Tahukah kita bahwa dalam diri kita ada 9 tipe kecerdasan? Sembilan tipe kecerdasan atau yang lebih dikenal sebagai Multiple Intellegence atau berbagai jenis kecerdasan. Dan yang dibahas di blog ini adalah Multiple Intellegence versi Howard Gradner, yaitu:
- Kecerdasan Bahasa/Linguistik/Kata
- Kecerdasan Visual Spacial
- Kecerdasan Natural/Alam
- Kecerdasan Sosial Interpersonal
- Kecerdasan Diri Intrapersonal
- Kecerdasan Musikal/Ritme
- Kecerdasan Gerak/Badan/Kinestetik
- Kecerdasan Hidup / Spritual
- Kecerdasan Angka /Logis / Mathematis
Jujur, saya belum banyak tahu tentang 9 tipe kecerdasan anak ini. Bahkan dari status saya di Facebook tentang salah satu kecerdasan yaitu Visual Spacial, dari beberapa komentar teman blogger, saya baru paham kalau Kecerdasan Visual Spacial atau kecerdasan gambar dan visualisasi, dan merupakan aspek kongsi, bisa disebut juga kecerdasan ruang. Berkaitan juga dengan kinestetik, di mana anak lebih mudah mempelajari sesuatu dengan cara praktik langsung.
Setiap Anak adalah Spesial
Masalah kecerdasan atau intellegence ini memang penting banget diketahui orangtua semacam saya. Karena itu, waktu diundang Indah Kurniawaty untuk menghadiri workshop akhir tahun Supermoms Indonesia dan DaddyCation Indonesia, tanpa berpikir panjang saya mengiyakan untuk datang. Apalagi narasumber workshop adalah Ibu Elly Risman, yang sudah tidak perlu lagi dipertanyakan tentang kepeduliannya terhadap masalah anak-anak di Indonesia.
Sabtu, 5 Desember 2015 bertempat di Lantai 36 AXA Tower, Motivator Hall, Kuningan City, Jakarta Selatan, Ibu Elly Risman memaparkan secara gamblang apa yang dimaksud dengan Multiple Intellegence, dan bagaimana orang tua juga anak menyikapinya.
Siap-siap mengikuti Seminar Multiple Intellegence oleh Ibu Ely Risman @supermomsid @daddycation_id pic.twitter.com/YZB2eZJKJ3
— indahjulianti dotcom (@IndahJuli) December 5, 2015
Ditegaskan Ibu Elly Risman, manfaat mengetahui 9 kecerdasan atau multiple intelligence ini, bukan hanya untuk anak saja, tetapi juga orangtuanya. Dan quote yang nampol banget dari Ibu Elly Risman buat kita orangtua yang terkadang suka sok merasa pintar:
Jangan menekan anak untuk rangking. Karena tiap anak memiliki kecerdasan yang berbeda-beda. Tiap Anak adalah istimewa, spesial. Anak cerdas itu tidak hanya kecerdasan akademis, tetapi bisa juga cerdas pada bahasa, musik dan sebagainya.
Masih mau memaksakan anak untuk pintar dalam semua pelajaran?
Itu menurut Bu Elly Risman merupakan cara pandang lama. So last year! Kecerdasan dengan cara pandang lama yaitu menganggap orang yang pintar, mampu memecahkan masalah, berpikir logis dan kritis.
Sedangkan cara pandang baru untuk kecerdasan anak adalah menemukan potensi, menciptakan solusi untuk satu masalah dan mendapat pengetahuan baru.
Yang menariknya dari Workshop Multiple Intellegence ini, orangtua yang hadir diajak untuk mengembangkan 9 kecerdasan yang dibahas tuntas oleh Ibu Elly Risman. Orangtua diajak untuk mengenali keunikan anaknya. Jika orangtua bisa mengenali keunikan anak, maka tidak akan membanding-bandingkannya.
Ada tiga cara untuk mengetahui kecerdasan anak, yaitu:
- Anak berminat pada sesuatu yang besar
- Minat atau kesenangannya pada sesuatu itu bertahan lama. Tidak mudah bosan
- Ketika diberi latihan akan minat atau kesenangannya itu (semacam les), minatnya meningkat atau bertambah pintar.
Perkembangan otak anak #anakcerdas pic.twitter.com/7YjNx0r9zb — indahjulianti dotcom (@IndahJuli) December 5, 2015
Apa dan bagaimana 9 tipe kecerdasan itu? Yuk kita telusuri.
- Cerdas bahasa atau linguistik: semua kemampuan bahasa seperti berbicara, berkomunikasi dengan orang lain, bicara dengan intonasi yang benar.
- Cerdas Angka : memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, gemar bereksperimen, memberikan argumentasi secara racional atau senang berkutat dengan rumus dan pola-pola abstrak.
- Cerdas Nada: anak yang mengenali pola nada, tinggi rendahnya nada, melodi dan irama, juga peka terhadap bunyi-bunyian.
- Cerdas Gerak: kemampuan untuk memakai segenap tubuh atau bagian tubuh untuk memecahkan sebuah masalah atau membuat sesuatu menjadi berarti.
- Cerdas Spasial: Gaya pengamatan yang tinggi, kemampuan imajinasi, menuangkan dalam bentuk gambar dan karya-karya, kemampuan menggambar dalam pikiran dalam bentuk bayangan imajinasi, pola, desuni, dan tekstur gambar. Dapat menggambarkan dalam “hal yang bersifat nyata juga yang imajinasi”, membayangkan bentuk-bentuk geometri dan 3 dimensi.
- Cerdas Alam/Natural: gemar mengeksplorasi alam, mengamati tumbuhan dan binatang, mengamati binding langit malam, mempertanyakan asal usul sebab akibat dan sebagainya.
- Cerdas Diri – Intrapersonal: sensitif, memahami apa yang ia ingin lakukan dan tidak ingin dilakukan, memahami situasi dan bagaimana harus bersikap di situasi tersebut, kemampuan memahami perasaan orang lain dan mengungkapkan perasaan, pendiam, suka berimajinasi, pemalu tetapi sebenarnya mengamati dirinya sendiri dan sekitarnya.
- Cerdas Sosial – Interpersonal.
- Cerdas Spiritual/Exsistensi.
Nah, dari kesembilan tipe kecerdasan tersebut, bisa kita kenali keunikan dan kecerdasan putra putri kita. Dan, tipe kecerdasan ini sudah bisa diketahui sejak anak berumur 1 tahun (12 bulan).
Bener juga nih, selama ini banyak orangtua yang menekan agar anaknya mendapatkan ranking yang tinggi di sekolahnya. Padahal setelah selesai dari SMA/SMK kita enggak tau apa fungsi ranking tersebut. Seperti artikel yang saya buat, sedikit keterkaitan. http://www.hidup-cerdas.com/2015/07/apakah-anak-anda-bodoh.html dan http://www.hidup-cerdas.com/2015/08/sekolah-saja-tidak-cukup.html
Terima kasih ya, mbak Zaki sudah mau berbagi juga 🙂
Sebenarnya, kecerdasan majemuk ini udah lama populer di luar sana, makpuh. Cuma, baru anget kan akhir-akhir ini sejak banyak psikolog Indonesia yg prihatin dg fenomena anak harus rangking dan anak harus bisa sesuai pengennya ortu. Ayo ah, aku juga mau pekain diri buat lihat kecerdasannya Arya 🙂
Bookmark dan penting disampaikan ke adekku.. makasih mak injul, infonya bermanfaat..
Pernah denget ttg 9 kecerdasan ini Mak Indah, pengen banget tau ulasannya. Eh ada dimari. Berguna banget mak.
Iya siih, si bungsu juga punya kecerdasan lebih dari dua, terutama musik nih dia otodidak aja.
Wah otodidak ya, tinggal dipoles saja itu mbak Wati 🙂
betuuul.. setiap anak itu spesial..
tfs ya mba 😀
Sama-sama Dessy, terima kasih sudah berkunjung ya 🙂
setiap anak memiliki keunikannya masing-masing. saya setuju untuk tidak mengukur kecerdasan anak dari ranking. 🙂
Separate, mbak Arinta, makanya aku suka nggak terlalu peduli saat terima raport anakku 😀
Yang penting, dia bisa mengikuti pelajaran dengan baik.
aku msh bingung sih anakku cerdas di bidang apa sbnrnya.. kao diperhatikan bisa jd cerdas bahasa ya, krn dia kliatan pinter ngomong dari 1 thn sih mba… dan skr vocab nya juga mulai yg ajaib2, tapi sbnrnya cocok dipakai saat dia bicara.. aku sndiri heran dia tau drmana kata2 gitu… bisa jd babysitternya jg ngajarin sih..
tapi aku setuju bgt ttg anak ga perlu ranking… mndingan mereka fokus ama 1 hal dan berprestasi di situ 😉
Sepakat Fanny 🙂
Katanya sih, kecerdasannya akan semakin terlihat di bidang itu kalau misalnya nih di-leskan, ada perkembangan yang meningkat:)
Setiap anak memang spesial 🙂 btw gimana sih mak cara mengetahui anak kita masuk tipe yg mana? Apakah cukup dengan observasi keseharian oleh orang tuanya (yg bisa jadi unsur subjektifitas dan keinginan pribadi ortu turut campur secara gk disadari)?
Kalau kata bu Elly Risman, misalnya anak kita cerdas bahasa, kalau misalnya masih 1 sampai 5 tahun, kita bacakan buku cerita, dia bisa menceritakan kembali dengan ceritanya sendiri. Lalu kalau misalnya agak besar di usia sekolah, akan semakin bertambah imajinasinya terkait dengan bahasa 🙂
Itu sepahaman aku ya.
Karena semua anak itu special dengan cara dan keunikannya masing2 🙂
Betul sekali, Muna.
Nadia pasti memiliki kecerdasan yang tidak ada di anak laina 🙂
aku berarti cerdas spasial ya. sejak kecil di les in bahasa ini itu dari inggris, jepang, mandarin, korea, tapi aku merasa ga berbakat. ternyata cerdas berbahasa itu ada kemampuannya sendiri ya bukan cuma hasil belajar 🙁
Iya, Cha. Terutama nih kalau misalnya kita bacain cerita atau dia nonton tipi semisal kartun berbahasa ingeris, tapi kita ajarkan dia bisa mengikutinya dengan baik 🙂
Mbak Indah Juli,
Makasih banget ya udah mau datang padahal sorenya Mak Indah harus berangkat lagi ke luar kota.
Terharu deh.
Semoga dengan postingan Mbak Indah ini dibaca oleh para orang tua lain sehingga kita semua jadi belajar menjadi orang tua yang lebih baik demi generasi kita ke depan.
Aku juga terima kasih banyak ya, Indah, sudah diundang ke acaramu. Sukses untuk Supermoms Indonesia 🙂
semua orang tua harus tahu ini..
Betul sekali, Inayah 🙂
sayangnya mak indjul, di lingkungan sekitar aku nih pd nggak paham kalok stiap anak beda dan mmeiliki keistimewaan masing2, contohnya nih wktu mreka tahu bahwa si ken blm jg mulai brmain kosa kata pdhl anak2 seusianya udh pinter ngomong, mreka dg santainya blg klok si ken nggk bs ngomong. hadeehhh. tnpa ngelihat keunggulan si ken yg lain. kayaknya mreka perlu ketemu ibu elly risman deh, biar diumbah sklian pemahamannya.
tengkiu shrenya mak indjul, maaf yak, eikeh malah curhat..hehe
Hahaha, nggak apa Nda.
Lingkungan tempat tinggalku dulu juga seperti itu, tapi aku cuek saja. Antara peduli dan nggak peduli lah 🙂
Itu yang penting.. Jangan lupa kalau semua anak istimewa ya mak. Every one of them.. Aku kadang suka kebawa untuk menyamakan 2 anakku tersayang.. Tapi selalu ingat kalau berdua sama-sama luar biasa dengan bakatnya masing-masing 🙂
Hehehe, aku juga nyaris begitu, Insav 🙂
Untungnya ada suamiku yang suka ingetin kalau ini bisa berdampak nggak baik sama anak.
tiap anak unik & special, kita support aja ya mbak jangan membeda-bedakan
Setuju, Lidya 🙂