Hidup Bersama Neuropati

Sahabat Blogger bisa nggak membayangkan seorang ibu sedang menyusui bayinya yang baru berumur 35 hari, di tengah malam, di antara ngantuknya, tiba-tiba bayi yang dalam gendongan terjatuh.

Untung ada bantal yang menjadi sanggahan tangan saat menyusui.

Untung si ibu menyusui di atas tempat tidur.

Merasa bersalah, si ibu menangis sejadi-jadinya, membangunkan seluruh penghuni rumah. Sang bapak, yang tidur di kamar lain, menemani dua anak yang lain, tergopoh-gopoh datang, dan langsung memijit-mijit tangan ibu yang lemah lunglai.

“Sakit, sakit banget ini. Tanganku tiba-tiba nggak bisa digerakkan, Adik jadi jatuh,” katanya di antara tangisan.

Sementara anak bayi yang berada di atas bantal, tertidur nyenyak. Kekenyangan menyusu.

Anak bayi yang terjatuh di atas bantal itu adalah Tiominar. Anak bungsu saya. Iya benar, sayalah ibu yang tiba-tiba tangannya tidak bisa digerakkan karena  Kesemutan dan Kebas. 

 

Awal Saya Harus Hidup dengan Neuropati

Kala itu, Mas Iwan hanya bisa mengurut-urut tangan saya, tanpa tahu harus bagaimana menghilangkan rasa sakit yang dialami istrinya. Saya menangis tersungguk-sungguk. Ingin rasanya “mencopot” tangan biar hilang rasa nyerinya.

Itu adalah kali ketiga saya merasakan sakit di tangan pasca melahirkan Tiominar pada tahun 2009. Tangan kesemutan dan kebas itu sering dialami saat malam hari. Kalau di pagi atau siang hari jarang dirasakan. Mungkin karena banyak beraktivitas ya.

Kalau tangan kiri itu, rasa kesemutan dan kebas terasa mulai dari pangkal lengan hingga ke jari-jari. Sedangkan  di tangan kanan, hanya di pergelangan tangan. Jari-jari itu seperti ada rasa ‘ngrigis-ngrigis’, kesemutan. Yang paling menyakitkan itu ketika tangan sama sekali tidak bisa digerakkan. Bahkan untuk menyusui saja, saya kesusahan menggerakkan tangan. Bantal pun menjadi alat bantu untuk meletakkan tangan saat menyusui.

Tak mau terulang kejadian anak bayi terjatuh di atas bantal akibat tangan yang sakit, saya memeriksakan diri ke dokter kandungan yang membantu saya melahirkan, dan kemudian direkomendasikan ke dokter ahli syaraf.

Dari hasil serangkaian pemeriksaan yang dilakukan dokter saraf (termasuk tes fisik dan darah lho!), saya pun diduga menderita Neuropati.

 

Saya dan Neuropati

Jujur, baru kali itu saya mendengar kata Neuropati.

Dokter sih bilang penyakit ini sebenarnya bukan penyakit berat, tetapi semacam gangguan fungsi syaraf. Tapi kalau sudah terindikasi neuropati, dipastikan aktivitas kita akan banyak kendala.

Ya iyalah bagaimana nggak akan mengalami kendala, karena penyakit ini akan menyerang tangan dan kaki kita. Bagian tubuh yang vital banget kan?!

Neuropati itu sendiri terdiri dari beberapa jenis, yaitu:

  • Neuropati Perifer
  • Polineuropati
  • Neuropati kranial
  • Neuropati otonom
  • Mononeuropati

Diagnosis dokter saat itu, jenis neuropati saya adalah Neuropati Perifer, yang terjadi pada sayraf perifer. Untuk mengatasinya, saya disuntik B12 dosis tinggi. Plus dikasih suplemen yang “saat itu” harus rutin saya minum, yaitu Neurobion yang warnanya pink.

Oh ya, setelah ditelusuri, penyebab saya mengalami gangguan fungsi syaraf atau Neuropati, karena selama hamil saya males-malesan mengonsumsi vitamin yang diresepkan dokter kandungan seperti Folat dan Kalsium! Padahal ya, vitamin itu penting banget buat Ibu Hamil.

Nah, buat Sahabat Blogger yang sedang hamil nih, jangan sampai nggak diminum deh itu vitamin dari dokter kandungan atau bidan. Enggak mau seperti saya kan?

 

Hidup Bersama Neuropati

 

Hidup Bersama Neuropati

 

Tak terasa, sudah tujuh tahun Saya Hidup bersama Neuropati. Iya seumur Tiominar, anak bungsu saya itu.

Sahabat Blogger, kalau nih mengalami atau merasakan tangan dan kakinya sakit seperti:

  • kesemutan dan kebas
  • tangan/kaki terasa lemah (susah digerakkan)
  • Tangan/kaki seperti ditusuk-tusuk
  • Tangan kaki nyeri seperti terbakar

Jangan didiamkan deh. Jangan ditunda-tunda untuk memeriksakan diri ke dokter. Itu merupakan gejala awal dari Neuropati.

Kenapa Sahabat Blogger perlu mewaspadai gejala awal itu? Karena yang namanya blogger itu, sebagian besar aktivitasnya rawan dengan gejala-gejala tersebut. Blogger itu pekerjaannya ya mengetik di Personal Computer (PC)/Laptop/Netbook dan yang paling sering ya main gadget. Ya kan?! Benar kan?! Samalah dengan saya 🙂

Gaya hidup sekarang ini memang membuat kita harus mewaspadai segala hal yang terkait dengan kesehatan. Yang kita pikir biasa-biasa saja, ternyata malah membuat aktivitas kita jadi bermasalah. Seperti gejala Neuropati ini. Dari pada kebablasan seperti saya, lebih baik #LawanNeuropati dari sekarang.

Oh ya, penyebab umum lainnya gangguan fungsi saraf atau Neuropati ini, bisa juga karena:

  • Kekurangan vitamin Neurotropik (B1, B6, B12)
  • Bertambahnya usia sehingga terjadi penurunan fungsi syaraf
  • Menderita diabetes

Buat Sahabat Blogger yang terindikasi diabetes, perlu mewaspadai gejala neuropati ini juga ya.

 

Saya, Neuropati dan Neurobion

 

Hidup Bersama Neuropati

 

Seperti yang saya ceritakan di atas, untuk mengatasi gangguan yang menyerang tangan kanan dan kiri saya, selain menyuntikkan B12 dosis tinggi, dapat juga vitamin yang harus diminum setiap hari yaitu Neurobion.

Karena saya menyusui kala itu, tentu saya tanya dong neurobion ini aman nggak dikonsumsi?

Dokter bilang, Neurobion itu bukan obat tetapi suplemen yang mengandung vitamin neutropik seperti vitamin B1, B6 dan B12. Tetapi biar lebih yakin lagi, sebaiknya Ibu Menyusui yang terkena Neuropati, berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter untuk tata cara mengkonsumsinya.

Selain mengonsumsi Neurobion, saya juga diminta untuk makan makanan yang sehat terutama yang mengandung vitamin B12, B1 dan B6, seperti sayur-sayuran hijau, kacang-kacangan, ikan, susu dan yoghurt. Pilih saja salah satu atau dua untuk dimakan bergantian setiap harinya. Kebetulan, makanan yang dianjurkan itu sesuai juga untuk kebutuhan saya sebagai ibu menyusui.

Kalau kita nurut sama saran dokter sih, Insya Allah neuropati yang kita derita akan berkurang atau bisa hilang (jika gejala neuropati ringan).

 

Bagaimana dengan neuropati saya setelah tujuh tahun berselang?

Ya itulah pentingnya #LawanNeuropati, karena kadang saya suka lupa menjaga pola hidup dan makan sehat. Akibatnya? Tangan kembali Kesemutan dan kebas. Sakit tiada terkira lagi di tangan saya. Untungnya saya sudah tahu untuk mengatasinya dan selalu siap sedia Neurobion di kotak obat di rumah.

Seperti kata pepatah yang sering saya kutip berkaitan dengan kesehatan, “Sedia payung sebelum hujan”, begitu juga dengan #LawanNeuropati, harus sejak dini untuk melawannya. Jangan sampai terserang seperti saya.

Cara pencegahannya gampang kok, dan harus dilakukan lho, tidak hanya sekedar teori. Hehehe. Misalnya nih:

  • Benar-benar harus menjaga pola hidup sehat. 
  • Jangan merokok.
  • Makan-makanan sehat 
  • Mengonsumsi suplemen yang mengandung vitamin B kompleks. 
  • Olahraga secara teratur, minimal dua kali dalam seminggu.

 

 

Sahabat Blogger ada yang seperti saya juga didiagnosis neuropati? Sharing dong bagaimana cara #LawanNeuropatinya 🙂

25 Comments

  1. Yani October 8, 2020
  2. Yani October 8, 2020
  3. Khalid May 31, 2020
  4. Heni June 12, 2019
  5. Prima Hapsari March 10, 2017
  6. Ranny March 8, 2017
  7. Junita Siregar March 2, 2017
    • indahjuli March 5, 2017
  8. Lily Kanaya March 2, 2017
    • indahjuli March 5, 2017
  9. Deddy Huang March 2, 2017
  10. Naufal March 1, 2017
  11. Uniek Kaswarganti March 1, 2017
  12. Vicky Faisal March 1, 2017
  13. HM Zwan March 1, 2017
  14. qhachan March 1, 2017
  15. Ety Abdoel March 1, 2017
  16. Fanny f nila March 1, 2017
    • indahjuli March 1, 2017
  17. prananingrum March 1, 2017
    • indahjuli March 1, 2017
  18. Liza February 28, 2017
    • indahjuli February 28, 2017
  19. Nunung February 28, 2017
    • indahjuli February 28, 2017

Leave a Reply