Masalah Perempuan Masa Kini di Mother of Mine

Postingan ini terinspirasi dari drama Korea Mother of Mine atau My Prettiest Daughter in The World (Sesangeseo Jeil Yebbeun Nae Ddal). Drama yang related banget dengan kehidupan berkeluarga,  masalah ibu dengan tiga anak perempuannya,  masalah suami istri, intrik-intrik dalam keluarga, persaingan bisnis, bahkan masalah perempuan masa kini; pekerjaan dan mencari pasangan hidup, jadi tema drama yang episodenya 100 lebih itu.  Untung saja, tiap penayangan terdiri dari dua episode, kalau nggak, bisa ambeien nontonnya, kebanyakan duduk. 

 

Masalah Perempuan Masa Kini di Mother of Mine

Mother of Mine dan Masalah Perempuan Masa Kini

This is the story…

Awalnya nonton drama Korea Mother of Mine ini hanya iseng, bosan dengan bentukan drama korea zaman sekarang yang kebanyakan cinta-cintaan. Jujur, setelah Goblin dan Sky Castell, daku agak malas ngedrakor. Ada sih beberapa yang ditonton, tapi ya gitu deh, loncat-loncat nontonnya dan nggak selesai. 

Nonton Mother of Mine ini, dari iseng—iseng (pernah juga loncat nonton) nonton beberapa awal episode, lalu skip-skip episode di tengah yang boring-in. Di episode ke 40 , ketika plot cerita jadi seru dan makin banyak hal yang ternyata “hidup gue banget” di cerita itu, daku pun nonton dengan serius tiap Sabtu dan Minggu malam, sampai tamat di episode ke 104. 

Wuih, untuk pertama kalinya dalam sejarah nonton drama korea dan drama asia lainnya, dan pernah kerja ngurusin printilan drama non Indonesia di Indosiar, daku nonton sampai seratusan lebih episode. 

Jujur penasaran tiap episode nonton melodrama ini, padahal dikasih lihat preview episode berikutnya. Menurut versi daku, tema drama ini berkaitan dengan masalah perempuan masa kini. Itu yang daku jadiin trigger untuk postingan ini, walau masalah percintaan atau intrik keluarga yang ada di drakor ini, nggak kalah menarik juga. 

 

Tentang “Mother of Mine”

Episode pertama , diperlihatkan bagaimana seorang perempuan setengah tua (tokoh utama cerita) yang melanggar lalu lintas (dan berhasil merayu petugas lalu lintas untuk tidak menilangnya) dan ternyata perempuan itu ke rumah anak perempuannya yang pertama, untuk membereskan rumah dan menyiapkan cucunya berangkat ke sekolah, sementara anak dan menantunya juga sibuk bersiap-siap untuk berangkat bekerja. 

Di bagian lain, seorang adik perempuan, berpura-pura menjadi kakaknya untuk bertemu dengan calon suami yang dicariin mak comblang atas permintaan sang ibu. Calon suami tersebut mengetahui kalau perempuan yang menemuinya bukan calon yang dijodohkan dengannya. 

Sang adik terpaksa menyetujui menggantikan kakak perempuannya yang menolak dijodohkan, karena si kakak mengancam kalau tidak mau gantiin, akan memberitahu ibu mereka kalau si adik gagal dalam tiap wawancara kerja, setelah 7 tahun hidup mengganggur, demi impian menjadi penulis terkenal. 

Perempuan bekerja, perempuan yang dicarikan jodoh, perempuan yang berharap punya karier atau pekerjaan bagus, dan ibu (seorang single parent) yang berusaha membantu anak-anaknya demi mencapai impiannya, agar tidak mengalami hidup seperti dirinya. Mirip banget kan dengan masalah perempuan masa kini?  

Saat nonton ini, daku jadi ingat kehidupanku, Mama yang bekerja hingga masa tuanya (pensiun di usia 60 tahun), terpaksa bekerja hingga sore hari (sebagai guru), karena Bapak almarhum tidak punya pekerjaan tetap. Sementara itu ada 5 anak (tiga perempuan dan dua laki-laki) yang harus dihidupi, harus bersekolah setinggi mungkin, untuk masa depan masing-masing. 

 

Perempuan Masa Kini

Sahabat Blogger dan pembaca setia blog Cerita Cita Cinta,  ada yang punya ibu/mama/bunda bekerja sampai usia tuanya? Tokoh utama cerita, Park Sun Ja, single parent yang mengelola resto sop Koreanya untuk menghidupi tiga anak perempuannya, bersekolah setinggi mungkin. Dan berharap anak-anaknya punya pekerjaan yang lebih baik darinya. 

Masalah Perempuan Masa Kini; Bekerja

Tema Mother of Mine banyak membahas tentang perempuan bekerja melalui tokoh anak perempuan pertama dan kedua Sun Ja yaitu Kang Mi Sun dan Kang Mi Ri. Kalau Mi Sun, perempuan bekerja yang sudah bersuami dan memiliki satu anak perempuan usia sekolah, sedangkan Mi Ri, perempuan bekerja dengan karier moncer hingga level manager di salah satu perusahaan fashion besar di Korea. 

Kalau Mi Sun persoalannya adalah tidak punya pengasuh atau asisten rumah tangga, sehingga terpaksa meminta bantuan ibunya untuk membantu menjaga anaknya sementara dia dan suaminya bekerja, dan walau tidak meminta, namun ibunya membantu membereskan rumah mereka, yang akhirnya berujung pertengkaran suami istri. Belum lagi persoalannya dengan ibu mertua. Masalah menantu VS mertua ada juga ternyata di Korea ya. 

Mi Ri, yang ternyata bukan anak kandung Sun Ja, khas banget masalah perempuan bekerjanya. Karier tinggi, belum menikah, sampai Sun Ja sebagai ibu merasa khawatir anaknya nggak nikah-nikah keasyikan bekerja. Hingga akhirnya ia meminta bantuan mak comblang untuk calon suami Mi Ri. 

Dulu, daku inget banget. Mama nggak pernah terang-terangan minta daku segera menikah setelah dua kali dilangkahi adik-adik perempuan yang menikah lebih dulu. Tapi, Mama tuh sempat tanya-tanya juga ke “orang pintar” kenapa daku dilangkahi dua adik. Dan selalu mengingatkan daku, jangan terlalu asyik bekerja sampai lupa sama diri sendiri. Dan begitu daku menikah setahun setelah adik perempuan bungsu menikah, kelihatan banget leganya perasaan Mama. Seperti terangkat beban hidupnya. 

 

Masalah Perempuan, Mandiri Finansial

 

Perempuan Masa Kini dan Uang

Masalah perempuan masa kini lainnya yang diangkat jadi tema cerita di Drakor ini tentang perempuan mandiri. Di episode terakhir Mother of Mine, ada nih pesan Sun Ja untuk anak perempuannya yang paling kecil. Iya, si Kang Mi-Hye itu, yang akhirnya mendapatkan restu dari ibunya untuk menikah dengan pria pujaannya. Sun Ja mengingatkan kalau Mi-Hye, jangan pernah berhenti menulis (Mi-Hye berkarier sebagai penulis buku). Never Stop Writing!

“After you married, no matter how happy and joyful you are, you should never stop writing. A woman should be competent to be confident in front of  a man.  Only then , you can raise your voice.  No one knows what will happen in life. Woman need to develop her ability to make a living on your own.

Daku setuju banget ini. Dan ke tiga anak perempuanku, nggak pernah berhenti daku doktrin mereka untuk bekerja. Ya, supaya jadi perempuan yang harus bisa mengaryakan atau memberdayakan dirinya. Harus punya penghasilan sendiri. Syukur-syukur, misalnya nanti jadi ibu rumah tangga, bisa punya usaha sendiri. Kalau bekerja di kantor, ya bekerja sampai dia memang merasa bosan sebagai perempuan karier. Kerjalah untuk dirimu sendiri, seperti itu yang Mama terapkan ke aku dan aku ke anak-anak.

 

Bekal Masa Depan Anak

Oh ya, setelah nonton ini ku jadi kepikiran untuk membekali anak-anak saat mereka menikah nanti. Sun Ja membekali anak-anak perempuannya dengan uang hasil tabungannya, sebagai hadiah pernikahan. Uang itu nggak boleh dipakai sembarangan, harus disimpan dan tidak diketahui suaminya. Uang itu boleh dipakai kalau terjadi masalah keuangan dalam keluarga atau jika Mi-hye bercerai (jangan sampai sih ya). 

Almarhumah Mama dulu juga begitu. Saat daku dan adik-adik menikah (perempuan) dibekali seperangkat perhiasan emas (dan berlian) sebagai hadiah pernikahan. Pesan Mama, perhiasan itu hanya boleh dijual kalau hidup kami susah. Alhamdulillah sih hidup nggak susah, tapi perhiasan dari Mama tetap kepakai juga buat kebutuhan hidup, hahaha. 

Doh jadi panjang aja postingannya. Tapi benaran deh, kalau punya energi lebih untuk nonton Drama Korea episode panjang, tonton deh Mother of Mine. Banyak hal yang  bisa kita petik hikmahnya dari hubungan antara orang tua dan anak, intrik keluarga dan masalah perempuan yang relevan dengan keadaan sekarang. 

31 Comments

  1. ivonie September 30, 2019
  2. Sumarti September 29, 2019
  3. Galuh September 28, 2019
  4. Sara Neyrhiza September 27, 2019
  5. Ovianty September 26, 2019
  6. Ira Duniabiza September 26, 2019
  7. nurcha September 26, 2019
  8. April Hamsa September 25, 2019
  9. Nanik Nara September 25, 2019
  10. Liswanti September 25, 2019
  11. Echaimutenan September 25, 2019
  12. Ainhy Edelweiss September 25, 2019
  13. Damar Aisyah September 25, 2019
  14. Nita September 25, 2019
  15. Uniek Kaswarganti September 25, 2019
  16. Dian Restu Agustina September 24, 2019
    • Indah Julianti Sibarani September 25, 2019
  17. Ucig September 24, 2019
    • Indah Julianti Sibarani September 25, 2019
  18. RAch Alida September 24, 2019
    • Indah Julianti Sibarani September 25, 2019
  19. Mugniar September 24, 2019
    • Indah Julianti Sibarani September 25, 2019
  20. nia nastiti September 24, 2019
    • Indah Julianti Sibarani September 25, 2019
  21. Widyanti Yuliandari September 23, 2019
    • Indah Julianti Sibarani September 25, 2019
  22. Farida Pane September 23, 2019
    • Indah Julianti Sibarani September 25, 2019
  23. diane September 23, 2019
    • Indah Julianti Sibarani September 25, 2019

Leave a Reply