Busung Lapar

Miris dan sedih… ketika melihat tayangan di Fokus Siang, Jumat, 8 Februari 2008.

Bocah ini namanya Fikih Pranata. Bocah berusia 3 tahun , putra pasangan Muchalis dan Wati, warga Desa Cangkring Jenggawah Jember, Jawa Timur . Berat badannya hanya 4,8 kilogram, sementara anak seumurannya sudah mencapai 12 hingga 16 kilogram. Saat ini, Fikih tergolek lemah diruang perawatan RSUD Dr Subandi Jember, Jawa Timur.

Selain menderita gizi buruk, Fikih juga menderita TBC. Kulit tubuh kurusnya keriput.

Dari berbagai sumber, gw menemukan gizi buruk atau penyakit perut buncit (marasmus kwashiorlor) atau busung lapar, merupakan fenomena gunung es. Secara nasional, kasus busung lapar yang menyerang anak-anak usia di bawah lima tahun di Indonesia mencapai angka delapan persen. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada tahun 2005, jumlah anak usia 0-4 tahun mencapai 20,87 juta. Artinya, jumlah balita yang menderita busung lapar saat ini sekitar 1,67 juta jiwa.

Sedangkan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kasus gizi buruk di Indonesia tergolong tinggi. WHO mencatat, lima juta anak berusia di bawah lima tahun (balita) atau sekitar 27,5% terkena gizi buruk pada 2005. Sementara itu, kemampuan pemerintah menekan kasus gizi buruk ini masih rendah, yakni hanya 0,5% per tahun.

Secara medis, gizi buruk disebabkan beberapa faktor seperti kurang kalori dan protein (KKP), atau infeksi penyakit menahun, yang ditandai dengan kurangnya berat dan tinggi badan.

Sebenarnya, gizi buruk bisa dicegah dengan mengkonsumsi menu seimbang yang terdiri dari karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral serta air, yang ditemui dalam makanan sehari-hari. Persoalannya, para penderita gizi buruk ini kebanyakan dari masyarakat kelas bawah, yang makan sehari dengan menu bukan 4 sehat 5 sempurna saja sudah syukur Alhamdulillah.