“Apa hal yang pernah kamu lakukan sampai tahap #LampauiBatas untuk membuat orang sekitarmu tersenyum, penuh kebahagiaan?”
Seorang teman menanyakan hal itu pada saya, dan sempat membuat saya berpikir sejenak untuk jawabannya.
Apa ya, pikir saya. Rasanya, saya selalu berusaha membuat orang tersenyum dengan perlakuan saya terhadap mereka.
Saya tidak ingin orang yang berhubungan dengan saya, tidak merasa bahagia. Tidak senang atau pun sedih. Tidak masalah saya tidak bahagia, asalkan orang lain senang. Begitu pemikiran saya.
Tapi kalau melakukan hal-hal yang Lampaui Batas untuk orang lain bahagia. Membuat orang tersenyum, rasanya belum ada yang pernah saya lakukan.
Saat itu, saya merasa tidak perlu sampai Lampaui Batas. Biasa-biasa saja.
Cerita Lain Tentang Bahagia: Keeping on Track
Iseng, pertanyaan teman tadi saya tanyakan kembali kepada Taruli, putri sulung saya.
Tapi pertanyaannya saya balik. “Apa sih yang sudah Inna lakukan yang membuatmu senang, bahagia. Yang membuatmu tersenyum dan ingin mengulang lagi?”
Sepertinya pertanyaan itu berat buat Taruli, karena tidak langsung dijawab, saudara-saudara π
“Hm, apa ya. Biasa-biasa aja sih menurutku. Ya namanya orangtua harus membuat anaknya bahagia, tersenyum dan senang kan. Nggak perlu dramatisir lah, Na.”
Begitu jawabnya.
Yap,Β Taruli benar. Orangtua mana yang tidak ingin melihat anaknya bahagia?
Tidak ada orangtua yang tidak ingin melihat anaknya senang, selalu tersenyum, tidak punya beban. Menjalani hidup dengan penuh kebahagiaan.
“Tapi Nna,” sambung Taruli. “Aku senang, bahagia punya inna yang selalu berusaha untuk mengerti aku. Yang berusaha menerima kekuranganku, yang ingin membuat anak-anaknya selalu tersenyum, walau aku tahu inna kecewa kalau aku nggak bisa melakukan seperti yang inna minta,” ucap Taruli sambil tersenyum.
Senyuman yang membuat saya malah meleleh. Haru.
Perlukah Lampaui Batas demi Kebahagiaan?
Seharusnya saya kan yang membuatnya terharu dengan pertanyaan tadi, kenapa malah dia yang berhasil membuat saya merasa lampaui batas kebahagiaan?
Ucapan Taruli yang sukses membuat terharu itu, melecut saya kalau kebahagiaan itu tidak perlu dicari jauh-jauh.
Kita merasa perlu melakukan hal-hal yang spektakuler untuk meraih kebahagiaan.
Kita berusaha melakukan hal yang berlebihan agar orang lain menilai diri kita hebat.
Padahal, hal-hal yang kita anggap biasa-biasa saja, ternyata buat orang terdekat kita, menjadi hal-hal yang melampaui batas.
Menerima kekurangan dan kelebihan anak-anak apa adanya.
Mendidik mereka tanpa beban yang tinggi dan muluk-muluk. Juga peduli dan perhatian terhadap mereka.
Bagi anak-anak, itu adalah hal-hal yang lampaui batas dari orangtuanya.
Membuat anak-anak selalu merasa bahagia adalah hal terpenting dalam kehidupan sebagai orangtua.
Tidak ada rumus tertentu untuk menjadi bahagia, anak-anak bisa bahagia dengan cara sederhana, seperti kehadiran kita di samping mereka.
Tidak perlu materi berlimpah untuk mendapatkan kebahagiaan.
Cerita Lain Tentang Bahagia: Feeling Blessed, Are You?
Dan seperti pepatah orang bijak, Cara termudah untuk bahagia adalah tersenyum. Karena senyuman adalah awal dari kebahagiaan ketika kepedihan menyapa.
Senyuman adalah kebahagiaan yang tidak tergantung pada hal-hal yang berbau materi. Tidak tergantung pada hal-hal yang terjadi.
Senyuman yang tersungging dari orang-orang kesayangan adalah hal-hal yang lampaui batas.
Bagaimana caranya agar anak selalu tersenyum bahagia? Berikut ini tipsnya.
- Memberikan Cinta yang Tulus. Membuat rumah berantakan adalah keahlian anak-anak. Siapa yang tak emosi. Dengan cinta yang tulus, memaafkan dan memberikan kesempatan, akan membuat anak tersenyum bahagia.
- Tak ada orang yang sempurna, termasuk anak. Setiap anak pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sayangnya, tidak sedikit orangtua yang tidak menyadari hal tersebut. Banyak diantara orangtua yang tanpa sadar selalu mengharapkan anaknya untuk menjadi yang βsempurnaβ, menjadi yang βterbaikβ. Padahal, menjadi yang terbaik dan sempurna itu tidak menjamin kebahagiaan anak.
- Biarkan anak berekspresi. Memberikan ruang dan kesempatan kepada anak untuk mengeskpresikan apa yang menjadi keinginan dan cita-citanya. Mengeskpresikan ide-ide kreatifnya, mengekspresikan suara dan pendapatnya. Hal ini baik untuk semakin mengasah daya kreativitas anak. Anak tidak tertekan, lebih bahagia, dan bisa menikmati pilihannya. Andaikan pun pilihan anak salah, bukan berarti kita harus menghakimi anak. Bukankah seseorang untuk bisa menjadi βpandaiβ dan βlebih baikβ harus melewati sebuah proses? Jatuh, salah, dan gagal adalah bagian dari proses untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Seperti itu kira-kira tipsnya.
Sahabat Blogger pernah melakukan sampai tahap #LampauiBatas untuk membuat orang sekitarmu tersenyum, bahagia?
Sharing ya di kolom komentar π
gimana ya? sampai saat ini apa yang saya lakukan hanya begitu-begitu saja. tidak ada kemajuan
Salam kenal, mbak, tulisannya menginspirasi sekali. π
Kadang memang yang berlebihan itu tidak baik, kadang pula berlebihan itu baik (seperti berlebihan dalam bermanfaat bagi orang lain)
harus banget kak, sekarang saya sedang mencoba untuk melampaui batas. Sekarang tepat pukul 02.00 dan saya masih merem melek dengan tangan yang tak berhenti mengetik ahaha.
belum pernah ngerasain punya anak mba. klo disuruh jawab pertanyaan kelihatannya berat. hehe! btw tulisannya bagus untuk terus memperbaiki diri.
Pernah terpikir untuk menyetujui ungkapan “sesuatu yang berlebihan tidak akan baik.”
Namun ketika melihat sendiri bagaimana sayangnya ibu saya kepada saya, bagaimana perjuangan beliau demi anak-anaknya, rasanya ungkapan itu jadi tidak berlaku.
Karena lebihnya usaha ibu dalam membahagiakan anaknya, saya bisa berkembang sampai seperti sekarang.
mungkin saat ini saya belum bisa berbuat demikian, tapi ada satu orang yang selalu menyayangi kita melampaui batas yaitu seorang ibu
makasih mbak tipsnya
Hey mba, aku juga baru tahun kemarin ke candi prambanan loh, ibu ku minta di fotoin sama bule dari india, serunya kebersamaan keluarga menghasilkan kebahagiaan. π
untuk orang tua kita harus melampui batas dalam hal ini
ya semoga saja saya dipertemukan dengan orang yang rela melampaui batasnya demi membahagiakan hati saya.
Terimakasih infonya kak, bisa dicoba nih nanti kalo udah punya, hehe
Kalo aku ditanya gitu sih, hmm… kayanya masih belum deh mba, aku masih perlu memperbaiki diri untuk bisa menemarkan kebahagiaan kepada orang-orang disekitarku. Btw, makasih tipsnya. Salam untuk anak-anaknya.. π
Salam kenal mbak indah. Sebelumnya saya tahu mbak indah dari bukunya Carolina Ratri. Blognya inspiratif mbak, semoga bisa mengikuti jejaknya π
Wah diriku tersanjung nih dikunjungi fansnya Carolina Ratri. Terima kasih.
Saya masih banyak belajar, Mas Fazar, semoga kita bisa sama-sama menginspirasi ya π
artikel yang bagus
thanks atas tipsnya…
membuat orang lain bahagia bikin kita bahagia juga mbak :”)
apalagi dilakukan tulus seperti dirimu mb mira dll bikin keb dulunya :*
Aih makasih Echa, tersanjung π
Bahagia selalu ya Cha.
Aku ggpernah sampai. Lampaui batas untuk bikin orang orang terdekat bahagia… Tapi suamiku selalu melakukannya…
saya setuju mbak. Tidak perlu ngoyo dalam memberikan kebahagiaan untuk orang lain. karena kebahagiaan yang hakiki adalah memberikan apa yang kita punya dengan ketulusan dan cinta. salam kenal ya mbak.
Kalau saya nggak pernah berbuat melampaui batas untuk membuat orang lain bahagia mbak, karena berpikir kalau yang berlebihan sampai melampaui batas itu nggak baik
Ada yang bilang, jangan terlalu membuat anak terikat. Tapi yaaah gimana ya, happy itu bagiku kalau semua saling memastikan keberadaan & kebutuhan masing2. Selama masih saling memiliki mengapa enggak? *ngetik jelang jemput anak2, perjanjiannya mau datang ke pertemuan ortu sekolah si bungsu, si sulung nggojek ke tempat les, tapi tiba2 aku gak tega, mau nganter sisulung dulu baru ke sekolah di bungsu. Ya capek & telat, tp merasa tentram krn sudah memastikan sisulung sampai di tempat dulu dg aman.
kalau saya rasa saat melakukan sesuatu yang #lampauiBatas adalah saat melakukan semuanya sendiri, saat suami tugas luar kota, mulai dari antar jemput anak-anak sekolah, masak untuk orang rumah, antar jemput bapak ke RS atau pengajian dan tetap ngantor. Sampai akhirnya saya sering telat makan dan merasa benar-benar lelah.
Ternyata perasaan ingin melakukan semuanya sendiri tanpa bantuan orang lain itu berdampak pada kekuatan tubuh. Saya akhirnya drop dan harus opname di RS karena didiagnosa typus.
Berat banget karena suami masih di luar kota sementara saya harus opname. langsung teringat anak-anak dan bapak saya yang sudah sepuh. Siapa yang akan ngurusin mereka semua??
Pikiran itu yang menggelayuti dan cambuk semangat saya untuk segera pulih dan kembali bisa beraktifitas seperti biasa. Mengurus anak-anak, suami juga bapak yang sudah sepuh.
Hmmm hal #LampauiBatas yg udah saya lakukan? Hwaaahhh, banyaakk, off the record sebenarnya. Rasanya pernah saya ceritain di blog. Tapi sebagai ibu, akan selalu berusaha yg terbaik utk keluarga
Semoga saya juga bisa selalu #lampauiBatas demi kebahagiaan orang lain terutama keluarga.
Klo aku tanya anak ku kira2 jawabannya apa yah? Secara anak ku kan antimainstream kadang2 hahaha
Bersyukurlah antimainstream, lebih baik dari pada ngedrakor kan :))))
Aku sedang latihan menerima kekurangan anak nih mbak. Tdk mudah ternyata, Ya itu karena ekspektasi aku terhadap anak kadang terlampau tinggi. Ini dia yang melampaui batas ya.
Sama, aku juga sering begitu. Ekspetasinya tinggi terhadap anak, padahal tau juga setiap anak akan ada kekurangannya π
Pertanyaan makpuh kayanya cuma bisa dijawab orang2 terdekatku hihii..
Selama hidup, selalu berusaha ngga nyakitin Org di sekitar. Klo sama anak2, karena masi kecil, lampauibatasnya nyoba selalu sabar walau mereka lg bikin kesal π
Hehehehehe, benar-benar, stok sabarnya lampaui batas ya.
Harus setrong dan sabar maksimal menghadapi anak-anak π
Pengalamanku apa, ya? Hmmm tahun 2013 dulu pernah masuk RS dan harus dioperasi. Jarang sakit dan sekalinya dirawat mau ga mau harus menjalani operasi pengambilan kista yang udah pecah. Mau gimana lagi, ya udah pasrah aja. Sakitnya ga ketulungan. Pas selesai operasi dokternya bilang gini : “Hebat. Kamu kuat, bisa bertahan.” Aku cuma senyum tipis aja, dan terlihat lempeng selama dirawat. Ga pernah nangis. Emang dasar muka flat kata temenku mah hehehe…Sementara orang lain pada nangis takut aku ga bisa survive. Mungkin itu salah satu momen melampaui batas versiku.
Wuih, benar Fi, hal-hal melampaui batas yang menurut orang biasa, tapi bagi kita itu luar biasa ya.
Aku juga takut operasi π
Sampai tahap #LampauiBatas? Hmm apa ya Mak? Sampai saat ini rasa-rasanya masih dalam tahap biasa saja. Baca ini jadi terinspirasi untuk berbuat lebih dan lebih π
Semangat Nurin π
Yang penting selalu berusaha berbuat baik ya π
membuat org lain bahagia dan menyaksikan mereka bahagia itu kebahagiaan tersendiri ya mbak, apalagi buat keluarga π TFS mbak, kangen pengen ketemu dan curhatan ma Mak Injul. Kalo ada event di Jkt, colak colek ya mak π
Betul banget, Pritha π
Insya Allah ya, kalau ke Jakarta nanti kucolek-colek dirimu.
Kadang emng di luar batas itu lebih bnyak kebahagiaan yg bisa kita temui.
Seperti membiarkan anak bereksresi meski kadang kita ketar-ketir jg ya, asal diawasi aja sih (eh kalau anakku msh balita sih :)) )
TFS Mak Ijul π
Sepakat sama April π
Walau masih balita tetap bisa berbuat lampaui batas lho.
Betul Mak, hal yang sebetulnya biasa tapi kita memberikannya tulus justru akan bernilai menjadi hal yang berharga (melampaui batas) bagi mereka. Apalagi anak-anak kita. Ibu yang mau memahami dan mengerti kekurangan dan kelebihan anak, mendukung potensinya, justru itulah yang mereka harapkan. Jauh melebihi ketimbang memberi mereka dengan limpahan materi. π
Setuju 1 miliar sama komentarmu, Isna π
Terima kasih ya sudah mampir.
Akkkk makasih tipsnya mba π
Setuju…cinta seorang ibu pd anaknya pasti selalu melampaui batas.
#LampauiBatas versiku apa ya ? Hemmm eh udah ditulis diblog, xixixiii
Hahahaha, udah baca sih, dan selalu senang membaca cerita-ceritamu yang melampaui batas.
Kadang harus melampaui batas dl mak…biar batas kita jadi lebih tinggi…nantinya biasa.
Contoh rela begadang padahal besoknya kerja demi ngoprek tampilan blog wkwkwm
hahahahaha, benar-benar seleb blog nih π
Kalau ditanya apa yang sudah saya lakukan kok rasanya gak ada yang berarti banget gitu ya Mbak. Huehehehe. Jadi bingung sendiri. Tapi memang sih, yang dilakukan orang tua saya itu juga rasanya Sudah #LampauiBatas. Makasih tipsnya untuk jadi orang tua yang lebih baik Mbak π
Sama-sama Dani, senang banget kalau dirimu mengunjungi blogku π