• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to footer

Indah Julianti

Cerita Cita Cinta

  • Home
  • Blog Author
  • T n T
  • Relaksasi
  • Disclosure
  • Contact
  • Show Search
Hide Search
Home » Review » SPONSORED POST » Saya dan Bapak, Lampaui Batas Love Hate Relationship

Saya dan Bapak, Lampaui Batas Love Hate Relationship

Indah Julianti Sibarani · September 13, 2016 · 39 Comments

 

Kali ini mau cerita tentang Bapak yang selalu lampaui batas cintanya pada anak. Sering dengar atau baca ungkapan Ayah, Bapak, Daddy atau Father is the First True Love to his daughter kan?

Atau

Ayah, satu-satunya lelaki yang tak akan mengecewakan anak perempuannya.

Ini juga sering dengar/baca kan?

Every girl may not be queen to her husband, but always a princess to her father.

Behind every great daughter, is a Truly Amazing Dad.

Jujur, saya telat merasakan apa yang diungkapkan dengan manis tentang hubungan Bapak/Ayah dan anak perempuannya. Saya baru merasakan bahwa Bapak adalah laki-laki yang tiada duanya ketika Bapak pergi untuk selama-lamanya, menghadap Sang Khalik, di Hari kedua Idul Fitri tahun 2012.

Sedih?

Kalau ada waktu untuk memutar atau mengulang kembali masa-masa di saat remaja dan dewasa (sebelum menikah), masa-masa penuh konflik dengan almarhum Bapak, ingin rasanya saya meminta maaf, membasuh dan mencium kakinya, dan memeluknya dengan erat seperti yang dulu sering dilakukan Bapak saat saya masih anak-anak.

 

Cerita lain Tentang Bapak: You Make My World So Colorful

 

Bapak Lampaui Batas

Memutar kembali saat-saat Bapak yang sering melakukan hal-hal Lampaui Batas demi kecintaan dan kebahagiaan untuk kelima anak-anak kebanggaannya.

Ah, kenangan tentang Bapak kembali menyeruak, dan meninggalkan rasa sesak di dada, yang kadang selalu datang tanpa permisi. Seperti saat saya menonton video ini:

 

 

Bagi saya, almarhum Bapak adalah sosok yang sering marah. Apalagi kalau keinginan atau keputusannya tidak dituruti, dengan suara khas Bataknya, kemarahannya menggelegar.

Mungkin karena saya anak pertama, perempuan pula, saya merasa sering menjadi target kemarahan Bapak. Tuntutannya banyak. Saya harus menjadi anak terbaiklah. Saya harus menjadi contoh terbaik buat adik-adiklah. Sampai-sampai, almarhum Bapak pernah bilang ke saya:

Baca juga:  Bersekolah dengan Senang, Senang di Sekolah

“Kalau kamu tidak berhasil, adik-adikmu pun tak’kan berhasil. Kamu harus jadi yang terbaik!”

Anak mana coba yang tidak kesal dan marah dengan seribu tuntutan dan kewajiban yang dibebankan ke dirinya. Saya pun menjadi anak perempuan yang benci dengan sosok ayahnya.

Hubungan ayah dan anak perempuannya yang harmonis, tidak ada dalam perjalanan masa remaja saya.

Saya sering membangkang apa yang dikatakan beliau. Tidak melakukan apa yang dimintanya. Sehingga pertengkaran demi pertengkaran selalu mewarnai setiap dialog antara anak dan ayahnya.

Bisa dibilang hingga saya dewasa. Lulus kuliah dan bekerja, hubungan saya dan Bapak lebih banyak hate relationshipnya ketimbang love-nya.

Tapi, kalau menurut Mama dan adik-adik, saya adalah anak favorit almarhum Bapak. Dulu, setiap kami bertengkar, Mama selalu bilang ke Bapak, “Kamu selalu marahi anakmu, tapi kamu juga yang manjakan dia. Makanya anakmu keras kepala.”

Saat itu, karena kemarahan lebih menguasai hati, saya tidak percaya omongan Mama.

Tapi saya akui, meski kami sering bertengkar, Bapak adalah teman setia yang mengantarkan saya ke kampus dan stasiun televisi, tempat saya bekerja sambil membuat skripsi sebagai penentu kelulusan sarjana strata satu.

 

Cerita yang lain dari Bapak : Reflection of My Life

 

Bapak Selalu Ada

Hal Lampaui Batas yang almarhum Bapak lakukan untuk saya adalah Bapak selalu ada di hari-hari penting saya, seperti tes masuk SMP Negeri, SMA Negeri, UMPTN, dan yang paling tak akan saya lupakan seumur hidup, dan membuka kesadaran hati nurani kalau “Every girl may not be queen to her husband, but always a princess to her father”, Bapak selalu hadir di ketiga proses kelahiran anak-anak saya.

Baca juga:  Mendidik Anak Remaja Perempuan Tanpa Drama

Bapak yang menandatangani surat pernyataan untuk sectio caesar saat melahirkan Kayla.

Mendampingi Mas Iwan saat proses kelahiran Taruli yang lama sampai dua hari.

Dan menjadi pria, selain dokter kandungan dan bedah, yang saya lihat saat membuka mata setelah kelahiran Tiominar.

Bapak juga yang memberikan nama-nama Batak yang cantik untuk ketiga anak perempuan saya.

 

Saya dan Bapak, Lampaui Batas Love Hate Relationship

“It’s Hard to Forget Someone Who Gave You So Much to Remember”

 

Cinta Bapak

Bapak memang sosok yang “galak” menurut saya. Tapi, terlalu banyak cinta yang diberikannya hingga susah untuk melupakan.

Love Relationship saya dan Bapak memang terjadi setelah saya menikah dan mempunyai anak. Ini versi saya lho ya.

Bapak adalah orang pertama yang selalu memberi saya selamat ulang tahun di hari kelahiran.

Saya ingat, tiap tanggal 1 Juli, selalu berdering telepon rumah pada pukul 4 pagi, dan suara Bapak yang lantang di seberang sana, di rumah keluarga di Tanjung Duren, Jakarta, berseru mengucapkan “Selamat ulang tahun ya inang (panggilan kesayangan seorang Bapak untuk anak perempuannya dalam bahasa Batak. Inang bisa juga berarti ibu). Sehat dan bahagia selalu”.

Namun, sejak 2012, deringan telepon di pagi buta itu tak akan ada lagi.

Kejutan bersuara lantang itu tak akan saya dengar lagi.

Al Fatihah untukmu, Bapak. Semoga Allah menempatkanmu di surga yang jannah.

 

Cerita Tentang Bapak : Keeping on Track 

 

Anak perempuan bagi ayah adalah mutiara yang harus selalu dijaga. Bahkan, hingga anak perempuan tersebut telah menikah dan mempunyai anak.

Jika anak perempuannya tersakiti, Ayah, Bapak adalah sosok yang paling menderita. Karena beliaulah yang telah mempercayai laki-laki tersebut untuk menggantikan dirinya menjaga dan merawat mutiara kesayangannya.

Baca juga:  Perlukah Lampaui Batas demi Kebahagiaan?

Love Hate Relationship Bapak dan anak perempuannya adalah hal biasa.

Tapi buat saya, jika Sahabat Blogger masih punya Bapak yang sehat atau orangtua yang lengkap, coba deh lakukan hal-hal yang mengungkapkan rasa sayang seperti di dalam video Lampaui Batas di atas.

Hal yang kecil sih memberikan surprise di hari ulang tahunnya, tapi akan memberikan berjuta makna tentang rasa sayang kita.

Jangan seperti saya, terlambat menyadari kalau banyak hal Lampaui Batas yang bisa kita lakukan untuk kebahagiaan orang-orang tersayang.

Sahabat Blogger punya cerita seru, unik dan asyik tentang rasa cinta Bapak/Ayah/Daddy/Father yang melampaui batas?

Berbagi cerita ya di kolom komentar, atau kasih tips hubungan ayah dan anak perempuannya juga boleh.

 

Terima kasih banyak 🙂

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk mengirim ini lewat surel kepada seorang teman(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk berbagi pada Pinterest(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru)
  • Lagi
  • Klik untuk berbagi di Skype(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk mencetak(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk berbagi pada Tumblr(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk berbagi pada Reddit(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk berbagi via Pocket(Membuka di jendela yang baru)

Filed Under: SPONSORED POST Tagged With: asih asah asuh, Bapak, mortar utama, Tentang Bapak

About Indah Julianti Sibarani

Inna Taruli, Tiur & Tiominar
Penulis Cerita Bacaan Anak
Co Founder Kumpulan Emak Blogger (KEB)
Web Content Writer

Reader Interactions

Comments

  1. Agus Madu Kandungan says

    Oktober 14, 2016 at 1:40 pm

    semoga beliau diterima Allah subhanahu wata’ala

    Balas
  2. Ayaa says

    Oktober 12, 2016 at 11:08 am

    Selalu mellow kalo nyeritain sosok bernama Bapaaaaaak. Ah iya, al fatihah untuk Bapaknya Mbak Indah ya 🙂

    Balas
  3. irfa hudaya says

    Oktober 4, 2016 at 10:13 pm

    Kalau Mak Injul ngerasain love-hate relationship, aku kayak frenemy sama Ibuk. Semoga mereka bahagia di sana ya? QS Ibrahim 41 untuk orang tua kita.

    Balas
  4. Rosyidsapi says

    September 28, 2016 at 7:59 am

    Ayah, sosok yang selalu berusaha untuk membahagiakan kita meski kita tidak pernah tau kerasnya perjuangan dan banyaknya peluh dan air mata yang telah ia keluarkan.

    Ayah, sosok yang selalu tidak pernah mengeluh di depan anak-anaknya meski merekalah yang paling berhak untuk mengeluh atas segala usaha yang telah mereka berikan, ketika kita tidak mengapresiasinya.

    Doa untuk seluruh ayah, yang telah berjuang untuk keluarganya di kala susah dan senang.

    Salam kenal mbak. 🙂

    Balas
  5. TheGold.Asia says

    September 26, 2016 at 7:43 pm

    Bisa membaca tulisan ini, mungkin Allah izinkan saya untuk melakukan kesempatan yang lebih baik dengan orang yang disayangi. Sangat menyentuh kisahnya! Semoga Allah perkenankan kita bertemu dengan para pendahulu di syurganya kelak. InsyaAllah aamiin. 🙂

    Balas
  6. sulis says

    September 25, 2016 at 9:24 am

    Bapakku juga galak mbak… Saklek gitu orangnya..tapi pas aku kecil, aku ingat…akulah yang selalu dapet oleh2 kalau bapak pergi ke kota. Kadang permen sugus, balon, dan jepit rambut. Sementara kakak ku ga dpt. Aku anak bungsu, cewek sendiri… Jadi selalu dimanja. Tapi klo aku salah…langsung bapak keluar tanduk

    Balas
  7. Larasati Neisia says

    September 25, 2016 at 7:56 am

    Cerita yang menyentuh sekali mbak, semoga Bapak ditempatkan disisiNya yang terbaik, ya.. Aamiin

    Pertama kali main dikesini, gara-gara mbak kasih info kalo blog saya ga bisa dikomen hehe terimakasih.. Salam kenal ya mbak, sudah saya follow blognya via email 😀

    Balas
  8. hafidz says

    September 23, 2016 at 9:53 am

    sedih banget bacanya

    al fatihah untuk sang bapak, semoga mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya…

    Balas
  9. Orin says

    September 22, 2016 at 2:10 pm

    MakPuuuuh, al fatihah untuk Bapak..

    Balas
  10. Uci says

    September 21, 2016 at 12:20 pm

    Al-Fatihah untuk bapak..
    Aku dulu ngga sering main sama bapak karena bapak sibuk banget mba. Tapi senang banget selalu dikasih apa yang aku minta. Kata bapak, kita harus jujur, baik dan pintar. Mrebes miliiii.. Meski alm. Bapak galak, tapi banyak kenangannya ya mba pastiiiii

    Balas
  11. Hastira says

    September 21, 2016 at 2:48 am

    aku agk deket dg ayahku karena dia tipe pemikir yang selalu berpikir untuk ilmunya dengan banyak buku2 di haadpannya. Dia terlihat cuek apad anak2. Kadanga ku suak kesel betapa anka yang lain bsai deket dengan ayahnya. sampai akhirnay bapak terkena kanker dan aku bisa bicara dari hati ke hati ternyata beliau begitu mencinati anak2nya tapi tak pernah bsai mengungkapkannya . lebih suak memandang dari jauh. ah, aku abru sadar setelah bertahun2 menyadari kalau bapak mencinati anak2nya dg caarnya sendiri

    Balas
  12. Andrie Kristianto says

    September 20, 2016 at 11:57 pm

    Terharu T.T

    Balas
  13. HM Zwan says

    September 19, 2016 at 10:54 am

    ngomongin soal bapak, satu hal yang saya sesali sampai sekarang..tidak memeluk abah waktu ngantar saya naik bis ke Pare Kediri ke kampung inggris,padahal itu moment terakhir saya diantar alm abah. Seminggu setelah itu abah meninggal :(. MEskipun dari SD-kuliah jarnag di rumah alias sekolah di luar kota, tapi banyakk banget momen2 bersama yang penuh kenangan sama abah..

    Halo makpuhhh…apa kabar??semoga sehat selalu….^^

    Balas
  14. Dede says

    September 15, 2016 at 7:59 am

    Awalnya saya ga mau baca tulisan ini sampe selesai, karena tahu bakal terharu tp sayang kalo berhenti d tgh jalan.

    Bapak sy tipe yg keras juga. Ga pernah mengungkapkan sayang, dulu sy juga ga tahu kalau beliau sangat sayang tapi semakin dewasa tentunya saya semakin mengerti. Dulu bapak yg anter saya kemana mana, waktu kuliah di Jogja bapak yg paling sering ngunjungin dan masih banyak atensi lainnya. Sekarang saja jauh, kalau telepon bapak suka cerita banyak hal sehari hari. (sigh) semoga dlm waktu dkt bisa pulkam menengok beliau dan juga ibuk.

    Thanks for sharing mba! 🙂

    Balas
  15. wiwid says

    September 14, 2016 at 4:06 pm

    jadi inget almarhum bapak yg selalu menyanyikan tembang jawa “tak lelo lelo ledung” tiap jalan menggandeng tangan saya. tembang jawa yg isinya kisah seorang bapak sedang menenangkan anak perempuannya yg menangis.

    Balas
  16. Inayah says

    September 14, 2016 at 11:40 am

    Apa yabg dipikirkan ayah…saat anak perempuannya jatuh cinta?

    Uuuhhh

    Balas
  17. Irmasenja says

    September 14, 2016 at 11:26 am

    Kangen Papa… kmn plg mudik cm ketemu 2 jam aj. Smg bpknya makpuh mendpt tempat terbaik di surgaNya. Amiin

    Balas
  18. Irawati Hamid says

    September 14, 2016 at 11:19 am

    tanpa sadar air mataku berderai baca tulisan Mak Inda ini, seketika teringat segala kenangan indah saya dengan alm. Papa, hiks 🙁

    saya sangat mengidolakan alm. Papa saya Mak, dan saking idolanya, dulu saya sampe pasang target, yang jadi suami saya harus punya sifat seperti papa..

    Alfatihah buat alm. Papa-papa kita..

    Balas
  19. Lia Harahap says

    September 14, 2016 at 10:08 am

    Terharu bacanya, Mbak.

    Ayah saya juga kalau tidak sesuai dengan maunya dan juga kalau lagi marah suaranya menggelegar tipikal pria Batak.

    Sampai sekarang saya mengalami masa-masa Mbak Indah waktu remaja. Saya masih belum mengerti kenapa ayah begini dan begitu.

    Mungkin setelah berkeluarga dan punya anak saya akan mengerti kenapa Beliau bertindak seperti itu.

    Terima kasih atas ceritanya. Jadi penasaran nama anak-anak Mbak hehehehe.

    Balas
  20. Yosi Suzitra says

    September 14, 2016 at 9:29 am

    Sedih saya Makpuh.

    Balas
  21. Nchie Hanie says

    September 14, 2016 at 9:28 am

    Aah..bikin melow tulisannya.
    Kembali teringat kedua bapakku alm. Dibesarkan bapak tiri tapi merasakan banget kalo kasih sayangnya melampaui batas sama aku MakPuh, baiik dan keluarga2nya…
    Mengajarkan mandiri meski 3 anak perempuannya harus segala bisa seperti laki2. huhuuu..
    Berasa sampe sekarang didikannya 🙁

    Balas
  22. Molly says

    September 14, 2016 at 9:28 am

    Baca ini langsung mewek… hiks.. hiks??. Waktu kecil aku selalu dibawa kemana-mana sama alm papa, sampai ke Jakarta pun slalu dibawa. Sekarang beliau sudah tidak ada diantara kami lagi :(. Hanya kerinduan yang terasa. Al Fatihah untuk orang tua kita yang telah tiada…

    Balas
  23. Fika says

    September 14, 2016 at 9:22 am

    Alfatihah… Baca tulisan mb Indah, bikin inget bapakku.. aku jg anak pertama, dan perlakuan bapak beda terhadapku..dibanding adik perempuanku.. rupanya krn aku lebih kuat dan cenderung lebih mandiri.. bapakku meninggal saat usiaku 17 th…

    Balas
  24. Noni Rosliyani says

    September 14, 2016 at 9:03 am

    🙁 Jadi inget bapakku.. Aku dulu pernah sampe kabur dari rumah gara2 berantem sama bapak. Kami sama2 keras kepala. Tapi beliau adalah laki-laki yg paling enggak terima kalo anak perempuan satu2nya ini disakitin. Dan aku inget, dulu bapakku marah2 ke obsgyn krn lambat menangani kelahiran Luna. hahaha..

    Balas
  25. echaimutenan says

    September 14, 2016 at 8:31 am

    ;”( al fatihah
    bapakku sosok luar biasa buat aku ;”)/bisa merawat saat kami sakit dan jatuh. siap pasang badan walau ada apapun. keluarga :”)
    huhuhjadi pengen plg lagi kerumah

    Balas
    • indahjuli says

      September 14, 2016 at 8:34 am

      Echa bukannya baru mudik?
      Bapak, laki-laki yang tiada duanya ya. Senang Echa masih punya bapak. Aku cuma bisa pandang fotonya 🙂

      Balas
  26. vivi says

    September 14, 2016 at 7:14 am

    Mewekkk… semoga Allah balas segala kebaikan orang tua kita ya mba…. insyaAllah jannah..

    Balas
  27. vivi says

    September 14, 2016 at 7:13 am

    Mewekkk… semoga Allah balas segala kebaikan orang tua kita ya mba…. insyaAllah jannah.. Alfatihah…

    Balas
    • indahjuli says

      September 14, 2016 at 8:35 am

      Aamiin.
      Aku pun selalu berusaha membacakan doa-doa terbaik buat orangtua 🙂

      Terima kasih ya, Vivi.

      Balas
  28. dianramadhani says

    September 13, 2016 at 10:13 pm

    do’a terbaik untuk ayah (baik yang sudah tiada ataupun masih hidup)

    Balas
    • indahjuli says

      September 14, 2016 at 8:36 am

      Aamiin Ya Rabb
      Terima kasih sudah berkunjung ya Dian 🙂

      Balas
  29. Rotun DF says

    September 13, 2016 at 7:38 pm

    Aku mrebes mili bacanya, Makpuh :’)
    Bapakku juga orang yang sangat keras. Tipikal laki-laki Jawa yang gengsi untuk mengungkapkan cinta. Jangankan mengucapkan selamat ulang tahun, tanggal lahirku saja mungkin beliau tak ingat.

    Tapi aku bersyukur dibesarkan Bapak, didikannya yang keras menjadikanku perempuan yang kuat dan berani. Merantau di Jakarta sendiri bertahun-tahun, tanpa ada sanak saudara.

    ‘Cair’nya Bapak pas udah ada cucu2, Makpuh. Kalau bercanda dengan anak-anakku aku iri banget, karena ngerasa dulu aku nggak kayak gitu.
    Sekarang bapak sering ngobrol, bisa bercanda dam tertawa lepas. Mungkin salah satunya karena beban hidupnya sudah berkurang, bisa melihat anak2nya mandiri dan berkeluarga. Ah, tak akan habis bercerita tentang orangtua ya Makpuh T__T

    Alfatihah untuk Bapaknya Mapuh. Semoga mendapat tempat terbaik di sisi Allah. Dijadikan kuburnya sebagai riyadhoh mij riyadhil jannah. Amin.

    Balas
    • indahjuli says

      September 14, 2016 at 8:36 am

      Aamiin, terima kasih Rotun.
      Benar ya, Bapakku setelah punya cucu begitu juga, lebih banyak ketawanya 😀

      Balas
  30. Anne Adzkia says

    September 13, 2016 at 7:17 pm

    Doa yang terbaik untuk Bapak. Allahummaghfirlahu warhamhu waafihi wa’fu’anhu

    Balas
    • indahjuli says

      September 14, 2016 at 8:37 am

      Aamiin Ya Rabb.
      Terima kasih atensinya Anne 🙂

      Balas
  31. Maria Soraya says

    September 13, 2016 at 6:10 pm

    bapakku juga sampe sekarang selalu jadi yg pertama ngucapin selamat ultah untukku… komplit dengan untaian doanya yg bikin aku pengin usap2 mata mak… kata2 anak perempuan adalah mutiara untuk bapaknya pernah terucap juga dari bapakku saat suami melamarku.. rasanya jleb waktu itu karena aku gak dekat sama bapakku

    Balas
    • indahjuli says

      September 14, 2016 at 8:38 am

      Hihihi, nggak sangka ya Maria kalau orang yang keras bisa lembut juga 🙂

      Balas
  32. cumilebay.com says

    September 13, 2016 at 5:39 pm

    Semoga bapak mendapat tempat yang terindah di sisi Allah.

    Jadi kangen bokap ihik ihik, cuman 6 th daku bersama nya tidak banyak kenangan tp akan selalu di hati

    Balas
    • indahjuli says

      September 14, 2016 at 8:39 am

      Walau tidak banyak tapi nggak bisa diulang lagi kan dek Cum 🙂

      Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Footer

Feature Post

Siapa nih, yang mulai masuk usia 40 tahun, dan pengin tetap hidup sehat? Ya, semuanya pasti. Tapi “gaya hidup sehat” itu memang lebih mudah untuk dituliskan, ketimbang dilakukan. Kalau menjalankannya tanpa disiplin, ya bisa berhenti di tengah jalan. Akhirnya tergoda dan balik lagi ke kebiasaan buruk yang sudah-sudah. Tren gaya hidup sehat memang lagi hits […]

Bagikan ini:

  • Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk mengirim ini lewat surel kepada seorang teman(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk berbagi pada Pinterest(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru)
  • Lagi
  • Klik untuk berbagi di Skype(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk mencetak(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk berbagi pada Tumblr(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk berbagi pada Reddit(Membuka di jendela yang baru)
  • Klik untuk berbagi via Pocket(Membuka di jendela yang baru)

Latest Posts

  • 3 Prinsip Gaya Hidup Sehat Life at 40s
  • Anak Perempuan Kita Beranjak Dewasa? Ini 7 Cara Menemani Perjalanan Mereka!
  • Nilai-nilai Pancasila dalam Semangat Pembakti Desa
  • Kapan Boleh Pacaran? Pertanyaan Tiap Tahun
  • Merawat Wajah di Usia 45 Tahun Demi Glowing Skin 2020
Desember 2019
S S R K J S M
« Nov    
 1
2345678
9101112131415
16171819202122
23242526272829
3031  

© Copyright 2005 Indah Julianti · All Rights Reserved ·

loading Batal
Tulisan tidak terkirim - cek alamat surel Anda!
Cek surel gagal, silahkan coba kembali
Maaf, blog Anda tidak dapat berbagi tulisan lewat surel.