Selaras Wearable Art Yogyakarta – Pertunjukan Seni dalam Fashion

Pernah dengar tentang Wearable Art? Para pecinta seni atau penyuka fashion pastilah tahu atau familier dengan pertunjukan seni busana ini. Kalau yang umum atau orang biasa seperti saya, mungkin baru tahu atau dengar istilah ini.

Saya saja baru tahu maksudnya setelah menghadiri Selaras Wearable Art Yogyakarta di Museum Benteng Vredenburg, Yogyakarta, 24 Februari 2018 lalu.

 

Menghadiri Selaras Wearable Art

Yogyakarta di malam Minggu itu, terutama di jalan-jalan populer seperti Jalan Malioboro, Jalan Progo dan Titik Nol Kilometer, dilanda kemacetan luar biasa. Banyak jalan yang ditutup dan dialihkan sehingga menimbulkan kemacetan di mana-mana. Namun, karena sudah diundang untuk menghadiri pertunjukan seni, Selaras Wearable Art itu, mau tak mau saya pun berangkat juga ke Benteng Vredenburg.

Museum yang terletak di depan Gedung Agung dan Kraton Kesultanan Yogyakarta ini, menjadi tempat N-Workshop Fashion Gallery & Management menyelenggarakan pameran dan pertunjukan seni busana bertajuk “Selaras”, Wearable Art Show & Exhibition.

Tahun lalu, 2017, diadakan juga pameran seni busana yang sama dengan tajuk “Senyawa”.

 

Selaras Wearable Art Yogyakarta - Pertunjukan Seni dalam Fashion

 

Selaras Wearable Art Yogyakarta - Pertunjukan Seni dalam Fashion

 

Rintik hujan yang turun di keceriaan malam minggu Museum Benteng Vredenburg. Namun, hal ini tak menghalangi langkah-langkah mantap dan teratur para model (perempuan dan laki-laki) di atas karpet merah. Mereka mempertunjukkan 40 model busana dari 10 perancang busana/seniman Yogyakarta dalam Selaras Wearable Art Yogyakarta.

 

Pertunjukan seni busana bermuatan lokal

Wearable Art Show ini menampilkan busana dengan karakter seni yang khas dan bermuatan lokal (local wisdom). Tentu saja yang ditonjolkan adalah ciri khas produk busana dari Yogyakarta. Ya memang sih, kan terkenal sebagai salah satu kota tujuan wisata dengan aneka seni budaya yang sudah mendunia.

Sejumlah seniman yang akan berpartisipasi. Antara lain adalah Priyo Salim (perancang perhiasan perak), Yustoni Volunteero (perupa), Abi Setiaji (fotografer), Bram Satya (perancang produk), dan beberapa seniman yang lainnya. Juga ada kurator seni rupa nasional, Dr. Suwarno Wisetrotomo.

Wearable Art Show & Exhibition  merupakan jawaban atas kegelisahan dari dunia fashion yang sudah mulai memudar dan banyak tercampur dengan budaya barat. Ide untuk mengolaborasikan kekayaan yang ada di Jogja mulai dari fashion, seni hingga kopi pun muncul.

Pagelaran busana dan pameran ini pada garis besarnya memang mengartikan seni yang dapat dipakai/dikenakan, yang biasanya merujuk pada desain busana, perhiasan, dan aksesori lainnya.

Menurut Ninik (desainer), busana bisa muncul dari desain karena terinspirasi oleh musik dan berkarakter seni Jogja.

Selain kreasi dan pertunjukan seni, Komunitas Kopi Nusantara turut memeriahkan juga dengan menyediakan 500 free cup of coffee untuk pengunjung.

Malam yang benar-benar luar biasa. Sepertinya, nggak sabar juga untuk menonton dan menghadiri lagi pertunjukan seni serupa di kesempatan yang berikutnya.

4 Comments

  1. Yosa Irfiana April 6, 2018
  2. Gallant March 5, 2018
  3. Momtraveler March 5, 2018

Leave a Reply