Dia, Kamu, dan Aku

Ada ungkapan, rumput tetangga lebih hijau dibandingkan rumput di rumah sendiri.

Kadang aku merasa kalau hidup ini terasa monoton, saat melihat hidup orang lain terasa indah dan bahagia dengan kemesraan yang mereka perlihatkan.

Sementara kamu, terlalu santai, bahkan kadang aku merasa nyaris tak peduli.

Aku yang sering iri ketika mendengar perempuan lain bercerita dengan bangganya mendapatkan cincin berlian atau makan malam bertabur romantisme, saat ulang tahunnya, atau ulang tahun pernikahan.

Sedangkan kamu, bahkan ulang tahunmu sendiri tak diingat, apalagi ulang tahunku, ulang tahun pernikahan kita. Tapi herannya, selalu ingat ulang tahun anak-anak.

Aku yang sering merasa kesal, karena menurutku sering menyalahkan, bahkan ketika dirimu yang melakukan kesalahan, sehingga kadang aku merasa apa pun itu, aku yang bersalah sedangkan kamu si paling benar.

Kamu yang “terlalu” rapi dan teliti, sehingga ketika akan bepergian, bukan kamu yang menunggu, tapi aku dan anak-anak yang harus bersabar menunggumu untuk mempersiapkan kendaraan dan segala keperluannya.

Kekesalan yang menumpuk sehingga tak jarang menjadi pemicu pertengkaran dan kadang membuatku marah besar.

Namun, aku lupa berterima kasih.

Kamu yang memberikan aku keleluasaan dengan segala kegiatanku. Yang memberikan segala kemudahan dan tak pernah mengekang apapun yang ingin kulakukan.

Kamu yang selalu mendukung keputusanku, bahkan ketika hal yang kulakukan itu adalah kesalahan.

Kamu yang tak pernah mempersoalkan, dengan kemalasanku untuk memasak, yang penting ada makanan yang tersaji.

Kamu yang tak peduli dengan perkataan orang lain tentangku, yang percaya dengan apa yang kulakukan tak akan mengecewakanmu dan anak-anak.

Kamu yang tak pernah membiarkan amarah berlarut-larut.

Kamu yang hanya tertawa, ketika aku merasa bosan dengan petuah-petuahmu.

Aku lupa berterima kasih untuk pengertianmu, dukunganmu, kepercayaanmu selama 14 tahun ini.

Aku yang akhirnya menerima apa adanya dirimu, tanpa pernah lagi mempersoalkan harus seperti orang-orang lainnya.

Perjalanan kamu dan aku memang masih panjang, masih banyak kerikil, duri, yang mewarnai riak-riak kehidupan.

Dia yang mempertemukan kamu dan aku, pada suatu masa.

Dia yang kemudian menyatukan kamu dan aku, pada suatu hari di tanggal 9 di bulan Oktober di tahun 1999.

Dia yang memberikan kamu dan aku, tiga putri yang cantik (menurut orangtuanya), yang membuat kamu dan aku bangga sebagai Ama dan Inna.

Dia yang memberikan rahmat dan berkah, kamu dan aku telah menjalani segala suka duka, tawa, canda, tangis, selama 14 tahun yang terekam dalam jejak-jejak bernama keluarga.

Happy wedding aniversary, Usmar Kurniawan.

Thanks to Facebook for reminding. Karena kita berdua ternyata lupa kalau hari ini adalah hari yang bersejarah dalam kehidupan kita sekeluarga 🙂

 

 

 

 

12 Comments

  1. hanari January 24, 2014
  2. Sondha Siregar October 16, 2013
  3. rahma October 13, 2013
  4. Miyake October 13, 2013
  5. Miz Tia October 12, 2013
  6. Ayu Citraningtias October 11, 2013
  7. Titik Asa October 10, 2013
  8. SlameTux October 10, 2013
  9. jarwadi October 10, 2013
  10. Ika Koentjoro October 10, 2013
  11. ira October 9, 2013
  12. Lusi October 9, 2013

Leave a Reply