Ada saatnya kita berpikir kritis
dan ada saatnya berpikir sederhana.
Karena tidak semua masalah akan lebih mudah jika kita kritisi,
sebagaimana tidak semua masalah akan lebih mudah jika kita berpikir sederhana.
—-
ps : diambil dari statusnya Indri di Goodreads, yang sedang membaca buku Bujang dan Putri Malaka, satu buku yang sarat dengan makna kehidupan. Saya sendiri membacanya masih on – off. Novel ini karya Harlis Kurniawan.
Kata-kata diatas cocok dengan saya yang kadang suka menyulitkan masalah yang sederhana, dan jarang kritis berpikir 🙁
wow, bahasa yg dalem,
Kak Indah, About-mu itu agak salah kah? Kok ibu 3 putri? Bukannya dek Tyo lelaki? Or aku salah ya selama ini? :))
Eh kak, berpikir sederhana itu memang lebih enak, tp sayangnya tidak semua orang sanggup … ada jg yg suka rumit2…
kapan harus berpikir sedehana dan kapan kritis … masih susah menetukannya..
Kadang memang kita menyulitkan diri sendiri dengan berpikir yang rumit….jika bisa dibuat sederhana akan mudah dipahami dan dilaksanakan.
Berfikir yang paling kompleks adalah … Berfikir Sederhana …
Berfikir yang sebenar-benarnya sederhana …
bukan pura-pura sederhana …
salam saya In Jul
(i like this)
Lho, saya pikir berpikir kritis dan sederhana itu sama.
Berpikir kritis tidak harus berpikir yang susah-susah, bisa saja berpikir kritis itu ya sederhana. 😀
buku yang keren sepertinya…
Cover yang sederhana, belum tahu sih apakah isinya sesederhana itu..