• Skip to primary navigation
  • Skip to content
  • Skip to primary sidebar
  • Skip to footer

Indah Julianti

Cerita Cita Cinta

  • Home
  • Blog Author
  • T n T
  • Relaksasi
  • Disclosure
  • Contact
  • Show Search
Hide Search
You are here: Home / Inspirasi / Menikmati Long Distance Marriage

Menikmati Long Distance Marriage

indahjuli · January 31, 2016 · 39 Comments

Menikmati Long Distance Marriage bagaimana rasanya ? Pertanyaan dan jawabannya susah-susah gampang.

woman talk(2)

Susah, karena banyak orang masih berpikir bahwa Long Distance Marriage atau LDM ini resikonya tinggi dan bukan solusi terbaik untuk suatu pernikahan.

Gampang? Karena para LDM-ers sudah terlatih untuk memberikan jawaban yang selalu muncul ketika orang tahu tentang Long Distance Marriage ini.

Kenapa sih saya dan Mas Iwan menjadi pelaku LDM ini? Sedikit cerita sudah pernah saya posting di blog ini.

Baca: Yes, We Are Moving

Sebagian lagi sudah saya ceritakan kepada teman-teman terdekat, dan juga pernah saya tulis di sini: Menangkan Harimu

Long Distance Marriage mau tak mau harus saya dan Mas Iwan jalani karena banyak pertimbangan seperti yang tulis di berbagai postingan di atas. Salah satunya adalah, ini jalan terbaik karena Mas Iwan belum bisa pensiun dini dari kantornya, masih terikat kontrak kuliah yang harus diselesaikan dan ilmunya didedikasikan ke kantor yang memberikan beasiswa, dan nggak mungkin anak-anak yang sudah bersekolah di Yogyakarta, berpisah dengan kedua orangtuanya. Salah satu harus mengalah, dan sayalah yang menjadi masinis utama untuk rumahtangga di Yogyakarta. Saya dan anak-anak memilih tinggal di Yogya.

Menikmati Long Distance Marriage, Bisakah Berjalan Lancar?

Insya Allah bisa, selama LDM-ers percaya bahwa kepercayaan, komunikasi, dan kebahagiaan adalah pintu utama dalam menikmati long distance marriage.

Saya memang baru 1,5 tahun menjalani LDM, namun setidaknya saya belajar banyak dari teman-teman, terutama emak-emak blogger di Yogyakarta yang ternyata banyak juga menjadi pelaku LDM. Bahkan salah satu sahabat dekat yaitu Carolina Ratri, sudah menjalani LDM selama 7 tahun. Dan dia santai-santai saja, bahkan masalah pun sudah khatam diselesaikan πŸ™‚

Baca: Kopdar dan Sharing SEO Emak Blogger Yogyakarta

Iya, sepertinya di Yogyakarta ini banyak LDM-ers, sehingga ada guyonan yang sering ditujukan pada pelaku yaitu PJKA: Pulang Jumat, Kembali Ahad. Karena, para suami yang kebetulan bekerja di Jakarta, Bandung, atau pun kota lainnya, pulang ke Yogya pada hari Jumat (sepulang kerja) dan kembali ke Jakarta pada hari Minggunya. Tak heran, transportasi seperti Pesawat dan Kereta Api, penuh atau ludes di dua hari tersebut setiap minggunya.

 

ina-ama

Dari situs NewlyWeds tentang How I’m Making My Long Distance Marriage Work, berikut ini kesimpulan yang sesuai dengan saya ya:)

  1. Tetapkan Aturan! Menetapkan aturan ini penting untuk menghindari kesalah pahaman. Pasangan yang serumah saja bisa bertengkar hanya karena salah paham, apalagi LDM-ers yang terpisah jarak dan waktu. Aturan tersebut misalnya: menghadiri undangan acara/event atau pesta di malam hari, bolehkah istri atau suami pergi sendiri? Kalau saya dan Mas Iwan sih, asal jelas ke mana tujuannya dan pergi dengan siapa atau berkumpul dengan siapa, tidak ada masalah. Yang penting juga, dikasih tau pulangnya jam berapa πŸ™‚
  2. Stay in Touch, Tetap Berhubungan! Ada Facetime, ada Skype, ada email, ada WhatSap, Telegram, BBM, sms, telepon, nggak mungkin bikin kita nggak bisa berhubungan. Nggak mesti setiap saat memang berhubungannya, karena kan punya kesibukan masing-masing juga, seperti saya sibuk dengan anak-anak dan pekerjaan, sementara Mas Iwan kalau sudah kerja nggak bisa diganggu karena atasannya meja kerjanya pas di depan meja kerja Mas Iwan. Dan, nggak mesti juga berhubungan terus sama saya, Mas Iwan malah lebih sering berkomunikasi dengan anak-anak, terutama yang berhubungan dengan sekolah dan kegiatan mereka. Tapi, dalam sehari pasti ada obrolan walau hanya sekedar menyapa di whatsapp.
  3. Be faithful, Setia.
    Godaan terbesar dari pasangan yang sudah menikah adalah perselingkuhan. Nggak perlu orang lain yang mengingatkan kalau kita sudah menikah. Buat pasangan yang tidak tinggal serumah, menjadi godaan yang terbesar. Karena itu, menceritakan tentang siapa saja teman laki-laki atau perempuan adalah penting. Melibatkan pasangan dalam pergaulan kita, setidaknya tahu siapa teman-teman dekat kita, akan membuat pertemanan dan hubungan suami istri berjalan lancar.
  4. Jangan Terlalu Cemburuan!
    Cemburu boleh, karena itu bumbu dari pernikahan, tapi jangan cemburu yang kebangetan. Nggak senang kan, kalau tiap saat dicurigai, dipantau gerak gerik kita seakan-akan kita adalah musuh yang setiap saat akan menyerang. Jujur satu sama lain tentang segala sesuatu, sehingga memudahkan kita melawan kecemburuan.Β 

Itu sih yang utamanya buat saya.

Long Distance Marriage, siapa sih yang mau? Ibaratnya tuh, ada dua rumah dalam satu pernikahan. Kalau saya bilang, rumah Yogya dan rumah Jakarta. Nggak hanya tentang hubungan tetapi juga pernak pernik lain misalnya kebutuhan rumah tangga. Ada dua pengeluaran rumah tangga, walau memang kebutuhan di Jakarta tidak sebanyak kebutuhan rumah Yogya.

Menjalani kehidupan sebagai LDM-ers setidaknya membuat saya lebih tangguh dan berani. Bagaimana tidak, banyak hal yang harus saya putuskan sendiri, yang terkadang tanpa menunggu keputusan Mas Iwan karena harus cepat diselesaikan, baru setelah itu saya ceritakan. Saya juga harus mengatasi sendiri saat anak-anak sakit, mengantar mereka ke sekolah atau tempat lesnya.

24979276b7ff6958b5e802ab8e61fc0f

Dalam menikmati Long Distance Marriage ini membuat saya berani naik motor/mobil ke jalan raya yang ramai, yang dulu semasa tinggal di Bekasi dan Jakarta, tidak pernah saya lakukan. Selain karena takut, hampir selalu Mas Iwan yang mengantar dan menjemput saya ke manapun. Bahkan untuk urusan ke bengkel dan mencuci kendaraan pun harus saya lakukan sendiri, nggak menunggu Mas Iwan datang ke Yogyakarta.

Sekarang ini, menjalani pernikahan berjarak atau long distance marriage, bukan hal yang aneh lagi. Dalam hubungan jarak jauh ini, kita tidak menjalani kehidupan yang biasa. Tidak bertemu setiap saat, bukan berarti tidak bisa berbicara atau berhubungan kan. Jika timbul pertengkaran kecil, LDM-ers punya waktu untuk memikirkannya tanpa harus bertatap muka.

Yang penting lagi dalam Long Distance Marriage, adalah fokus pada keputusan yang telah kita dan pasangan buat, daripada mendengarkan kritikan yang menyudutkan.

Sahabat Blogger ada yang pelaku LDM? Atau sedang galau karena mau LDM-an? Santai kayak di pantai. Sering-sering browsing, karena banyak tips dan trick dalam Menikmati Long Distance Marriage.

 

 

No related posts.

Filed Under: Inspirasi, Keseharian Tagged With: asah asih asuh, Family, LDM, LDR, Long Distance Marriage, Long Distance Relationship, married

About indahjuli

Inna Taruli, Tiur & Tiominar
Co Founder Kumpulan Emak Blogger (KEB)
Web Content Writer

Reader Interactions

Comments

  1. devyta dwi arkasta says

    September 5, 2017 at 8:16 pm

    Ass.
    Saya devyta sy jg ldm*ers mbk dr pcrn smpe nikah dn pny ank πŸ™ kdg sy suka irih mbk sm org2 tp y gmn lg mbk kerja suami sy jauh dr rmh πŸ™ sy jg takut ada teman yg blg kalo ldm itu was2 soalnya kadang suami dsna ada wanita lain jd sedih dn kpkrn trs smpe skrg mskpn suami sy bukan tipe org yg suka selingkuh tp ttp was was πŸ™

    Reply
  2. Cecil says

    November 5, 2016 at 8:27 pm

    Saya dan suami pasangan LDM yg baru menikah 3 bulan. Sejak pacaran pun kami sebetulnya sudah LDR, tapi setelah menikah rasanya kok beda, lebih beuraattt! Apalagi sbg pengantin baru, masih kepingin dekat suami teruuuss…ha ha ha. Terakhir bertemu, saya dalam keadaan sakit harus segera kembali ke kota saya, meninggalkan suami yang baru saja divonis diabetes std 4. Duhhhh…beratnya hati saya, sampai berderai air mata waktu itu. Meski suami skrg masih dalam kondisi baik2 saja, bisa beraktivitas dgn normal, tetap hati ini ngga tega… Merasa saya kok keterlaluan bgt lbh mengutamakan pekerjaan drpd merawat suami. Alhamdulillah suami sll mnyemangati saya. Komunikasi kami tak pernah putus. Kami juga jd lebih murah mengobral pujian dan kata2 sayang untuk satu sama lain. Saya cuma berharap waktu 2 bulan yg tersisa di kontrak kerja saya disegerakan oleh-Nya, supaya saya bisa cepat pindah, bersatu dengan suami di kotanya. Aamiin.

    Reply
  3. poppy says

    October 31, 2016 at 8:35 am

    perkenalkan saya poppy, saya juga LDM sekarang, memang belum lama, blm ada 1 thn, tp kenapa ya kak rasa.ny berat bgt n stress bgt, saya hrs meninggalkan suami saya krn saya kerja PNS di makassar sulawesi selatan, sedangkan suami saya di jawa barat, sering bgt saya menangis krn kesepian n takut dsni, n saya tk tau hrs gmn, smakin ksni smakin berat n stress yg ku rasa

    Reply
  4. Laily says

    October 27, 2016 at 8:43 pm

    Assalamu’alaikum Ibu-ibu, Mba-mba, atau panggilnya Kakak-kakak aja ya? hehe.
    Perkenalkan sebelumnya, Aku Laily Qadariyah, mahasiswi Fakultas Psikologi di Universitas YARSI.
    Alhamdulillah sekarang sudah memasuki semester 7.
    Dan Alhamdulillahnya lagi, skrg sedang manjalani step awal penyusunan skripsi.
    Skripsi aku itu tentang Peran Komunikasi dan trust pada komitmen pernikahan pada pasutri yang menjalani commuter marriage.
    Nah, untuk latarbelakang membutuhkan beberapa fenomena tentang commuter marriage di indonesia.
    Jikalau Ibu-ibu, Mba-mba atau Kakak-kakak yang menjalani commuter marriage memiliki waktu berlebih dan tidak keberatan.
    Saya mohon dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan singkat ini dengan mengirimnya ke email saya qadariyahlaily@gmail.com

    1. seberapa lama anda menjalani commuter marriage?
    2. apa yang anda rasakan saat menjalani commuter marriage?
    3. apa yang membuat anda tetap bertahan dengan pasangan dalam menjalani pernikahan jarak jauh?
    4. menurut anda hal apa yang paling penting untuk dipertahankan dalam pernikahan jarak jauh?

    Terimakasih banyak atas bantuannya.
    Semoga Allah selalu melindungi kita serta keluarga tercinta.
    Aamiin.

    Wassalam.

    Reply
  5. Vania hill says

    August 29, 2016 at 7:45 pm

    Banyak juga ya para mak mak strong,,aku ya ldm,,rasanya kayak jetcoaster,nanonano,dan pnglaman sm pljran yg berharga bagi aku dr Allah langsung,,,smngt makk,,stroooongggghhh

    Reply
  6. fanny fristhika nila says

    April 12, 2016 at 1:14 pm

    aku prnh ngerasain pas pernikahan pertama mbak .. ga tanggung2 beda negara pula.. krn aku masih harus kuliah di luar waktu itu.. Mantan suami yg awalnya setuju2 aja, eh kok malah bertingkah cemburu ga karuan, yg bikin hubungan kita jd ga nyaman samasekali. ribuuuut trs tiap nelpon. cemburu buta sih dianya.. lama2 ya akunya yg ga tahan krn dicurigain trus2an.. dan akhirnya kita mutusin pisah, krn aku ga mau kuliahku jd buyar cuma krn masalah begitu, apalagi lama2 itu mantan kata2nya jd super kasar yg jujur udh ga bisa aku tolerate. Divorce udh yg paling baiklah.. untung aja kita g ada anak .. jadi karena itu, kayaknya aku ga mau sih kalo harus mengulang LDM :(..

    Reply
  7. Dila says

    March 3, 2016 at 8:55 am

    Saluttt Makkk :), semoga sehat dan happy terus yah Makk sekeluargaa πŸ™‚

    Reply
  8. Nchie Hanie says

    March 3, 2016 at 1:19 am

    Semua balik lagi ke diri pelaku LDM ya MakPuh

    Ahaaa..aku sudah terbiasa dengan LDM!
    Sudah Kenyang…

    Pas balik lagi ke Bandung pun, sama aja rasanya kaya LDM ga ada bedanya hahahaaaa…

    Hidup LDMers

    Reply
  9. Tatit Ujiani Prasetyaningsih says

    March 2, 2016 at 1:27 pm

    Aku mak LDM hampir 6 tahun.Smoga keinginan pindah tahun ini dikabulkan.

    Reply
  10. Lestarie says

    March 2, 2016 at 12:55 pm

    Butuh hati yang beneran legowo buat LDM ya, Makpuh. Apalagi kalau nggak bisa ditempuh setiap minggu.

    Reply
  11. lieshadie says

    March 2, 2016 at 12:44 pm

    Karena LDM lah aku bisa ndandani kompor gas dan pasang gas…heuheuheu….

    Reply
  12. Winda Carmelita says

    March 2, 2016 at 11:11 am

    Takjub baca postingan ini. Memang ada kalanya belajar mandiri itu harus ‘dipaksa’ ya Mam :’)

    Reply
  13. Ellys says

    March 2, 2016 at 11:07 am

    Saya juga pernah LDM beberapa kali mak Jul. Pernah juga dari hamil 2 bulan sampai anaknya umur 6 bulan… Sebelum pindah ke Cairo sempat LDMan juga sekitar 1 tahun.. Cerita hidup mak harus dijalani hehehe…

    Reply
  14. Indah Nuria Savitri says

    February 21, 2016 at 11:30 pm

    aku punya pengalaman LDR waktu pacaran…bedaaa banget tapinya yah πŸ™‚

    Reply
  15. Indah Nuria Savitri says

    February 20, 2016 at 9:42 pm

    kesimpulannya kembali ke kita ya mba..pasti bisa jika diniatkan πŸ™‚

    Reply
  16. Inna Riana says

    February 18, 2016 at 5:53 pm

    kalo saya mah ga kuat, makpuh. dulu sempet ldm sama suami. saya di bogor, suami di banjarmasin. untung cuma 6 bulan. karena suami dipindah ke solo, saya lngsung ngikut deh ngumpul lagi πŸ™‚

    Reply
  17. Lisdha says

    February 18, 2016 at 3:34 pm

    Saya pernah bandung medan. Trus saya resign biar ikut suami. Tp praktiknya tetap aja jd weekly wife …wiken aja ketemu misua he2

    Reply
  18. Hidayah Sulistyowati says

    February 18, 2016 at 12:16 am

    Aku pelaku LDM, tapi enggak setiap waktu. Soalnya suami kerja sendiri, jadi kalo dapat kerja di Jakarta sampai setahun, ya LDM setahun. Ntar dapat kerja di mana, ya ngikutin aja waktunya, sesuai kontraknya selesai, tapi sebatas di pulau jawa sih. Pernah ditawari luar pulau, suami maju mundur nerimanya, kayaknya dia yang nggak bisa pisah dengan keluarga *curhaaaat*

    Reply
  19. fenny says

    February 16, 2016 at 5:15 pm

    Sejak menikah, saya & suami sudah LDM, sekarang sudah hampir tahun keenam.. Berjauhan dgn suami & mengurus dua balita buah hati kami mengharuskan saya jd emak” rempong yg tangguh.. selama ini komunikasi selalu lancar, apalagi sekarang kan udah canggih, bisa berkirim foto, ataupun videocall. Alhamdulillah ga ada masalah, malah kami hampir ga pernah bertengkar. Anak” pun cenderung jd anak yg mandiri. πŸ™‚

    Reply
  20. Anne Adzkia says

    February 13, 2016 at 11:40 pm

    Saya juga pernah LDRan dgn suami selama hampir 5 tahun. Rasanya nao-nano mbak πŸ˜‰

    Reply
  21. Lusi says

    February 12, 2016 at 10:35 pm

    LDM itu nggak nikmat.

    Reply
  22. Ririe Khayan says

    February 11, 2016 at 7:55 am

    LDM tapi gak kelihatan blas kalau LDM lho ?
    Aku selalu kagum sama pasangan yang tangguh dengan LDM…really really great couple pokoknya

    Reply
  23. Emakmbolang says

    February 9, 2016 at 2:30 pm

    Masih Lumayan Mak Jul, masih di Indonesia. Saya sama suami LDM Indonesia – India selama 7 tahun. Akhirnya suami nggak betah, minta saya balik lagi tinggal di India.

    Nomer 3 itu penting banget, klo setia, InsyaAllah nggak cemburuan.

    Reply
  24. lianny hendrawati says

    February 9, 2016 at 12:57 pm

    Salut buat makpuh dan teman-teman yang menjalani LDM.
    Kalo aku ditinggal suami ke luar kota beberapa hari aja sudah bingung krn nggak bisa nyetir kendaraan.

    Reply
  25. Inda Chakim says

    February 9, 2016 at 11:45 am

    selalu kagum sm yg tengah menjalani ldm, kayak mak injul ini. kalian kereennn

    Reply
  26. Ika Puspitasari says

    February 9, 2016 at 10:49 am

    Akupun 6 tahun LDM mak…sekarang alhamdulillah ngumpul lagi. Dulu waktu masih LDM sehari bisa telpon2an sampai berkali-kali..kalo pas mau pulang, deg-degannya bisa kayak mau ketemu sama pacar..hehe

    Reply
  27. momtraveler says

    February 9, 2016 at 10:34 am

    been there .. done that heheheh….
    6 tahun aku menjalani LDM mbak sejak nadia bayi sampe TK. pedih susahnya semua udah dirasain, dans ekarang alhamdhulilah udah ngumpul. tapi kadang ada rasa kangen dengan masa2 LDM dlu lho, terutama rasa bahagia ketika suami mau pulang sekarang mah liat tiap hari kan hehehe

    Reply
  28. dianramadhani says

    February 8, 2016 at 5:07 pm

    Aku lagi LDM mak, kuliah di bandung dan suami ku di belanda.. jalani aja dengan penuh ke syukuran ya mak..

    Reply
  29. Dessy Natalia says

    February 8, 2016 at 2:34 pm

    ah gak kebayang kalau harus LDM..
    untungnya saya gak sempat merasakan.
    lha wong pacaran jakarta-bogor aja udah tersiksa.. hehehe..
    #baper

    Reply
  30. Ika Koentjoro says

    February 8, 2016 at 2:25 pm

    Aku udah pernah coba mak. Tapi menyerah. Nggak sanggup πŸ™

    Reply
  31. Hairi Yanti says

    February 8, 2016 at 2:22 pm

    Saya saya saya… *langsung tunjuk tangan kalau pelaku LDM* Hehehe…
    Kalau kata suami saya jangan dibikin drama. Hahaha… Sy yg suka nge-drama kalau mau pisah πŸ˜€

    Reply
  32. @mirasahid says

    February 8, 2016 at 2:00 pm

    The power of kepepet, LDM malah bisa membuat sebagian istri bisa melakukan hal-hal di luar kebiasaanya. Mulai dari urusan obeng, kabel, air, sampai hal-hal lainnya. Semoga selalu diberikan kekuatan dalam menjalaninya ya, mak. aamiin

    Reply
  33. Molly says

    February 8, 2016 at 12:18 pm

    Beberapa tahun lalu aku dan suami juga LDM mak, lumayan 4 tahun wira wiri Medan-Batam. Waktu awal2 rasanya beraaat.. lama2 terbiasa. 3 thn terakhir siy suami udah balik ke homebase Medan.. jadi kita ngumpul lagi deh sampe sekarang :D.

    Reply
  34. kania says

    February 8, 2016 at 10:29 am

    luar biasa buat mereka yg menjalani LDM. betul bgt ya mba baik yg LDM maupu yg ngga komunikasi tetep harus baik )

    Reply
  35. ummi says

    February 8, 2016 at 10:15 am

    ah.. aku mah gak kebayang jauh- jauhan.. biarpun gak semua kegiatan dan urusan dilakukan bersama tapi kalo jauh- jauhan.. gak kebayang deh. Sebulan 2 bulan ok aja

    Reply
  36. Yanet says

    February 8, 2016 at 9:44 am

    Saya lg LDM an 3 bulanan ini, mak.. berat sih, apalagi di tempat kerja suami sering nggak ada sinyal telp apalagi internet. Daaan saya masih program hamil blm hamil lagi pasca IUFD 2 tahun lalu. Semangaaat!

    Reply
  37. irma susanti says

    February 8, 2016 at 9:04 am

    Ayah nya Sean bbrp kali dpt tawaran pindah ke kantor cabang di luar kota mba bhkn pulau, tp hunby keukeuh gak mau xixixii katanya gak sanggup jauh dr anak dan istrinya yg menggemaskan wkekwkwkk

    Reply
  38. Riska Ngilan Haryono says

    February 8, 2016 at 7:17 am

    Meskipun belum menikah, kayaknya memang nggak mudah ya mbak buat bisa LDM. Tapi makasi sharingnya ya mbak, habis baca artikel ini jadi semakin sadar supaya jangan terlalu cemburuan apalagi punya pasangan yang kerjanya kemana – mana πŸ™‚

    Reply
  39. Uniek Kaswarganti says

    February 8, 2016 at 7:05 am

    Duh berat rasanya ya makpuh, tapi dikau luar biasa deh sanggup menjadi pengambil keputusan sendiri saat sedang berjauhan dg suami. Aku nih apa2 tanya suami melulu.

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Primary Sidebar

Blog Author

Indah Julianti Sibarani

Indah Julianti Sibarani

Co Founder Kumpulan Emak Blogger (KEB) | Blogger Bekasi | Blogfam | Children Book Author | Yogyakarta - Jakarta Homebase | Taruli, Tiurma, Tiominar Inang

View Full Profile →

Me & Social Media

  • View indahjuli’s profile on Facebook
  • View @IndahJuli’s profile on Twitter
  • View IndahJuli’s profile on Pinterest
  • View indahjuli’s profile on LinkedIn
  • View indahjuli’s profile on YouTube

Search

Subscribe to Blog via Email

Enter your email address to subscribe to this blog and receive notifications of new posts by email.

  • Comments

Arsip

Footer

Feature Post

  Hayo ngaku, siapa yang merasa nggak percaya diri kalau dirinya nggak wangi, terutama saat berada di keramaian. Suka jadi salah tingkah apalagi kalau sedang berbicara dengan orang lain, dan badan orang tersebut menebarkan wangi yang bikin kita terhanyut menciumnya. Ternyata bukan kita saja lho yang seperti itu. Aktris ternama Indonesia, Laudya Cinthya Bella kalau […]

Latest Posts

  • Nggak Wangi, Nggak Percaya Diri
  • Menghapus Iri
  • Selaras Wearable Art Yogyakarta
  • Festival Minum Jamu: Minum Jamu Tak Selalu Kuno
  • 1000 Hari Pertama Kehidupan untuk Masa Depan
April 2018
M T W T F S S
« Mar    
 1
2345678
9101112131415
16171819202122
23242526272829
30  

© Copyright 2005 Indah Julianti · All Rights Reserved ·