Beberapa waktu yang lalu di timelin Twitter saya ramai memperbincangkan tentang kurikulum sekolah tahun 2014 yang akan meniadakan mata pelajaran Bahasa Inggris.
Alasan ditiadakannya mata pelajaran Bahasa Inggris tersebut sebagaimana saya kutip dari tulisan Ramdhani Adinegoro di Kompasiana : …ย didasarkan atas banyaknya generasi muda saat ini tidak bisa dan tidak dapat menggunakan bahasa Indonesia yang benar dan baik. Dengan ditiadakannya Bahasa Inggris untuk SD agar siswa dapat memperkuat kemampuan berbahasa Indonesia sebelum mempelajari bahasa asing.
Wuih, kalau itu benaran terjadi, menurut saya pribadi berarti kemunduran pendidikan Indonesia, betul tidak?
Bukankah lebih baik memperbaiki sistem belajar atau metode pengajarannya untuk mendapatkan hasil yang lebih baik?
Dan rasanya mengada-ada kalau bahasa Inggris dianggap tidak baik karena anak-anak menjadi tidak mengenal bahasanya sendiri, Bahasa Indonesia.
Jaman sekarang ini, era digital natives, rasanya anak-anak perlu menguasai Bahasa Inggris. Terutama untuk perkembangan karier mereka nantinya. Melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi seperti S2 atau S3 saja dibutuhkan penguasaan Bahasa Inggris yang baik. Seperti misalnya TOEFL atau IELTS.
Seorang sahabat saya sedang berjuang mendapatkan beasiswa S2 untuk masuk ke satu perguruan tinggi favorit, mau nggak mau harus mengikuti kursus Bahasa Inggris untuk mendapatkan nilai TOEFL yang tinggi ย sekitar 475 dan mendapat beasiswa.
Kalau mata pelajaran Bahasa Inggris sudah dihapuskan dari sekolah-sekolah, bagaimana anak bangsa bisa bersaing di dunia internasional.
Saya ingat, dulu semasa kecil, almarhum Bapak mengharuskan kami, anak-anaknya untuk menguasai bahasa Inggris. Caranya, kalau kami nakal atau berantem, bertengkar sesama saudara, sebagai hukumannya adalah membaca dan menghapal kamus Bahasa Inggris. Kami harus menghapal 5 kata bahasa Inggris dan artinya. Hasilnya? Setidaknya sekarang ini, walau berantakan saat bercakap-cakap, tapi kami tahu dan mengerti kata-kata Inggris.
Anak-anak jadi tidak mengenal bahasanya sendiri? Anak-anak tidak bisa berbahasa Indonesia yang baik dan benar? Bukan salah anaknya, tapi kemungkinan adalah lingkungan sekitar atau pergaulan anak-anak. Bagaimana anak saya mau berbahasa Indonesia yang baik dan benar kalau misalnya saya sebagai orangtua, teman-teman, dan sekitarnya tidak berbahasa Indonesia dengan baik.
Saya sendiri kepada ketiga anak saya, Taruli, Tiurma, dan Tiominar, sudah mengenalkan bahasa Inggris sejak dini melalui buku bacaan berbahasa Inggris yang saya miliki, warisan dari orangtua. Awalnya saya membacakan mereka cerita dalam bahasa Inggris kemudian mengartikannya kepada mereka. Hal ini terus berlanjut sampai sekarang, dan Alhamdulillah si sulung, Taruli, untuk mata pelajaran bahasa Inggris di sekolahnya mendapat nilai yang baik, sama baiknya dengan mata pelajaran bahasa Indonesia. Bahkan untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, khususnya mengarang, Taruli mendapat nilai plus.
Memang Bahasa Indonesia adalah identitas bangsa, tidak boleh dilupakan, dan harus baik dalam berbahasa. Kita harus bangga dengan bahasa Indonesia. Dan adalah kewajiban orangtua dan guru untuk mengajari anak-anak berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Anak itu adalah cermin orangtua. Kalau bahasa Indonesia anak berantakan, ya coba dilihat saja bagaimana orangtuanya bercakap-cakap. Peace ah ๐
Berbahasa Indonesia yang baik dan benar, begitu juga dengan bahasa internasional seperti bahasa Inggris, adalah satu prestasi buat anak. Penguasaan bahasa Indonesia harus sebanding dengan bahasa Inggris. Kalau anak lebih menguasai bahasa Inggris? Itu juga dikembalikan kepada kebiasaan orangtuanya, apakah lebih bangga berbahasa Inggris atau bahasa Indonesia ๐
Bagaimana dengan sahabat blogger? Lebih senang menguasai bahasa Inggris atau bahasa Indonesia? Atau membiasakan anaknya sejak dini berbahasa dua atau bilingual?
Hallo mbak Indah, atau diblog mbak aku manggil mak Indah? hihihi ^^
Belum punya anak nih mbak, jadi belum bisa comment banyak sebagai seorang orang tua.
Bahasa Indonesia n bahasa Inggris itu sama-sama penting. Bahasa Indonesia selain dipakai sebagai identitas, juga bisa dipakai untuk bersosialisasi sama lingkungan sehari-hari.
Sedangkan bahasa Inggris lebih kepada bekal (kemampuan tambahan) untuk si anak ke depan. Misalnya mau apply beasiswa, ikut conference, summer camp, dll. Bisa juga sih dipakai untuk bersosialisasi sama lingkungan yang memang pakai bahasa Inggris.
Jadi inget, dulu pernah ketemu orang tua yang cerita kalau anaknya belajar bahasa Indonesia jelang UN aja, Soalnya UN-nya pakai bahasa Indonesia. Sedangkan, sehari-hari, di rumah n sekolah si anak ngomong pake bahasa Inggris. Duh, pusing juga, ya!
Denger itu pun aku bingung harus berekspresi apa, sedih atau senang *straight face
Iya Mak. Mestinya kurikulumnya yang dibenahi. Yang sebelumnya kurikulumnya ribet. Untuk anak SD maksa sekali. Maunya diajarkan sambil bermain, tapi materinya seperti materi waktu kita SMP dulu.
sedih banget ya mak, dengan segala kerumitan kurikulum baru sekolahan. Sebelumnya aja belum diterapkan secara baik eh malah dicopot ganti sistem yang lain.
Hari gini lebih penting Bahasa Korea, Njul. Gak percaya? Tanya abege-abegemu itu :)))))
Disekolahya Pascal masih tetap ada bahas inggirs mbak. Aku sih malah dukung harus ada
ajarkan anak bahasa INDONESIA yang baik dan benar ๐
https://play.google.com/store/apps/developer?id=Kastari+Sentra+Media.+PT
Anakku bahasa Indonesia semua, nggak bilingual meski bapak ibunya terbiasa English di kerjaan. Tapi semua gadget rumah pake English krn aneh terjemahan Indonesianya. Mereka juga penggemar TV pengetahuan asing. Alhamdulillah nilai English mereka selalu terbaik dikelas meskipun nggak les. Kurikulum yg menghilangkan English dg alasan untuk melindungi Bhs Indonesia itu pendapat yg absurd. Karena bagaimanapun, anak2 tetap harus menguasainya di sekolah jika ingin berhasil, entah di sekolah bilingual. Begitupun yg bercita-cita jadi penulis, tetap harus menguasai bhs Indonesia yg benar. Sedikit nyimpang adalah pendapat untuk menjadikan bahasa Indonesia menjadi bhs ASEAN. Ide bagus, tapi kalau masy ASEAN pada nggak ngerti kita ngomong apa di forum, terus piye? Iya kalau mereka lalu mencari tahu, tapi kalau mereka tidak peduli kita ngomong smp berbusa-busa?
Di daerah saya selain bahasa Indonesia dan English ada satu tanggungan lagi..
bahasa jawa kromo inggilnya juga jadi patokan keberhasilan ortu dalam mendidik…
makanya anak muda jawa jaman sekarang cuma bisa bilang “nggih, dalem, pripun, dan mboten” haha
Kalau saya sih, nanti jika sudah punya anak, akan membiasakan dia dengan bahasa daerah (Madura) secara halus. Tapi untuk memudahkan pendidikan dan masa depannya saya juga akan mengajarkan mereka bagaimana menggunakan bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris dengan baik.
Meskipun ya tidak saya ajari sendiri.. ๐
Salam..
Saya rasa generasi muda kita kurang berminat menggunakan bahasa Indonesia bukan karena pelajaran yang diberikan baik yang bahasa indonesia maupun bahasa inggrisnya. Semua karena kecenderungan generasi muda yang ingin tampil gaul, ingin nampak bergaya hidup metropolis. Sadar ato tidak, tayangan media TV sagat besar pengaruhnya dalam penggunaan bahasa keseharian. Emangnya kata kata ngapain, gua pikiran dan termasuk bahasa alay diajarkan di sekolah. tidak kan ?
Jadi sangat disayangkan kalo harus menghilangkan bahasa internasional.
Bagi saya, yang terpentng anak-anak saya bisa belajar bahasa arab, mengerti bahasa inggris maka dengan baiknya penggunaan dan pembelajaran itu, pelajaran dan bahasa indonesiapun akan bisa digunakan sesuai dengan tempat dan waktunya
salam silaturahim dari Blitar
setuju mak! bahasa indonesia tentunya tetap harus dipelajari untuk semakin mengakarkan kita pada bahasa ibu. tp saat ini, rasanya berbagai bahasa asing memang sudah perlu dikenalkan ke anak2. bukan demi gengsi2an, kebarat2an, dll, tp demi masa depan mereka sendiri di era globalisasi. saya guru bahasa inggris, dan saya mendukung sekali program2 pelajaran bahasa asing. kemampuan menguasai berbagai bahasa itu berbanding lurus dgn tingkat kecerdasan loh! ๐
ini ironis sebenernya emang ya…
kondisi dimana sekarang banyak anak2 indo yang tinggal di indo tapi gak bisa ngomong indo itu sangat bikin hati miris banget lho.
tapi menghilangkan pelajaran bhs inggris dari kurikulum jelas bukan solusi yang bijak juga. lagian di sekolah2 “international” (sengaja pake tanda kutip) yang sekarang menjamur, bahasa inggris tetep ada kan ya?
udah kayak lingkaran setan sebenernya masalah ini (seperti juga masalah2 di indo lainnya: macet dan banjir). balik2 lagi emang harus dari kesadaran masing2 orang (dan keluarga). untuk melestarikan bahasa indonesia.
kita yang tinggal di luar negeri aja masih mati2an berusaha supaya anak2 kita tetep bisa ngomong bahasa indo…
Bahasa Indonesia otomatis akan bisa sendiri sih. Buktinya kita ini khan masih bisa bahasa Indonesia walaupun belajar juga bahasa inggris.
Yang memrihatinkan adalah justru bahasa daerah. Semakin punah di zaman sekarang, tergerus arus bahasa indonesia. Nah loh!
Orang tua yg asli jawa, anaknya diajarkan omong bahasa indonesiaaa terus. Bahkan kalau anaknya ngajak omong pakai bahasa jawa, ortunya njawab pakai bahasa indonesia. Waduh. Punah beneran ini lama-lama.
saya kurang lebih sepakat dengan pendapat Mbak Sita. Ada sedikit salah kaprah degan berita di media-media. Di sekolah anak-anak saya juga sempat bikin heboh orang tua. Karena sekolah billingual. Dimana hampir semua buku pelajaran berbahasa inggris sebagai pengantar, kok,malah mau dihilangkan.
Tapi kemudian dijelaskan sama pihak sekolah kalau Bahasa Inggris bukan ditiadakan, tapi tidak lagi dijadikan matpel utama. Artinya, kalau dulu bahasa Inggris bisa jadi salahh satu penentu kenaikan/kelulusan, sekarang tidak lagi. Jadi, silakan kalau sekolah masih mau memberikan matpel bahasa Inggris ๐
Salam silaturahim …
Berbahasa itu soal kebiasaan dan juga pelatihan, maka bila dikhaawatirkan anak tak menguasai bahasa Indonesia lebih karena pembiasaan sehar-hari yang kurang, bukan karena penambahan pelajaran bahasa. Anak saya ikut les bahasa Inggris meski baru SD, tapi alhamdulillah bahasa Indonesianya tetap baik.
Ohya, mak Indah, terimakasih sudah singgah di blog saya. Sesuatu deh dikunjungi oleh mak ..*_^
Agak kaget ketika salah satu teman dekat terang-terangan bilang “gue gak ngajarin Bahasa Inggris buat anak gue, kasian nanti dia tidak bisa berbahasa Indonesia”. Rasanya pikiran itu terlalu sempit. Kita sudah tidak bisa lagi tutup mata tentang penguasaan Bahasa Inggris. Bahkan bahasa yang digunakan secara mendunia itu kemudian sudah mulai minta ekoran penguasaan bahasa lainnya sekarang untuk bisa menari-nari mengikuti roda globalisasi. Selain itu, menurut saya, gak ada cerita tuh belajar bahasa asing dan kemudian jadi tidak bisa berbahasa Indonesia dengan baik. Semua itu kan dipelajari, dilatih. Biasakan di rumah dan di lingkungan sekolah berbahasa Indonesia yang baik dan benar, kenalkan anak-anak dengan Bahasa Indonesia yang benar yang mana dan “bahasa pasar” yang mana. Sementara itu bahasa asing dikenalkan sebagai kemampuan berbahasa tambahan. Bisa kok. Iya, saya bawel :)) *kecup*
Bagi saya untuk taraf SD awal lebih penting penguatan bahasa Indonesia baru bahasa asing, kecuali memang dibutuhkan. Untuk SD besar bolehlah ada bahasa Inggris lagi. Kita nggak perlu terlalu parno anak2 nggak bisa bahasa Inggris. Asalkan dibimbing dan diberi asupan insya allah bisa. Terus terang kalau saya termasuk yang lebih khawatir anak2 tidak bisa berbahasa Indonesia dengan baik dan benar…
Nah, komen seperti ini yang kutunggu-tunggu ๐
Secara dirimu menguasai bahasa Inggris dengan baik, apalagi pernah tinggal lama di luar negeri.
ini ngomonginnya taraf SD kan? Soale klo tingkat SMP/SMA lain lagi pendapatku ๐ Iyalah klo SD apalai kelas 1-3 emang nggak perlulah ada bahasa tambahan. Lebih penting bahasa tambahannya bahasa daerah semisal Sunda, Jawa, kalau berlaku. Nggak bisa dilepaskan hanya ke lingkungan. Ya kalau lingkungannya berbahasa baik, klo enggak? Lingkungannya pada kudu kita ajarin dulu gitu baru boleh anak kita bergaul?
Justru karena aku lebih lama bersekolah di sistem asing sampai sekarang masih agak kesulitan bikin tulisan dalam bahasa Indonesia. Kaku banget! Makanya blog isinya lebih banyak pake bahasa Inggris. Lha klo anak Indonesia mau dibikin kek gitu mati dong sastra kita! Bangkit dari kubur ntar para pemuda 1928 ;;) hehehe…
Kalo saya dulu SMP-SMA kbetulan di penjara suci :), percakapan sehari2 dengan 2 bahasa arab dan inggris,jedanya satu minggu…dan setelah lulus g ada yg berubah,alhamdulillah tetap bisa bahasa indonesia…..padahal saya dulu bisanya bahasa jawa,mulai ngomong bahasa indnesia ya wktu di penjara suci ๐
ganti kurikulum bikin rakyat bingung aja…miris ๐
Iya, anakku yang di Pesantren Assalam juga gitu, bercakap-cakap dengan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris, tapi bahasa Indonesianya tetap baik tuh ๐
Kurikulum yang bikin bingung.
Thanks sudah berkunjung ya Bu Guru ๐