mak buat ngeluarin keringet, ahaha
Tahun depan ke sana lagi, siapa tahu sudah ada pintu kemana saja milik doraemon, hhihih
Wkwkwkwkwk mak kamu ketjeh makkkk!!! Warbiyasaakkkkk! Sering2 jalan sm kita ya makkk, gak kapok kan? Wkwkwkwkw
Wakakakakakakakkaka mendaki gunung lewati lembah, bersama teman berpetualang 😀
Puas rasanya ngibulin semua orang wkwkwk
Alidddd….hahaha,ampun
pancene sutil gowang kok
sempet g yakin nek mba indah bisa sampai air terjunnya -_-
mak alid pancen jahat. ngerjai orangtua