Memburu Napas di Borobudur

Borobudur Mistyc karya Arif Otto (www.djisamsoe.com)

Dengan langkah tegap, kaki-kaki kecil itu menaiki undakan-undakan candi. Sesekali tawa riangnya terdengar, manakala sarung batik yang dikenakannya menghambat langkah menuju puncak. “Ayo, bisa nggak? Udah capek belum?” tanyaku. Wajah berbentuk bulan itu menggeleng dengan keras.

Tanpa ragu, langkah kakinya semakin mantap menaiki undakan. Satu persatu ditapakinya. Di pertengahan undakan, mulai terdengar napas memburu. Saling berkejaran. Napasku dan napasnya mulai bersaing. Tawa yang tadinya selalu terdengar berganti dengan helaan napas yang semakin kencang. Wajahnya memerah.

“Kita istirahat dulu ya,” ajakku saat melihatnya mulai memijit kaki. Ia mengangguk lemah, menyerah pada tingginya undakan yang akan dicapainya.

“Aku ingin sampai di atas,” ucapnya lirih sambil menunjuk pada puncak  Candi Borobudur, candi kebanggaan bangsa Indonesia, dan merupakan tujuh keajaiban dunia.

Aku menggangguk dan berjanji setelah ia melepas lelah kami akan melanjutkan pendakian menuju puncak Borobudur.

Wajah berbentuk bulan itu tersenyum lebar. Putri kecilku itu sudah lama ingin berkunjung ke Borobudur. Selama ini, ia hanya mengetahui ceritanya dari pelajaran sejarah di sekolah dan cerita teman-temannya yang lebih dulu berkunjung ke candi yang terletak di Magelang, Jawa Tengah itu.

Tak terkira kebahagiaan yang terpancar di wajahnya ketika akhir kami memutuskan untuk berlibur dan mengunjungi Candi Borobudur yang termashyur itu.

Dari Wikipedia, dituliskan Borobudur adalah candi Buddha yang didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra.

Borobudur adalah potret mahakarya yang terdiri atas enam teras berbentuk bujur sangkar yang diatasnya terdapat tiga pelataran melingkar, pada dindingnya dihiasi dengan 2.672 panel relief dan aslinya terdapat 504 arca Buddha. Stupa utama terbesar teletak di tengah sekaligus memahkotai bangunan ini, dikelilingi oleh tiga barisan melingkar 72 stupa berlubang yang didalamnya terdapat arca buddha tengah duduk bersila dalam posisi teratai sempurna dengan mudra (sikap tangan) Dharmachakra mudra (memutar roda dharma).

Potret Mahakarya Indonesia  yang dibangun sebagai tempat suci untuk memuliakan Buddha sekaligus berfungsi sebagai tempat ziarah untuk menuntun umat manusia beralih dari alam nafsu duniawi menuju pencerahan dan kebijaksanaan sesuai ajaran Buddha. Para peziarah masuk melalui sisi timur memulai ritual di dasar candi dengan berjalan melingkari bangunan suci ini searah jarum jam, sambil terus naik ke undakan berikutnya melalui tiga tingkatan ranah dalam kosmologi Buddha. Ketiga tingkatan itu adalah Kāmadhātu (ranah hawa nafsu), Rupadhatu (ranah berwujud), dan Arupadhatu (ranah tak berwujud). Dalam perjalanannya ini peziarah berjalan melalui serangkaian lorong dan tangga dengan menyaksikan tak kurang dari 1.460 panel relief indah yang terukir pada dinding dan pagar langkan.

Kekaguman putri kecilku pada Potret Mahakarya Indonesia bernama Candi Borobudur itu, membuatnya tak gentar untuk mencoba menapak undakan-undakan menuju puncak candi. Satu persatu undakan dinaikinya dengan penuh semangat, terbayang semangat orang-orang yang membuat candi tersebut sebagai tanda cinta pada sang raja.

Di antara napas yang memburu dan wajah memerah, akhirnya kami tiba di puncak candi. Aura candi yang mistis menjalari seluruh ruang napas. Kami terdiam, mematung memandang takjub pada sekeliling candi. Betapa mahakarya yang indah. Napas memburu perlahan mulai mereda. “Ya Allah bagus banget ya,” seru putri kecilku, dan sontak menyadarkan kami akan sekeliling.

Kekaguman putri kecilku, pasti juga dirasakan oleh semua orang yang telah mengunjungi Borobudur. Keindahan yang tak terlukiskan dengan kata-kata pada Potret Mahakarya bangsa Indonesia. Dan sebagai warisan budaya bangsa, adalah kewajiban kita untuk bangga dan melestarikan keindahan Candi Borobudur itu.

Ini ceritaku tentang Borobudur sang Potret Mahakarya Indonesia, apa ceritamu tentangnya?

Tulisan ini terinspirasi dari foto hasil karya Arif Otto berjudul Borobudur Mystic, yang merupakan peserta lomba Foto Potret Mahakarya Dji Samsoe (www.djisamsoe.com)

 

17 Comments

  1. hanari January 24, 2014
  2. Siti Nurjanah December 22, 2013
  3. loewyi December 5, 2013
  4. bocah petualang December 5, 2013
  5. indah nuria savitri November 12, 2013
  6. De November 8, 2013
  7. Ika Koentjoro November 7, 2013
  8. Susindra November 6, 2013
  9. indobrad November 5, 2013
  10. Lidya November 5, 2013
  11. Adib Mahdy November 2, 2013
    • Indah Juli November 3, 2013
  12. Fahmi November 2, 2013
    • Indah Juli November 3, 2013
  13. Vica November 2, 2013
    • Indah Juli November 3, 2013
  14. ifanhere November 1, 2013

Leave a Reply