Cara Menemukan Passion dalam Karier dan Menjadikannya Seimbang

 

Beberapa kali, jika bertemu dengan teman lama seperti teman eks saat masih punya karier jadi pegawai (di beberapa tempat kerja), teman kuliah, bahkan teman SMU, sering bertanya, “Nggak pengin kerja kantoran lagi, Ind?” Dan, beberapa kali daku jawab, “Pengen, tapi kantor punya sendirilah. Capek daku jadi bawahan, sesekali pengen mrintah-mrintah, bukan hanya mrintah anak.”

Hihihihi, ya gitulah, daku pengin bekerja di kantor. Kantor sendiri. Kantor dengan pekerjaan yang benar-benar kita sukai. Kita tulus ikhlas mengerjakannya, bahkan meski lembur sekalipun, rela tanpa dibayar. Butuh Aamiin dari pembaca sepertinya ini.

Sejak memutuskan pensiun dini dari kantor dan pekerjaan yang sudah geluti selama 10 tahun terakhir, di tahun 2010, daku memang lebih fokus beraktivitas dari rumah. Bukan buat mengurusi anak-anak, bukan sama sekali. Daku resign bukan karena anak-anak terlantar nggak ada yang ngurusi. Ada Si Bude kok yang lebih apik ngurusi anak-anak, hehehe.

Tapi daku sudah merasa lelah bekerja di kantor dan sudah mentok level tingkat dewa kariernya, karena jabatan paling tinggi di tempat kerja daku itu, ya manajer lah kira-kiranya. Selain itu, daku merasa passionku bukan di sana.

Ketika Pensiun Dini

 

Sharing Session Dapurhangus & Dydie The Kitchen Hero: “From Hobby to Money”

Obral obril soal passion, jujur daku belum pasti apa passion sejati diriku. Masih terombang-ambing antara passion menulis buku, ngeblog atau jadi kreatif konten. Eh, itu bukannya sama ya, passion menulis. Hahaha, embuhlah, yang jelas daku masih suka angot-angotan saat ngeblog, menulis buku, atau berpikir kreatif untuk konten yang harus daku setor tiap bulannya.

Sampai beberapa waktu lalu, saat diundang Dydie, si empunya blog The Kitchen Hero, untuk menghadiri Sharing Session dirinya dengan dua narsum lainnya di Tjokro Style Hotel, Yogyakarta. Karena diselenggarakan di Yogya dan ingin bertemu dengan teman-teman dari Bandung juga, saya pun mengiyakan undangan tersebut, yang diselenggarakan pada hari Minggu 8 April 2018 lalu. Udah lama banget ya. Hiks, maafkan baru menuliskannya. Ya itu karena terdistraksi banyak hal, jadinya ngeblog pun liburan.

Dan di Sharing Session Dapurhangus & Dydie The Kitchen Hero: “From Hobby to Money” itu, daku merasa menemukan kembali aura yang dulu sempat hilang. Passion yang sempat menguap ke mana-mana, berusaha daku satukan kembali berkat motivasi dan spirit dari para narasumber sharing tersebut, yaitu Thomas Sastrowardoyo (Fotografer), Bapak Roy Wibisono AP dari Nuansa Porcelain, dan Dydie sendiri.

 

Karir dan Passion

 

Menyeimbangkan Karier dan Passion

Apa sih hubungannya karier, passion, dan sharing session Dapurhangus & Dydie Kitchen Hero? Hubungan yang terkait tentunya, karena tema sharing session ini adalah From Hobby to Money, yang mana dari hobby atau kesukaan atau passion bisa mempunyai karier yang mapan. Bahkan berkat passion, kariernya bisa mendulang hasil berupa materi (uang) yang bagus.

Seperti cerita Thomas Wirananda Sastrowardoyo, Pak Roy Wibisono, dan Dyah Prameswari.

Narsum pertama, Thomas Sastrowardoyo bercerita tentang perjalanan karirrnya sebagai fotografer profesional. Fotografer yang dibayar untuk pekerjaannya memotret. Karier yang tak pernah terpikirkannya, bahkan ketika memutuskan untuk berkuliah di Universitas Atmaja Yogyakarta jurusan Ekonomi – Akuntansi.

Saat kuliah itu, saya senang kulineran food street. Dan ketika kulineran, senang foto-foto makanannya. Dari seringnya motret makanan food street itu, saya lalu membuat satu account Instagram dengan nama StreetFoodStories Yogyakarta. Dari kesukaan atau hobby motret, hobby makan dan kulineran, saya menemukan passion. Lalu memutuskan passion itu sebagai karir saya.”

Mas Thomas yang interaktif dan banyak senyum saat bercerita ini mengemukakan, kalau ingin menjadikan passion sebagai karier, maka kita harus mempunyai sesuatu yang berbeda. Yang unik dan spesial berbeda dari yang lainnya, sehingga dengan keunikan itu lebih mudah dikenali.

Karir dan Passion

Karir dan Passion

 

Hidup Sebagai Freelancer

Agar berbeda dari yang lain, Thomas Wirananda memberikan beberapa tips fotografi yang kekinian atau era sekarang yang serba digital, seperti:

  • Teknik Foto Flatlays, gaya foto yang diambil dari atas.
  • HandsInFrame, gaya foto yang menggunakan tangan dalam frame foto
  • Food with Style, gaya foto yang memadukan unsur food dan style dalam satu frame.

Menurut Thomas lagi, dalam perjalanan kariernya sebagai fotografer profesional, ia melakukan banyak hal, seperti misalnya:

  • Ketika menerima pekerjaan, melakukan riset dan survei terkait pekerjaan, seperti makanan apa yang akan difoto, tempat foto, bahkan juga mencicip rasa makanan tersebut.
  • Tak ragu berinvestasi pada perlengkapan pendukung kerja, seperti properti foto.
  • Menentukan konsep pemotretan

Dengan semua hal tersebut, tak heran ya kalau akun Instagram @streetfoodstories yang dikelolanya berpengaruh di kulinari Yogyakarta dan punya followers mencapai 74K.

 

Karier, Passion dan Marketing Zaman Now

Itulah yang dilakukan Pak Roy Wibisono, pemilik Nuanza Porcelain, yang terkenal di kalangan Food Blogger dan Foodgram karena produk-produk keramiknya yang khas dan berkualitas.

Karir dan Passion

 

Sejak remaja, Pak Roy sudah menyenangi keramik. Karena itulah ia pun memutuskan melanjutkan sekolahnya ke jenjang yang lebih tinggi dengan fokus pada belajar keramik. Saking senangnya dengan keramik, untuk tema skripsinya pun tentang keramik. Jatuh bangun terhadap keramik sudah dialami Pak Roy hingga ia memutuskan untuk mendirikan perusahaan keramik sendiri dengan keunikan tersendiri.

Mempertahankan karier dan passionnya di lintasan masa sekarang, Pak Roy banyak melakukan inovasi pada Nuanza Porcelain, perusahaannya. Salah satunya adalah melakukan marketing zaman now atau zaman sekarang. Nuanza Porcelain fokus promosi di jejaring sosial, salah satunya adalah Instagram. Dari berbagai macam advertorial online yang dilakukan Nuanza, ternyata endorse di IG lebih menangguk penjualan.

Dengan endorse yang dilakukan para influencer atau orang-orang yang memang komit di Instagram, penjualan keramik dari Nuanza Porcelain meningkat. Bahkan bisa dibilang, hampir semua proses jual beli porselen dilakukan di Instagram Nuanza.

 

Temukan Cinta dan Passionmu

Kata Dydie Prameswari, “Temukan cinta dan passionmu dalam makanan. Jika sudah jatuh cinta, maka akan senang menjalani passion dan akan ada hasil yang membuktikan.”

 

Karir dan Passion

 

Saya mengenal Dydie sebagai penulis cerita atau penulis buku. Kami sama-sama bergabung dalam suatu forum menulis, yaitu Forum Penulis Bacaan Anak.

Karena kesukaannya pada makanan, Dydie lalu memutuskan untuk menulis tentang kuliner, terutama sejarah-sejarah yang terkait dengan makanan. Beberapa buku yang ditulisnya selalu berkisah tentang kuliner Indonesia.

Mengapa menulis fiksi kuliner Indonesia? Menurut Dydie, jarang ada penulis yang mengambil tema atau latar belakang untuk menulis fiksinya tentang kuliner Indonesia. Lebih banyak yang memilih food western atau makanan barat, dan Dydie mengambil peluang tersebut.

 

Membicarakan karier dan passion memang nggak pernah ada habisnya. Ada yang berkarier tapi nggak sesuai passion, lalu putus asa. Ada yang menjalani passionnya, tapi kariernya begitu-begitu saja.

Proses menemukan passion dan menjadikannya sebagai karier memang nggak bisa begitu saja. Dari ketiga narasumber di atas, daku menyimpulkan, kalau ingin karier dan passion berjalan seimbang, maka kita mesti jatuh cinta dulu terhadap sesuatu, lakoni atau kerjakan secara serius, pasti akan ada hasil yang membuktikan.

Jadi, apakah karier Sahabat Blogger sesuai passion?

Karier dan Passion Sahabat Blogger selaras? Sharing dong di kolom komentar, berbagi cerita.

30 Comments

  1. yanda December 6, 2022
  2. Topa February 22, 2021
  3. Daniel August 3, 2020
  4. Deni July 21, 2020
  5. Gita June 15, 2020
  6. Muhammad Syafiq May 3, 2018
  7. Ilham Sadli May 3, 2018
  8. gusmakruf April 29, 2018
  9. Dyah April 29, 2018
  10. Dwi Wahyudi April 29, 2018
  11. Ucig April 29, 2018
  12. Fakhruddin April 27, 2018
    • indahjuli April 29, 2018
  13. Blog Sabda April 26, 2018
    • indahjuli April 29, 2018
  14. Sulis April 26, 2018
    • indahjuli April 29, 2018
  15. Rahmah Chemist April 25, 2018
    • indahjuli April 29, 2018
  16. Gallant April 24, 2018
    • indahjuli April 29, 2018
  17. Elisabeth Murni April 24, 2018
    • indahjuli April 29, 2018
  18. ophi ziadah April 24, 2018
    • indahjuli April 29, 2018
  19. Keluargamulyana April 24, 2018
    • indahjuli April 29, 2018
  20. Febriyan Lukito April 23, 2018
    • indahjuli April 29, 2018

Leave a Reply