Berbagi.
Pada saat kita lahir, hati manusia berwarna putih. Namun, menjadi hitam karena manusia dibelenggu oleh sifat-sifat yang tak baik.
Sifat-sifat yang membelenggu itu, terjadi sesuai dengan perkembangan kita, manusia. Malas, marah, iri hati, pengeluh, pembosan, dengki, buruk sangka, sombong, dan lain-lainnya. Yang tanpa sadar, sering kali kita lakukan.
Supaya hati kita tak berwarna hitam pekat, kita harus melepaskan belenggu itu. Tidak mengulangi atau melakukan sifat-sifat itu, meminta ampun kepada Tuhan, meminta maaf kepada orang yang kita sakiti. Bisakah kita melakukannya ?
Insya Allah, semoga bisa!
Sharing ini saya dapat dari sulung kami, Taruli, yang kemarin mengikuti pelatihan ESQ Ary Ginandjar di Menara 165, Jakarta Selatan. Hari ini, hari kedua pelatihan.
Lily bilang, saat pelatihan mereka diminta merenung tentang apa-apa yang telah mereka perbuat. Salah satunya adalah kesalahan yang diperbuat. Di saat itu, Lily mengaku merasa sedih. Tak terkecuali, teman pelatihan yang lain.
Pantas saja, usai pelatihan, banyak anak yang langsung memeluk orangtuanya, menangis dan meminta maaf, termasuk Lily.
Pada hakikatnya, kita hidup adalah untuk belajar dri belenggu2 itu..
hehehheh
makasih mbak, postingannya bagus
Pelatihan ini masih ada ya?
But anyway, perjuangan keras tuh keluar dari belengu *belengu malas kalo gw*
harus selalu berusaha supaya kita bisa terlepas dari belenggu!
bener juga ya,, semua sifat2 itu dapat membelenggu kehidupan kita..
tapi kalau aku ikut acara begituan pasti gak bisa nangis, malahan bisa ketiduran, hehe..
mungkin kalo di agama katolik seperti mengadakan retret untuk merenungi perbuatannya selama ini untuk menghadap ke depan ya.
EM
kalo di islam istilahnya muhasabah bener ga mba???