Cerita Ramadhan Anak: Kapan Aku Haid?

Hola, sudah 11 hari berpuasa, 19 hari menjelang Idul Fitri. Yang punya anak, keponakan, atau adik yang masih anak-anak, baru pertama kali puasa atau sudah beberapa kali puasa tapi masih sering uring-uringan diajak puasa satu hari penuh, sudah berapa kali ditanya, “sudah boleh buka puasa?” Jam berapa ini? Atau Sahabat Bloger punya cerita ramadhan tak terlupakan apa saat masih kecil menjalani ibadah puasa? Kalau Tiominar di bulan puasa ini, yang paling sering ditanyakan itu, “Kok aku belum mens?” Catatan: Tio, perempuan umur 10 tahun, kelas V SD. Perempuan kecil yang pengen banget cepat gede, jadi remaja, karena bosan dianggap anak kecil dan suka diledekin kakak-kakaknya.

 

Cerita Ramadhan Anak: Kapan Aku Haid?

Cerita Ramadhan 2020 yang Berkesan

Bulan Ramadan 2020 ini, adalah puasa keempat kali Tio berpuasa sehari penuh (sampai Maghrib). Dan bulan puasa kedua kali, pertanyaan “kapan aku menstruasi?” dilontarkan karena melihat kakak-kakaknya tidak berpuasa karena haid.

“Enak banget sih mereka enggak puasa”, kata Tio.

“Enak banget gimana maksudnya?” tanya saya.

Belum dijawab, kakak-kakaknya serentak jawab, “Enak apaan, ntar loe udah enggak puasa, gue mesti puasa sendirian, mesti bayar puasa. Ntar loe bakal ngerasain juga. Kok enak sih”.

Dan perdebatan tentang enak enggak enak puasa ini bisa berlangsung berjam-jam, lebih baik ditinggal tidur dari pada mendengar keributan yang tak berujung.

Tiominar pengen haid, biar enggak berpuasa. Bukan karena enggak kuat menahan lapar dan haus.

“Memangnya adik pengen haid trus enggak puasa karena enggak kuat lapar?”

Cerita Ramadhan Anak: Kapan Aku Haid?“Enggak sih. Ya kan enak, dua hari puasa, dua hari enggak puasa. Biar perutnya sehat, biar pikiranku tenang, enggak mikirin kapan buka puasanya. Kan inna bosan kalau aku tanyain kapan buka.”

“Ya kalau gitu kenapa pengen haid. Kalau adik enggak mau puasa ya ngomong saja, bilang aku bosan puasa.”

“Memangnya boleh? Pasti nanti diceramahin sama amma, sama inna. Kakak-kakak enggak puasa, enggak diceramahin. Kata inna, kakak-kakak haid, enggak boleh puasa.”

“Memangnya adik enggak suka puasa?”

“Enggak. Suka kok, senang. Kalau puasa full, nanti kan dikasih thrnya banyak.”

Mamak mulai bingung.

Rumitnya jadi orangtua. Mana enggak ada pula sekolahan untuk jadi orangtua sempurna. Perasaan sudah baca buku parenting, browsing-browsing tentang seni mendidik dan membesarkan anak. Tiada hari tanpa belajar jadi orangtua, tapi kok ada saja yang bikin hati merasa lelah.

Perasaan ya, punya tiga anak, harusnya sudah ahli kan, pakar parenting. Kan sudah merawat, mengasuh dan membesarkan tiga anak dengan berbagai permasalahan masing-masing. Tiga anak yang dilahirkan dari rahim yang sama, tapi enggak menjamin kelakuan atau kepribadiannya sama.

Seperti Tiominar ini. Saya pikir, akan aman-aman saja, baik-baik tidak ada masalah dalam mendidik si bungsu ini. Kan sudah ahli mengasuh dan membesarkan dua kakaknya.

Ternyata…

Saat Taruli dan Kayla seumuran Tio, 10 tahun ini, mereka tidak sekritis adiknya. Pertumbuhan mereka (terutama fisik) berbeda dengan Tiominar.

Jujur, karena merasa sudah paham dengan perkembangan anak berusia 10 tahun, saya enggak terlalu memperhatikan secara detail tumbuh kembang Tio. Dan saya kaget dong, ketika anaknya numpang pakai baju di kamar, badannya sudah bukan badan anak-anak lagi. “Pantasan anaknya minta pakai miniset,” ucap saya dalam hati.

Saat kakak-kakaknya berusia 10 tahun, masih pakai kaos dalam saja. Masih lari-larian pakai kaos dan celana dalam saja saat di rumah. “Adik, kalau mandi harus bawa handuk ya, enggak boleh minta tolong diambilin. Enggak boleh lupa. Keluar kamar mandi, badannya harus ditutup. Enggak boleh lari-larian sambil telanjang!” Tegas saya saat melihat pertumbuhan badannya.

Pantasan anaknya selalu bertanya kapan dia haid. Pertanyaan yang sempat bikin kesal, karena dulu saat kakak-kakaknya seusia Tio, enggak ada pertanyaan seperti itu. Kedua kakaknya baru haid ketika di SMP, sama seperti saya dulu. Kakak-kakaknya mulai pakai miniset di sekolah menengah. Taruli malah baru SMA dan kuliah pakai bra.

Tio, begitu naik kelas 5 sudah minta pakai miniset. Katanya malu sama teman-temannya yang sudah pakai miniset. “Teman-temanku enggak pakai kaos dalam aja, mereka juga pakai miniset,” ceritanya sambil menyebutkan nama teman-temannya, yang saya ingat memang badannya lebih besar dari Tio.  Teman-teman yang disebut Tio juga sudah menstruasi. Bahkan ada beberapa temannya yang haid di usia 9 tahun, kelas 4 SD.

Karena teman-temannya sudah ada yang haid itulah, Tio merasa kalau dirinya pun sudah bisa haid. Tiap ada yang aneh di tubuhnya atau misalnya dia merasa ada sesuatu di celana dalam bekas dipakai, langsung ngomong, “Inna ini sepertinya tanda-tanda aku mau haid ya.”

Hadeeeh, capek ngejelasin kalau haid itu urusannya sama Yang Maha Kuasa. Kalau belum waktunya haid dan jadi anak gede, ya terimalah dengan ikhlas, enggak perlu buru-buru. Lagi pula, inna dan kakak-kakaknya saja haid di masa SMP kok. Kan secara genetik, Tio bisa juga baru SMP nanti haid.

Anak sekarang ya, amazing pertumbuhannya. Bikin orangtua merasa lebih cepat tua. Perasaan, belum kelar urusan sama anak-anak yang remaja, sudah bertambah urusan dengan yang pra remaja. Dan perbedaan tiap generasi tuh memang benar adanya. Jadi enggak bisa membanding-bandingkan zaman dua kakaknya (generasi millenial) dengan generasinya Tio, generasi Alpha.

Cerita Ramadhan Anak: Kapan Aku Haid?Padahal menurut saya, Tio dan Kayla (anak nomor dua) enggak jauh-jauh banget bedanya. Hanya 5 tahun. Sama-sama lahir di zaman teknologi informasi sudah canggih (walau memang lebih canggih teknologi zaman Tio sih). Tapi ya itu. Tio itu sudah paham dengan perbedaan laki-laki dan perempuan. Sudah enggak tabu ngomongin masalah seksual (karena di sekolah sejak kelas 4 SD sudah ada pendidikan seksual).

Lebih terang-terangan cerita tentang teman-temannya yang laki-laki yang ganteng dan disukai teman-teman perempuannya. Atau cerita tentang teman laki-lakinya di sekolah, yang suka godain dan tahu-tahu kirim WA, tanya apa yang Tio sukai (dan WA dibaca innanya, karena Tio enggak punya handphone, numpang WA sama inna).

Jadi mikir, tiap anak itu kan beda-beda ya meski orangtuanya sama. Tiap perjalanan tumbuh kembangnya pun berbeda-beda tiap generasinya. Berarti sebagai orangtua, harus seperti inikah?

  • Belajar terus tentang perkembangan anak balita ke anak usia sekolah, lalu masa pra remaja, remaja, dan masa menuju dewasa
  • Enggak boleh membanding-bandingkan anak, karena masa bertumbuhnya berbeda-beda. Beda generasi, beda pula jalan pikirannya.
  • Orangtua jangan takut memulai obrolan sensitif, masalah yang dulu (pada zaman kita) dianggap tabu. Dari pada anak cari informasi dari orang lain.
  • Harus rajin-rajin upgrade diri biar enggak ketinggalan informasi tentang perkembangan anak, terutama anak pra remaja dan remaja.
  • Buat yang masih punya anak balita, percayalah, urusan anak-anak di atas balita itu enggak lebih mudah dan lebih enak lho. Terutama masalah perubahan sikap anak yang rasanya pengen jedutin kepala ke bantal.

By the way, teman-teman yang baca postingan ini dan punya anak laki-laki, bagaimana tumbuh kembangnya, terutama masalah pubertas pra remaja? Ada yang seperti Tiominar juga kah, karena terpengaruh teman-teman sekolahnya, menurut saya, cepat banget pemikiran pra remajanya. Ada enggak yang anak laki-lakinya sudah enggak mau dianggap anak kecil lagi. Cerita dong… mana tahu bisa jadi cerita ramadhan yang berkesan.

 

24 Comments

  1. Momtraveler May 7, 2020
  2. Siti Nurjanah May 7, 2020
  3. Utie adnu May 6, 2020
  4. duniamasak May 6, 2020
  5. Alix Wijaya May 5, 2020
  6. Dani Ristyawati May 5, 2020
  7. Nanik Nara May 5, 2020
  8. Lia Yuliani May 5, 2020
  9. Novri - diarynovri- May 5, 2020
  10. Dyah ummu AuRa May 5, 2020
  11. Triani Retno May 5, 2020
    • Indah Julianti Sibarani May 5, 2020
  12. Ria Rochma May 5, 2020
  13. Muyassaroh May 5, 2020
    • Indah Julianti Sibarani May 5, 2020
  14. Ristin May 5, 2020
  15. Maria G May 5, 2020
  16. diane May 5, 2020
  17. Melina Sekarsari May 5, 2020
    • Indah Julianti Sibarani May 5, 2020
  18. Syamsiah May 5, 2020
  19. marlia yossie May 4, 2020
    • Indah Julianti Sibarani May 5, 2020

Leave a Reply